10.Play the games

4.1K 428 47
                                    

Malam sudah akan tiba, tetapi suasana di tempat itu malah terasa semakin antusias. Dengan permainan yang siap dimulai, satu botol bir kosong sudah disiapkan untuk menunjuk siapa yang akan mendapatkan tantangan dalam permainan ini.

Keenam orang itu juga sudah duduk dengan pasangan masing-masing untuk melakukan permainannya. Duduk saling berdampingan, seolah sudah bersiap untuk menerima tantangan apapun dari satu sama lainnya.

"Ada peraturan?" tanya Yunki yang tengah duduk dengan santai, menyandar pada kursi yang sedang dia duduki.

"Oh ayolah, aturannya hanya harus melakukan tantangan yang diberikan dan wajib, tidak boleh menolak. Cukup itu, jangan tambahkan aturan lain, tidak akan seru kalau begitu." Taehyung menyuarakan jawabannya atas pertanyaan Yunki.

"Setuju!" Irene tersenyum dan menunjuk Taehyung, memperlihatkan bagaimana dia menyetujui apa yang pria itu katakan barusan.

"Bukankah lebih baik Truth or Dare saja?" Seulgi memberi saran. Rasanya Dare or Dare ini menegangkan sekali untuknya. Perasaannya tak enak.

Irene menggelengkan kepalanya kemudian, tidak setuju dengan saran yang Seulgi berikan. "Tidak terlalu seru. Lebih baik yang menantang, Dare or Dare."

Yunki, Jennie, dan Taehyung mengangguk. Sedangkan Jimin malah kehilangan fokusnya atas aps yang sedang mereka bicarakan. Dia malah terlihat tak suka pada Irene dan Yunki di depannya.

Cemburu? Tentu saja!

"Baiklah, aku yang mulai pertama," ucap Taehyung.

Taehyung juga lantas memegang botol tersebut, melihat bergantian pada semua yang berada di sana sebelum akhirnya memutar botol itu. Putaran yang membuat mereka semua menunggu dengan gugup akan menunjuk siapa botol itu ketika berhenti. Beberapa di antaranya bahkan berharap tak berhenti menunjuk padanya. Masih tak terlalu siap.

Helaan nafas berat di antara sorakan tawa terdengar ketika botol itu berhenti dan menunjuk di antara dua orang. Menunjukan siapa yang terpilih untuk diberikan tantangan dari Taehyung dan Jennie untuk dilakukan. Dan botol itu tepat berhenti untuk menunjuk ke arah  Jimin dan Seulgi, seakan ingin memberikan pelajaran karena dua orang itu yang tampak tak terlalu berantusias untuk memainkan permainan ini.

"Oke! Apa ya yang harus mereka lakukan?" Jennie menoleh pada Taehyung lalu memasang raut wajah seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Tempelkan dahi selama 30 detik tanpa memejamkan mata. Lalu cium pipi bergantian," ujar Taehyung mendahului Jennie sebelum gadis itu mengatakan apapun lagi.

Jimin terlihat tak suka, menatap tajam Taehyung lalu melihat ke arah Irene. Seakan meminta pertolongan. Sayangnya, Irene hanya mengangkat bahunya dan lantas berucap, "Lakukan saja."

Seperti mendapat dorongan akan sikap Irene yang seperti sengaja, Jimin segera menarik bahu Seulgi. Menempelkan dahinya dan menatap tajam pada Seulgi. Berbeda dengan Seulgi yang berusaha menghindari tatapan Jimin dengan wajah yang mulai memerah. Sedangkan, Taehyung menghitung dengan waktunya. Sampai pada akhirnya hitungan selesai dan Jimin mengecup pipi Seulgi yang terdiam dengan wajah yang semakin memerah.

Semuanya bersorak, tak terkecuali dengan Irene.

"Seulgi. Giliran mu!" Irene berkata sambil mengambil botol soju dan menuangkan pada gelasnya sendiri.
Lalu meneguknya dengan perlahan.

"Oh ayolah, jangan diam saja. Kau malu? Jangan-jangan kau su—"

Seulgi bergerak mengecup pipi Jimin dengan cepat, membuat Irene menghentikan perkataannya dan tersenyum miring.

"Giliranku!" Jimin yang kini meraih botol, memutarnya dengan cepat searah jarum jam. Dan semuanya kembali menunggu pada siapa kali ini botol menunjuk.

"Kak Irene dan kak Yunki. Wah, kapan menunjuk padaku dan kak Taehyung, ya?" Jennie mengerucutkan bibirnya setelah melihat botol menunjuk pada Irene. Menandakan jika Irene dan Yunki yang kali ini terpilih. Bukan dia.

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang