Cerita ini aku publish ulang, sebaiknya kalian baca lagi bagi yang udah baca. Karena ada adegan yang aku ganti di beberapa capter. Selamat membaca.
Bagiku, kau itu bungaku. Bunga tidur penghias kebun bungaku yang tumbuh di dalam mimpi burukku.
-KTHSeorang gadis berambut hitam legam sepinggang, berlari di ruang kosong gelap temaram.
Gonggongan panjang anjing terdengar mengerang, membuat bulu kuduk sang gadis meremang.
Suara langkah kaki sepatu pantofel, menggema mengikuti aliran detak jantung sang gadis. Ia terus berlari, peluh bercucuran, membuat baju sang gadis basah hingga menyerap keringat.
Gadis itu merasa, berjalan di atas lantai treadmill seluas rumah ini. karena ia terus merasa berlari, di atas lantai yang sama berkali-kali dan kembali lagi ke tempat yang sama.
Rumah itu sepi dengan aura mencengkam. Suara langkah kaki yang makin menggema dan sang gadis merasa percuma jika ia berlari ke mana pun. Napasnya makin pendek, tenaga untuk berlari pun hampir habis.
Melirik ke sebelah kiri, ia melihat lemari yang dibelakangnya ada meja kosong. Langsung saja sang gadis bersedekap diantarai kaki-kaki meja, demi mempertahankan diri. Ia mulai menggerakkan kedua tangannya dengan membagi tugas masing- masing. Dengan tangan kirinya menutupi mulutnya, sedang tangan yang lain memeluk kakinya.
Suara langkah itu terus mendekat. Sang gadis makin takut dan tarikan nafasnya makin sesak. Ia takut apakah ia akan ditemukan? Memilih pasrah pada Tuhan adalah jalan terbaik saat ini.
Mungkin, ia akan bertemu dengan Ayah dan Ibunya setelah ini. Mata sang gadis memanas dan lima detik kemudian likuid bening mulai menetes. Suara langkah itu makin mendekat.
Tap
Tap
3 langkah
2 langkah
1 langkah
Dan suara ketukan itu berhenti. Lima menit menunggu, ia tak mendengar lagi bunyi ketukan sepatu bagai pisau yang menembus jantungnya.
Apa yang terjadi? apakah pria itu sudah pergi? merasa penasaran ia melihat ke kanan.
Di sudut ruangan itu ada jendela kecil. Ia mulai menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.
Ia mulai melangkah. Dalam langkahnya, ia pun menghitung langkahnya sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
Merasa tak ada siapa pun di dekatnya, ia mulai berlari ke Jendela itu dan membuka paksa Jendela itu namun, naas.
Saat ia sedang berkonsentrasi membuka Jendela, sayangnya ada tangan yang mencengkam pergerakannya.
"Kau ingin pergi meninggalkan Ayah, Nak?" sang pria menyeringai melihat ekspresi ketakutan sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEAR OF THE YEARS ✔️
Fantasy[Follow dulu sebelum baca] Part lengkap Hanya Aku dan Tuhan yang tahu. Hal yang tidak diketahui sepasang Ayah dan Anak di masalalu. Aku bisa melihat mereka di mimpiku. Penyesalan, air mata dan kegilaan pria itu, bahkan topeng malaikatnya. -KTH [Sel...