Setelah hubungannya dengan Taehyung terungkap. Diketahui oleh orang lain, tidak berarti membuat semuanya selesai begitu saja tanpa ada masalah. Sejauh ini memang tak ada masalah yang benar-benar berat, dan berharap semoga saja jangan sampai ada masalah lain. Hanya sekedar Jennie yang menghindarinya, atau pun Jimin yang masih tidak bisa menerima apa yang Irene lakukan dengan Taehyung.
Namun, setidaknya ada Seulgi yang bisa mendekati Jimin, membantu Irene dan Taehyung untuk kembali dekat dengan Jimin.
Suasana ruangan yang biasanya terisi dengan candaan atau gurauan-gurauan kecil beberapa minggu ini kini telah terasa sunyi, bagaikan ada tembok besar yang menghalangi kedua orang yang menjabat sebagai CEO di sana.
Satu ketukan pintu yang hanya terdengar saat ini, dilanjutkan dengan pintu yang terbuka menampakan seorang wanita yang menjadi alasan terciptanya sebuah tembok besar di antara mereka.Sebuah surat disodorkan pada Jimin yang mendadak berhenti berfokus pada berkas-berkas pekerjaan miliknya. Membaca sebuah surat dalam amplop yang baru saja Irene berikan padanya.
"Apa maksudnya? Jangan lari dari pekerjaan karena masalah pribadi kita." Jimin memasukan kembali suratnya pada amplop. Melemparkannya ke ujung meja dimana Irene tengah berdiri di hadapannya.
Kata-kata yang Jimin katakan membuat Taehyung menoleh dengan cepat pada keduanya. Ikut terkejut dengan apa yang Irene lakukan. Melihat pada surat yang Jimin lemparkan dan mengerti jelas apa isi suratnya.
"Tidak. Aku tidak mengundurkan diri karena masalah itu. Hanya saja, ada alasan lain." Irene menautkan kedua tangannya. Merasa gugup. "Maaf jika kau menganggapku melarikan diri. Tapi bukan seperti itu, ada hal lain yang tidak bisa aku jelaskan padamu."
Jimin menyandarkan tubuhnya pada kursi, menatap pada Irene yang sudah menundukkan kepalanya. Menghindari tatapan yang Jimin berikan.
"Baiklah, itu hak mu. Tapi, kau tidak bisa langsung berhenti begitu saja. Kau boleh berhenti jika aku sudah menemukan sekertaris baru," ucap Jimin kemudian.
Irene mengangguk paham. "Akan aku buat pengumuman untuk pencarian sekertaris baru untukmu dan juga sekalian untuk Taehyung. Akan kupastikan yang terpilih akan lebih baik dariku. Kalau begitu, aku permisi."
Irene berbalik, melangkahkan kakinya untuk keluar. Tak lama setelah Irene keluar dari ruangan itu Taehyung bangkit dari duduknya. Berjalan cepat mengikuti Irene untuk keluar dari ruangannya.
"Ikut aku!" Taehyung langsung menyambar tangan Irene yang hendak menuju kursinya. Menarik tangan wanitanya untuk berjalan mencari tempat yang sepi, berniat bicara empat mata dengan Irene.
Lantas Irene juga hanya bisa mengikuti kemana Taehyung membawanya, sampai pada akhirnya keduanya berhenti di sebuah ruang meeting yang memang sedang tak terpakai. Tak ada satu orang pun di sana, membuat Taehyung segera menutup pintunya setelah masuk dan menguncinya.
"Ada apa, Tae?" Irene duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Menatap Taehyung yang terlihat seperti sedang menahan kekesalan. Mungkin?
Taehyung menarik satu kursi dan menyimpannya di samping Irene. Dia duduk di sana dan memutar kursi Irene hingga mereka saling berhadapan satu sama lain.
"Apa maksudmu? Kenapa tidak bicarakan padaku?" tanya Taehyung kemudian. Terlihat begitu mendominasi.
Irene mengerti maksud dari apa yang Taehyung bahas. Membuatnya meraih tangan Taehyung dan memegangnya. "Aku sudah merencanakan ini dari lama. Jadi tidak usah khawatirkan itu."
"Bae, tapi apa tidak bisa bicarakan denganku? Apa sesulit itu untuk bicara padaku? Setidaknya katakan dulu padaku!" Taehyung menggenggam kedua tangan Irene. Alisnya tertaut, menatap pada Irene yang sudah menunjukan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA
FanfictionTidak ada yang sempurna di dunia ini, itu adalah kalimat yang benar adanya. Jika menurut orang lain seorang Choi Taehyung sangat sempurna, justru pada faktanya tidak sesempurna itu. Apalagi jika mengingat tentang kisah cintanya, cintanya yang menjad...