Pagi hari yang paling sempurna bagi Taehyung selama hidupnya adalah hari ini. Pagi saat dia sudah disuguhi pemandangan luar biasa di mana wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya itu baru saja keluar dari kamar mandi. Wanita yang kini hanya mengenakan handuk dengan perutnya yang terlihat besar, terlihat menggemaskan. Membuat snyuman lebar Taehyung berkembang jika mengingat ada bayinya di dalam sana.
Tidak menyangka jika rasanya akan semembahagiakan ini. Kembali menyesal pernah mengatakan tak menginginkannya, saat dia menyadari rasa bahagia yang ia dapatkan. Terlebih Irene yang menjadi ibu dari calon anaknya itu. Wanita yang dicintainya.
"Tae, Jangan memandangku terus seperti itu. Cepat mandi, dan nanti kita belanja bahan makanan. Kulkasmu kosong tak ada apapun sama sekali selain bir kaleng dan air putih." Irene membuka lemari. Mengambil baju yang akan dia kenakan hari ini.
"Kan aku tidak bisa memasak. Jadi Buat apa ada bahan makanan di kulkas." Taehyung menunjukan cengiran kotaknya. Membuat Irene menghelengkan kepala.
"Mau kemana?" tanya Taehyung saat melihat Irene yang berjalan membawa baju yang bahkan belum dipakainya. Membuat Taehyung berdiri dari ranjangnya dan berjalan menghampiri Irene yang sudah berhenti untuk menjawab pertanyaan Taehyung.
"Memakai baju." Irene mengangkat baju yang ia pegang. Menunjukannya pada Taehyung.
"Kenapa tidak disini saja hm?" Taehyung mendekat pada Irene. Berdiri di belakang Irene dan memegang bahunya.
Irene menggeleng. "Ada kau."
"Hm? Memangnya kenapa kalau ada aku? Aku bahkan sudah lihat semuanya. Ah benar juga tapi, aku belum melihat anakku."
Taehyung mengecupi punggung belakang Irene. Menghirup aroma khas yang menyeruak dari tubuh Irene. "Jadi, bolehkah aku menjenguk bayi kecil ku?" Bisik Taehyung tepat pada telinga Irene.
Irene membalikkan tubuhnya. Menghadap Taehyung dan mendekatkan bibirnya pada telinga Taehyung. "Tidak!" Lalu tersenyum lebar setelahnya.
"Kenapa? Aku pernah membaca di internet, atau mendengar dari orang lain boleh kok melakukannya. Selama bermain dengan lembut. Tidak akan menyakitimu atau bayi kita," protes Taehyung sembari memajukan bibirnya.
"Ya memang boleh. Tapi kalau aku dan kau tidak. Kau ingat bukan aku pernah mengatakan kalau aku pernah mengalami keguguran, dan lagi kondisiku bayi kita di sini masih belum benar-benar baik. Jadi tidak bisa. Tunggu sampai dokter mengatakan little baby sudah kuat dan benar-benar baik baru boleh. Atau tunggu sampai little baby keluar." Irene menaruh tangan Taehyung pada Perutnya.
Sedangkan Taehyung semakin merengut memajukan bibirnya. Kesal tapi juga tak bisa egois."Tahan dulu ya," ucap Irene sambil mengecup bibir Taehyung lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi, berniat memakai baju.
Sementara Taehyung mengacak rambutnya, menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dengan posisi tengkurap. Kau tahu? Ketika sedang ingin tapi tidak bisa melakukannya terasa menyiksa. Begitu yang dirasakan Taehyung saat ini.
***
"Sudah? Apa kita perlu sekalian membeli kebutuhan untuk little baby nanti?" tanya Taehyung sembari mendorong troli yang hampir penuh dengan belanjaan yang Irene masukan. Berjalan di belakang Irene yang melihat-lihat sembari memikirkan apa lagi yang harus ia beli.
"Kalau itu nanti saja. Kalau sudah mendekati persalinan Tae, jangan terburu-buru."
Irene hendak berbelok menuju rak yang lain. Tapi terhenti tiba-tiba ketika seseorang di hadapannya tengah berdiam ikut terkejut ketika melihatnya.
"Hey kenapa?" Taehyung yang melihat Irene yang berhenti membuatnya kembali mendorong troli dan menghampiri Irene. Dan ikut melihat apa alasan Irene berhenti dan terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA
FanfictionTidak ada yang sempurna di dunia ini, itu adalah kalimat yang benar adanya. Jika menurut orang lain seorang Choi Taehyung sangat sempurna, justru pada faktanya tidak sesempurna itu. Apalagi jika mengingat tentang kisah cintanya, cintanya yang menjad...