4. Kiss

5.1K 493 45
                                    

Vote dan komentarnya yuk. Ayo komemtar yang banyaaaak! Biar aku semangat.

__

Irene selesai dengan acara berbelanjanya, dua kantung tas belanja sudah terisi penuh dan menggantung di tangan Taehyung. Ya, pria itu masih tetap kekeuh menemani Irene berbelanja dengan alasan jika ada hal yang harus dia beli juga di sana, padahal yang dibelinya hanyalah satu botol minum dan roti lapis. Tetapi bersikeras mengatakan banyak hal yang harus dia beli, sampai pada akhirnya Irene selesai dengan beberapa barang yang dibelinya.

"Dimana rumahmu?" tanya Taehyung yang kini sudah berada dalam mobil bersama Irene di sampingnya, berniat mengantar wanita itu hingga ke rumahnya.

"Tidak perlu sampai rumah, Tae. Nanti turunkan aku di halte bus saja. Dan lagipula bukankah seharusnya kau kembali ke sana? Kau bilang kalian sedang melakukan pertemuan untuk urusan bisnis yang kalian lakukan," jawab Irene.

Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya. "Ya, memang. Tapi sudah terlanjur, jadi kurasa Jimin bisa mengurusnya sendiri di sana. Aku akan mempercayakan semuanya pada Jimin. Lagipula ini sudah malam, kurasa akan lama jika menunggu bus untukmu, Irene. Jimin akan memarahiku kalau membiarkanmu sendiri."

"Tidak usah. Aku juga tidak akan langsung pulang, ada tempat yang harus aku kunjungi."

"Tetap akan ku antar. Katakan saja kemana," ucap Taehyung bersikeras.

Irene menyerah, membiarkan Taehyung untuk mengantarnya. Lagipula tumpangan gratis tidak buruk juga. Hitung-hitung menghemat uang walaupun tidak perlu menghemat sebenarnya.

"Masuklah, kau juga belum makan kan sejak tadi, bukan? Biar aku buatkan makanan untukmu. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantarkanku." Irene memasuki sebuah rumah dan mempersilahkan Taehyung untuk ikut masuk. Membuat pria itu ikut tersenyum dan mengikuti Irene untuk masuk kedalam dan melihat sekeliling isi rumah yang ia masuki.

"Ya, terima kasih. Jadi, rumah siapa ini?" Taehyung kembali mengikuti Irene yang berjalan menuju dapur, membantu Irene membawa belanjaannya.

"Adikku," jawab Irene singkat.

"Lalu, adikmu? Dimana dia?" Taehyung meletakan kantung belanja itu di atas meja dapur. Sebelum akhirnya duduk di sebuah kursi dan menatap Irene.

"Masih di rumah temannya. sekitar dua atau tiga jam lagi mungkin dia akan pulang. Dia menyuruhku kemari lebih dulu." Irene mengangkat rambutnya keatas, menyisirnya menggunakan jari dan mengikat rambut itu ke atas. Membuat sepasang mata yang tengah menatapnya lagi-lagi tersenyum, seperti melihat pemandangan yang menakjubkan.

"Irene?" Taehyung memanggil Irene dengan suaranya yang rendah. Membuat Irene menoleh dan mengangkat alisnya menanggapi panggilan pria yang tengah duduk di depannya.
"Apa kau tidak takut membawa ku kemari? Maksudku, kita baru saja kenal. Tidak takut sesuatu terjadi?" Lanjut Taehyung menatap semakin intens pada Irene yang kini malah melemparkan senyum.

Respon yang tidak Taehyung duga di sana.

"Kau kekasih Jennie dan juga teman Jimin, jadi apa yang harus dikhawatirkan?" Irene melihat isi kantung belanjaannya. "Ramen saja tidak apa-apa? Kurasa kalau memasak yang lain akan butuh waktu lama."

Taehyung mengangguk dengan mata yang tetap menatap pada Irene. "Bagaimana kalau kau salah? Aku mungkin saja tidak sebaik yang kau pikirkan."

Irene mengambil dua bungkus ramen, mengambil sebuah panci kecil dan mengisinya dengan air. "Memangnya kau kira aku berpikir kau pria yang baik? Asal kau tahu saja, aku tidak pernah berpikir tentang itu." Irene terkekeh sembari meletakannya pada kompor dan menyalakannya.

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang