Irene masih terbaring di ranjang rumah sakit, dengan Taehyung yang duduk tepat di kursi yang berada di sampingnya. Tangan pria itu terus-menerus menggenggam tangan Irene, sama sekali tak berniat melepaskannya walaupun akan merasakan kesemutan pada tangannya.
Matanya juga tak lepas menatap pada wanitanya yang sedang memejamkan matan. Mungkin terlalu lelah akibat menangis tadi atau reaksi obat yang sebelumnya dia minum. Dan jika diperhatikan, wajahnya memang lebih tirus dari biasanya, membuat Taehyung merasa bersalah karena membiarkan sang wanita menghadapi semuanya sendiri.
Suara pintu yang terbuka membuat Taehyung menoleh melihat siapa yang datang. Di mana di sana, matanya lantas menangkap seorang pria tinggi berwajah kecil. Pria yang berjalan menghampirinya, lebih tepatnya mungkin menghampiri Irene yang berada di hadapannya.
"Siapa kau?" Tanyanya pada Taehyung yang tengah menatapnya penuh tanya.
"Aku calon suaminya," jawab Taehyung tenang.
Jawaban yang Taehyung berikan membuat Jinyoung tersenyum remeh. "Jangan mengaku-ngaku, aku suami Kak Irene. Ah, Maksudku Irene."
Taehyung membaca sebuah id card yang Jinyoung kenakan. Dan terkekeh setelahnya. Membuat Jinyoung mendengus kesal. "Aku serius. Aku suaminya. Jangan mengganggu dia lagi! Aku sedang serius. Tidak bercanda, jangan tertawa!" Jinyoung memajukan bibirnya, kesal melihat Taehyung yang masih terkekeh di sana.
"Jinyoung. Kau adik Irene. Dan aku, perkenalkan. Aku Taehyung, calon kakak iparmu." Taehyung mengulurkan tangannya pada Jinyoung, sekalipun Jinyoung sama sekali tak berniat untuk menjabat tangannya di sana.
"B-bagaimana kau tahu?"
Taehyung menarik kembali tangannya, menunjuk id card yang menggantung di leher Jinyoung dengan matanya. Dan mengangkat bahunya, dengan senyuman yang terukir pada bibirnya. Menunjukan kemenangan atas Jinyoung.
"Bodoh. Aku lupa tadi tidak melepasnya."
Jinyoung segera melepasnya. Kembali mendengus kesal, bisa-bisanya dia lupa karena terburu-buru setelah Seulgi menghubunginya. Padahal dia sudah bersiap menuju kampusnya yang sedang mengadakan acara dimana dia yang menjadi panitia.
Irene membuka matanya, membuat kedua pria yang berada di samping kiri dan kanannya menoleh padanya. Memberikan senyuman yang dibalas oleh Irene.
"Jinyoung, kau datang?"
"Kak, tidak apa-apa kan? Aku khawatir sekali ketika Kak Seulgi menelponku."
"Tidak apa-apa. Sudah tidak apa-apa sekarang." Irene tersenyum, berusaha untuk duduk membuat dua pria itu membantunya. "Tae, sudah berkenalan dengannya? Dia adikku."
Taehyung mengangguk. "Dia sudah memperkenalkan dirinya dengan sangat baik." Taehyung kembali meledek Jinyoung, membuat pria Bae itu mendecih. "Ah benar, ada yang mau aku tanyakan padamu. Sebentar." Taehyung mengeluarkan ponselnya, membuka foto yang akan dia tunjukan pada Irene.
"Aku mendapatkannya dari Yunki, dan katanya dia juga mendapatkannya dari Jennie. Aku tahu kau di sini juga darinya. Itu, pria yang bersamamu. Siapa?" Taehyung memberikan ponselnya pada Irene. Membuat Irene melihatnya dengan Jinyoung ikut mengintip ingin melihat.
"Itu suaminya Kak Irene!" Seru Jinyoung cepat.
"Jinyoung. Jangan bicara sembarangan!" Irene melihat pada Jinyoung yang sudah tak berani menatap kakaknya.
Sementraa Taehyung kini telah menatap Irene, menaikan satu alisnya seakan kembali bertanya. Tidak percaya akan ucapan Jinyoung, tetapi takut juga jika bisa saja memang orang yang dekat dengan Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA
FanfictionTidak ada yang sempurna di dunia ini, itu adalah kalimat yang benar adanya. Jika menurut orang lain seorang Choi Taehyung sangat sempurna, justru pada faktanya tidak sesempurna itu. Apalagi jika mengingat tentang kisah cintanya, cintanya yang menjad...