13. Goddess

3.3K 424 56
                                    

Jika pernikahan adalah hal yang selalu didambakan sebagian banyak orang. Dan selalu dikaitkan dengan menjadi akhir bahagia hubungan cinta seseorang, bagi Jimin tak seperti itu. Pernikahannya hari ini terasa begitu berat, terasa menyedihkan dimana dia dengan terpaksa mengucapkan janji yang bahkan tidak ingin dia ucapkan. Bersanding dengan seorang wanita yang bahkan melihatnya saja tidak ingin.

Pernikahan ini membuat hatinya semakin berat dengan gadisnya yang harus dia tinggalkan, gadis yang ia sukai. Tidak, lebih tepatnya gadis yang dia cintai. Kira-kira begitu perasaannya pada Irene. Wanita itu sudah mengisi hari-harinya selama ini, membuatnya berubah menjadi Jimin yang saat ini. Jimin yang tidak lagi bermain-main dengan wanita.

Sedari tadi Jimin terus melihat ke segala penjuru tempat acara, mencari wanita yang dia harapkan tidak menepati janjinya. Janji untuk membawa pria yang berhasil membuat Jimin tenggelam dalam rasa cemburu. Hatinya berkata ingin melihat Irene, rindu karena tidak bertemu dengannya sejak pertengkaran waktu itu. Tidak benar-benar tidak bertemu, hanya saja Irene selalu menghindarinya bahkan ketika di kantor. Memperlakukannya secara formal selayaknya atasan yang memang
seharusnya seperti itu. Tapi, di sisi lain juga tidak ingin Irene datang  ke sana, Takut membuatnya kembali merasakan kecewa.

"Jimin, ikut aku!" Satu tarikan pada lengan Jimin membuatnya ikut terseret ke dalam ruangan dimana pengantin wanitanya yang sudah sah menjadi istrinya beberapa jam lalu berada.

"Ayo berfoto bersama." Jennie yang tadi menarik tangannya segera mendorong Jimin berdiri di samping Seulgi. Dengan dirinya dan juga satu temannya lagi berdiri di samping yang berbeda dengan pengantin yang berada di tengah.

Semuanya tersenyum saat kilatan kamera di depan menyala, terkecuali Jimin yang tetap memasang wajah datar di sana.

"Taehyung dimana?" tanya Jimin pada Jennie yang sudah bersalaman dan juga memeluk Seulgi, berniat berpamitan untuk keluar menikmati makanan yang tersedia di luar sana.

"Ah Taehyung, dia bilang harus menemui temannya dulu, ada kepentingan katanya. Mungkin sebentar lagi dia akan kemari. Aku keluar dulu, ya." Jennie segera berlalu pergi dari ruangan itu bersama temannya, meninggalkan Jimin dengan Seulgi yang hening tak saling mengucapkan kata apa pun.

Jauh dari acara pernikahan Jimin dan juga Seulgi yang sedang berlangsung, seorang wanita itu lebih memilih duduk di antara angin yang berhembus menghempas apa pun. Berharap kekacauan yang berada di pikirannya ikut terbawa bersama hembusan angin yang berlalu, menbawanya jauh melewati dunia hingga keluar angkasa jika perlu.

Halter dress berwarna putih dengan panjang beberapa centi di atas lutut, juga memperlihatkan punggungnya yang terlihat indah jika dipandang itu tengah dia kenakan saat ini. Dia sudah bersiap, menghadiri pernikahan pria yang bahkan rasanya tak ingin dia sebutkan.

Namun, sayangnya selama di perjalanan dirinya malah meragu, hingga memutuskan untuk berhenti di tengah perjalanan. Berakhir dengan duduk pada salah satu kursi kosong di sungai Han, dimana beberapa orang memperhatikannya dengan aneh, mungkin? Mengenakan dress seperti itu di sana, dengan angin malam yang berhembus. Tidak peduli jika orang-orang menganggapnya bodoh atau gila.

"Apa tuhan sedang marah sampai mengusir salah satu dewinya dari surga? Ya tuhan, terima kasih karena seorang dewi diturunkan ke dunia ini. Kalau Alien dengan ufo-nya yang diturunkan bisa-bisa dunia ketakutan!"

Irene menoleh, mendengar suara yang dia kenali berkata hal yang tidak dia mengerti, yang tiba-tiba juga mengambil tempat untuk duduk di sampingnya. Matanya membulat tak percaya, jika yang dilihatnya ini memang pria yang dikenalnya. Ya, sebenarnya dari suaranya saja memang sudah jelas jika itu dia, hanya saja dengan melihatnya juga berhasil membuatnya terkejut. Bagaimana bisa pria ini menemukam keberadaannya? Entah kebetulan atau memang sengaja mencari dan melacaknya. 

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang