14.Sacrifice🌻

371 84 39
                                    

Jika kau adalah mimpi terindahku. Aku bersedia hanya memimpikanmu walaupun aku tidak akan bangun karenamu.

-KTH

Tiga hari sebelum kejadian

Taehyung tersenyum setelah melambai dan pergi meninggalkan Jennie. Hari ini mungkin ia akan bermimpi indah, karena berhasil mencium Jennie.

Walaupun ciuman itu hanya di kening, tapi itu sanggup membuat kembang api berkobar di jantungnya.

Taehyung berjalan menyusuri lorong, tempat loker para siswa berjejer rapi. Ia mulai mencari loker dengan nama Kim Taehyung.

Lalu mulai mengambil pakaiannya di dalam sana, jangan sampai para hyung melihatnya, pulang dalam keadaan seperti waria.

Mereka akan mengira, Taehyung sedang kerasukan arwah penunggu sarang kumbang, yang baru saja di hancurkan Namjoon hyung kemarin.

Bisa-bisa mereka menempelkan foto Taehyung berpakaian wanita di ruang tengah, jangan.

Apa kata orang tua Taehyung jika melihat foto itu? Ibunya pasti akan bangga, karena dulunya ia ingin anak pertamanya adalah seorang gadis.

Taehyung bersiul, lalu mulai membuka lokernya dan mulai berganti pakaian menuju toilet. Kebetulan tempat itu berdekatan di dekat lokasi tempatnya berdiri.

Setelah mengganti pakaiannya ia mulai melangkahkan kakinya, menuju pintu keluar.

Taehyung melambaikan tangannya, pada penjaga pintu gerbang. Beberapa langkah saat Taehyung menjauhi gerbang, ia dikejutkan oleh cekalan tangan berjari mungil.

Membuat Taehyung sedikit gemetar. Benarkah Taehyung baru saja kerasukan? Dan sekarang arwah yang merasukinya sedang mencekal tangannya.

"Aku mohon lepaskan aku..." Taehyung berkata lirih, sebentar lagi, mungkin Taehyung akan buang air kecil.

"Hei bodoh. Kau meninggalkanku?"

Taehyung mendengar suara yang tidak asing, terdengar lembut dan juga tinggi. Tapi sedikit cempreng tidak seperti suara Taehyung yang terdengar seksi.
Taehyung mulai berbalik kebelakang, rupanya benar dia adalah.

"Park Jimin, kau mengagetkanku!" Taehyung mulai melipat tangannya di dada. Lalu berkacak pinggang, tampak seperti kakak yang memarahi adiknya yang nakal.

"Kau ini kenapa sih? Tidak seperti biasanya?" Jimin mengerinyitkan dahi tampak menerka-nerka isi pikiran sang sahabat karib.

"Aku? Tidak apa. Sudahlah lupakan!"

Jimin tersenyum miring melihat respon Taehyung, lalu mulai mengeluarkan benda pipih canggih dari sakunya.

"Kau tahu, Tae? Tadi aku melihat, putri kumbang, menari di tengah aula!" senyum Jimin makin mengembang sambil memperlihatkan foto seseorang di dalamnya.

"Dari mana kau mendapatkan foto itu?" Taehyung berusaha merebut ponsel jimin sayangnya, ponsel itu ia masukkan secepat kilat ke dalam saku Jimin.

"Mustahil orang lain tak akan memotretmu Tae!"

"Jimin jangan beritahukan ini, pada hyung yang ada di dorm, ya?"

"Itu tergantung padamu Tae. Oh iya waktu itu kau bilang masih belum bisa memaafkan aku kan?" Jimin menaik turunkan alisnya tampak menggoda.

"Aku sudah memaafkanmu Jim..." Taehyung berkata Lirih, "Aku mohon jangan mengatakanya pada siapapun ya?" Taehyung menyatukan kedua tangannya berusaha memohon.

TEAR OF THE YEARS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang