Hari ini adalah hari kepulangan prilly dan yang lainnya ke indonesia. Prilly menatap sun yang sedang menangis.
"Aku pasti kangen kalian".
"Heem sun heem" kata pia.
"Kita pamit ya" kata prilly.
"Hati hati" sun memeluk prilly erar begitupun dengan pia .
"Alay banget sih"
Prilly menoleh melihat siapa yang merusak suasana "Oh pantes auranya berubah bau ternyata ada bangke" kata prilly.
"Lo..."
"Sayang ayo" ali menarik fani sebelum bertengkar kembali dengan prilly sedangkan prilly hanya memutar bola matanya ketika melihat ali mengedipkan matanya.
Pia menatap prilly penuh selidik "lo ada hubungan sama ali? Lo jadi selingkuhan pril?" tanya pia.
"Ngga, gue cuma mau ngambil apa yang pernah jadi milik gue" kata prilly santai.
Pia menepuk pundak prilly kencang "BAGUS NYET PEPET TEROS"
"kalian ngomongin apasih?" tanya sun tak mengerti.
"Anak kecil diem" kata pia.
"Kita pamit ya sun" kata prilly sekali lagi
"Iya hati hati"
Prilly dan pia duduk berdampingan sedangkan didepan mereka ada ali dan fani.
"Pril pundak gue jamuran nih lo senderin mulu" kata pia menyindir fani.
Fani menoleh "MAKSUD LO APA.."
"Lo ngebacot lagi gue lempar lu yak" kata prilly santai.
Fani menutup mulutnya rapat rapat bukan karna takut hanya saja dia akan mengadu pada daddy nya agar dia yang memberi prilly pelajaran.
Mereka sampai di bandara fani dijemput ibunya, ali dijemput ayahnya, clara dijemput kedua orang tuanya, prilly dan pia? Mereka kan hanya berdua.
"Gimana kabar kamu?" tanya arvan (ayah ali).
"Baik" jawab ali singkat.
"Halo om aku fani pacar ali" katanya dengan senyum malu malu.
"Fani ayo pulang sayang" kata alexa.
"Bentar dulu mah kenalin ini ali pacar aku" kata fani.
"Ar..van" kata alexa terbata bata.
"Hai lexa" kata arvan.
"Mama kennal?" tanya fani.
"Dia temen sma mama" kata alexa.
"Yaudah sayang aku duluan ya" kata fani ali hanya mengangguk.
"Om duluan" kata fani setelah fani menjauh ali menarik prilly yang masih berdiri tidak jauh darinya.
"Pa ini pilihan ali" kata ali to the poin.
Pia menganga tak percaya "gila pacarnya sok akrap selingkuhan diakrapin.
Arvan menatap prilly lama, wajah prilly mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang sngat dicintainya, seseorang yang membuatnya harus mempertaruhkan kebahagiaan putranya demi balas dendam.
"Prilly om" kata prilly mencium tangan arvan.
Arvan mengelus lembut kepala prilly "pilihanmu tepat ali" kata arvan tersenyum kecil kemudian berbalik.
"....sama seperti papa yang mencintainya" lanjut batinnya.
Ali masih tak percaya dengan apa yang dia lihat "aku gak percaya papa bisa selembut itu"
Prilly mengerutkan keningnya bingung "dia ga pernah senyum?" tanya prilly.
"Datar" kata ali.
"Kamu mau..."
"Kamu pulang sama papa kamu aja, aku sama pia mau pergi ke suatu tempat dulu" kata prilly.
"Hati hati" kata ali namun sebelum pergi pria itu masih sempat sempatnya mencium pipi prilly.
"Gila gue dijadiin nyamuk" kata pia.
"Takdir"
"Setan"
"Kita mau kemana pril?" tanya pia.
"Ketempat dimana kita bakal tinggal tapi gue mohon setelah ini lo jangan benci gue" kata prilly.
Setelah memberhentikan taxi kedua nya duduk dengan tenang setelah setengah jam mereka sampai didepan rumah mewah bukan bukan bahkan sangat mewan.
"Pril kita mau ngapain kesini?" tanya pia.
"Jadi babu" kata prilly asal.
"Anying serius lu?!" pekik pia.
Prilly tak menghiraukan perkataan pia namun kakinya melangkah pelan kearah rumah mewah itu.
"Non prilly?" kata pak joko satpam dirumah itu.
Pia masih bungkam.
"Kakek ada?" tanya prilly.
Pak joko mengangguk mempersilahkan nona mudanya masuk, para pelayan yang sedang bekerja berteriak senang ketika mendengar nona mudanya kembali.
"Prill"
Prilly menatap pria tua didepannya dengan pandangan datar "gak kangen kakek?" tanyanya.
"Kangen" prilly langsung memeluk kakek nya.
"Duduk dulu" kata opa prilly mengajak pia juga.
"Kamu mau tinggal sama kakek lagi?"
"Emang aku harus tinggal dimana? Rumah udah ancur dibakar sama setan satu itu" kata prilly pandangannya berubah tajam.
Saat ini prilly berada dirumah keluarga albert rumah ayah nya tidak mungkin prilly datang kerumah ibu nya kan? Bagaimana dia bisa tinggal dengan pembunuh ibunya dan pembela pembunuh itu.
"Balaskan nak"
Prilly menoleh "tentu saja aku bukan orang pemaaf kakek tau itu" kata prilly santai.
Sedangkan pia hanya bungkam dia benar benar bingung saat ini.
"Kabar daddy gimana?" tanya prilly.
"Kakek tidak tau..dia benar benar menghilang"
"Ini semua gara gara laki laki sialan itu hiks kenapa_ hiks dia gak mati aja kek?"
Albert memeluk prilly erat. Sebenarnya dia bisa saja menghancurkan keluarga abiyyu itu dia bisa menghancurkan perusahaan yang masih berada dibawahnya itu. Tapi mau bagaimanapun mereka tetap keluarga dari menantunya.
"Kita balaskan nak" kata albert.
Prilly melepaskan pelukannya kemudian menghapus airmatanya "oh iya sampe lupa, ini pia kek sahabat prilly"
"Pia tuan_"
"Panggil kakek saja"
"Iya kek"
"Dona" teriak albert.
"Iya tuan"
"Antar dia ke kamar disamping nona mudamu"kata albert.
"Apa rencanamu nak?" tanya albert setelah pia berlalu.
"Menghancurkan mereka"
"Lakukan" kata albert

KAMU SEDANG MEMBACA
FALL IN LOVE ( Completed )
Короткий рассказCover by @devaokta "Prilly salah apa sama kakak" teriak seorang gadis dengan tangisnya. "gak ada" "kita pacaran tapi kakak gak pernah ngakuin prilly" katanya lagi. "lo gak bakal ngerti" "Prilly ngerti kak. prilly tau kakak lakuin itu supaya bisa pac...