CHAPTER 4

6.3K 594 55
                                        

Prilly memandang ali yang baru keluar dari mobilnya dan jangan lupakan fani juga.

"Udah jangan diliatin ntar nyessek"

"Kapan ya prilly digituin sama kak ali" gumam prilly.

"Pril"

"Hmm"

"Lo sayang gak sama gue?" tanya pia.

"Sayang lah"

"Putusin kak ali"

"Hah kenapa?"

"Lo gak sadar selama ini dia cuma nyakitin elo gue yang jadi sahabat lo aja gak tahan pril, pliss lo harus tegas kalo ngga lo bakal dinjek injek sama dia" jelas pia.

"Hah? Serius kak ali bakal nginjek prilly?"

"Iyalah"

"Nanti prilly luka dong"

Pia memandang prilly datar "BUKAN NGINJEK TUBUH LO TAPI HARGA DIRI LO" teriak pia kessal.

"Emang harga diri bisa diinjek?" tanya prilly polos.

"Au ah pril"

"Prilly bakal minta putus kalo udah gak kuat" kata prilly lirih membuat pia langsung menatapnya.

"Jangan takut ada gue disisi lo, lo gak butuh cowok gak tau diri kayak kak ali" kata pia membuat prilly menganggukkan kepalanya.

"WOY WOY KAK ALI NEMBAK KAK FANI DILAPANGAN" teriakan salah satu siswa disana membuat prilly menegang.

"Pi_"

"Kita liat biar lo sadar" kata pia kemudian menarik prilly menuju lapangan.

Disana sudah banyaj siswa siswi yang berkumpul. Dilapangan yang biasanya dijadikan tempat anak anak bermain basket kini penuh dengan balon dan bunga. Kenapa ali bisa seromantis ini sedangkan pada prilly tidak?

"Aku bukan cowok yang romantis aku juga gak tau gimana caranya nunjukin perasaan aku ke kamu jadi will you be mine?"

Fani menunduk malu lalu perlahan mengangguk. "Jangan malu malu sayang" kata ali sambil menarik dagu fani sehingga gadis itu mendongak lalu ali mencium kening fani disambut riuhnya murid murid lainnya.

Prilly memejamkan matanya yang kini memanas tak taukah ali bahwa saat dia disana bisa tersenyum puas disisi lain ada hati yang sudah dia lukai? Perlahan prilly melangkah pergi dari sana.

Pia memandang prilly nanar kemudian dia melangkah mendekati ali dan fani.

BUGH

BUGH

BUGH

"LO APAAN APAAN SIH" teriak fani pada pia yang dengan lancangnya memberi tiga bogeman pada ali.

Pia terkekeh kemudian memandang ali remeh "gue pastiin kali ini lo bakal kehilangan dia bahkan buat mandang dia aja lo gak bakal bisa" bisik pia pada ali kemudian pergi dari sana.

"DASAR CEWEK GILA" teriak fani namun hanya dibalas salaman jari tengan oleh pia.

"Kamu gapapa?" tanya fani.

"Gapapa kok sayang"

Sedangkan ditaman prilly hanya menatap kosong sekelilingnya.

"Nangis kalo mau nangis" kata pia.

"Prilly gak mau nangis karna gak ada gunanya juga kan prilly nangisin dia" gumam prilly.

"Jangan lemah! Lo boleh keluarin air mata itu sekarang tapi jangan pernah nangis lagi" ucap pia membuat air mata yang prilly tahan sedari tadi mengalir begitu saja.

"Prilly salah apa sama dia pia hiks kenapa dia kayak gini hiks"

"Karna dia terlalu murah buat berdampingan sama lo"

"Jangan nangis"

"Tunjukin sama dia kalo dia cuma sampah yang lo kasianin"

Prilly menghapus air matanya kemudian bangkit dari duduknya.

"Pril lo mau kemana?"

"Ngebuang semua masalah yang slama aku pikul"katanya kemudian berlalum

"Woy" panggil prilly membuat ali dan teman temannya menoleh.

"Wah ada bu bos simpenan nih"

"Culun sih"

"Goblok itu mah"

Begitulah celetukan teman teman ali yang memandangnya rendah.

"Kenapa? Mau minta putus?" tanya ali memandang prilly remeh ali yakin prilly tak akan memutuskannya.

"Gak kok gue cuma mau buang sampah yang seharusnya dari lama gue buang" kata prilly membuat ali dan teman temannya kaget ini adalah pertama kalinya prilly menggunakan kata lo-gue.

"Sampah?"tanya ali setenang mungkin.

" iya, lo sampahnya harusnya dari dulu gue tuh gak nerima elo ck ck ck goblok banget sih gue. Jadi mulai sekarang kita putus"kata prilly kemudian pergi tanpa mendengar jawaban ali.

"Itu beneran prilly?" tanya ali.

"Gue gak nyangka sakit hati bisa bikin dia kayak gitu"

"Halah paling ntar lagi dia bakal minta balik"

    
                                   ***

"Pril?"

"Apa?"

"Lo beneran prilly kan?" tanya pia. Bukan apa apa prilly yang ada didepannya ini benar pun tampak beda.

"Gue hantunya, udah ah kantin yuk"

"Gue?"

"Bacot ayok" kata prilly.

Pia dan prilly bergandengan menuju kantin tapi yang membuat murid murid lainnya menatap aneh adalah prilly yang biasanya menunduk kini berjalan dengan dagu terangkat angkuh, rambut yang biasanya dikuncir dua itu kini tergerai membuatnya menjadi tampak lebih cantik.

Disudut sana ali memandang prilly heran "li kamu liatin apasih"

"Ngga kok sayang"

"HEH LO JANGAN SOK CANTIK YA DASAR MISKIN" bentak seorang siswi pada prilly membuat mereka menjadi pusat perhatian. Saat pia ingin membela prilly prilly sudah menjawabnya terlebih dahulu.

"Gue emang cantik kok walau gue miskin, emang elo kaya tapi bulukan" kata prilly santai membuat siswa siswi lainnya bertambah heran.

Pia memandang prilly heran kenapa prilly yang ada didepannya ini tidak seperti prilly yang biasanya.

"Lo_" tangan gadis itu sudah terangkat ingin menampar prilly namun sebelum itu prilly lebih dulu menangkapnya dan menampar balik gadis itu.

"dont touch me bicth" kata prilly kemudian berlalu diikuti pia.

"Lo siapa?"

"Gue prilly"

"Gak lo bukan prilly"

"Ini prilly pia" katanya.

"Tapi_"

"Pia nanya kenapa prilly seberani itu? Sekarang prilly sadar saat prilly lemah semua orang seakan mau memperbudak tapi sekarang gak lagi prilly yang lemah udah hilang" katanya sambil tersenyum manis.

"Anugrah dari mana nih"

"Bukan anugrah aku cuma mau ngebuat sedikit perubahan" kata prilly.

"Gue suka lo yang ini" gumam pia.

Sebenernya cerita ini gak mau dilanjut tapi ngeliat gimana antusiasnya kalian yaudah lah :)

FALL IN LOVE ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang