1. YOU ARE 🌻

1.9K 295 89
                                    

Cerita ini aku publish ulang lagi, karena cerita ini banyak tipo sebelumnya. Jadi, maaf bagi yang belum baca cerita ini.

Pagi yang cerah, kicauan burung merpati bersiul merdu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah, kicauan burung merpati bersiul merdu. Mungkin pagi ini akan ada sedikit hal yang mengganggu ketenangan dipagi hari yang indah. Tepatnya kediaman keluarga Kim di Daegu, kita hanya perlu menghitung mundur dari sekarang.

Tiga

Dua

Sa...

Tak...Tak...Tak

Sang ibu menggedor pintunya, padahal ia tahu pintunya tidak dikunci. Meski samar-samar terdengar oleh sang anak adam, ia tetap terlelap menutupi tubuhnya dengan selimut dan menyumbat telinganya dengan earphone.

"Kim Taehyung bangun, kau bisa terlambat kesekolah, Nak!"

Taehyung POV

Suara gedoran pintu kamarku menghiasi gendang telingaku, pagi ini saja aku sudah dibangunkan ibuku dengan sabarnya, tapi ingat sabar ibuku ada batasnya.

Aku kembali tertidur lagi, karena mimpiku lebih menarik dari pada dunia nyata. Ada seorang gadis cantik yang tengah menari di depanku. Mata kucingnya bagaikan rembulan yang menjadi penerang di kegelapan.

Bibir ranumnya membuatku gemas ingin menyesapnya, penasaran bagaimana rasanya.

Aku terus mengamati hingga musik berhenti dan tarian sang gadis otomatis berhenti juga, aku ingin protes "Kenapa berhenti? tarianmu indah!" gadis itu hanya diam, lalu menatapku lama dengan smirk-nya.

"Kau tahu, mematuhi orang tua jauh lebih baik dari pada menontonku menari." Dia menghilang dalam satu kedipan mataku. Aku terdiam mendengar kalimat yang dilontarkan gadis itu. Kenapa gadis itu bisa tahu? namun, suara ibuku membuyarkan mimpiku lagi.

"Hyak. Kim Taehyung, masih belum bangun?" ibuku mengambil air di kamar mandi sebaskom penuh, lalu...

Pyur

Seperti kataku tadi kesabaran seorang ibu ada batasnya, inilah batas kesabaran ibuku jika aku tak mau bangun.

"Kau masih belum mau bangun? atau haruskah kubenamkan kepalamu di bak mandi saja?"

Aku mulai bereaksi mendengar ancaman maut ibu, dia tak main-main jika sudah mengancam. Mataku mulai mengerjap berusaha untuk menyesuaikan keadaan saat ini.

Demi susu penambah tinggi Jimin. Sekarang aku basah, tentu saja bukan basah dalam artian ke sana. Dan lihatlah sekarang, bukan hanya bajuku yang basah tapi tempat tidurku juga.

TEAR OF THE YEARS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang