Camila merasa ada yang aneh dengan Shawn. Laki-laki itu masih setia dengan kebungkamannya membuat Camila bingung. Apa yang harus kulakukan.Sampai pada saat Shawn menghentikan laju mobilnya dan keluar dengan tergesa-gesa, Camila mengikutinya saat Shawn membukakan pintu untuk Camila dan menarik tangan Camila dengan kasar.
"Apa yang kau lakukan Shawn, tanganku sakit." Camila menghentak tangannya dari Shawn. Tapi sial genggaman Shawn sangat kuat.
"Ikut saja. Jika kamu menurut, maka semuanya aman untukmu."
"Aku tidak mau! Aku mau pulang! Lepaskan berengsek!" Seru Camila dengan tegas.
Shawn yang mendengar Camila berkata kasar langsung menghadiahi Camila dengan satu tamparan keras, yang membuat sudut bibirnya sedikit robek.
"Sssh..." Camila meringis menahan sakit.
"Aku mau pulang. Tolong lepaskan Aku." Camila berkata seraya memegang pipinya yang masih memanas akibat tamparan Shawn.
Shawn yang baru tersadar akan apa yang dia lakukan langsung tersentak.
"Maafkan aku. Sudah kubilang, jika kau menurut, semuanya akan aman. Sekarang kau ikut aku, dan jangan banyak bicara lagi."
Camila pasrah, ia sudah tidak ingin menanggapi apapun yang dikatakan Shawn.
Saat Camila memasuki rumah besar itu, ternyata ruangan dalam rumah itupun begitu menakjubkan. Interior yang bernuansa Eropa menambah keindahan rumah tersebut.
Mereka berjalan memasuki sebuah kamar yang luas. Kamar itu begitu maskulin. Tentu saja, itu adalah kamar Shawn.
Shawn dan Camila duduk di sofa yang ada di kamar itu.
Shawn menarik nafas panjang.
"Langsung ke intinya saja, Aku ingin mengajukan sebuah kesepakatan untukmu."
"Kesepakatan apa?" Tanya Camila
"Semacam simbiosis mutualisme, kita akan saling mendapatakan keuntungan."
"Jangan bertele-tele, langsung katakan saja!" Ujar Camila tak sabar.
"Aku ingin, kamu menjadi istriku."
Holy shit.
Camila tertawa sinis.
"Apa kau sedang mabuk, Tuan? Aku masih waras, aku tidak mungkin mau menjadi istri dari laki-laki sepertimu.""Menurutmu, aku laki-laki yang seperti apa?"
"Anda, laki-laki yang arogan, egois, dan tidak tahu caranya menghargai wanita. Saya tidak akan berpikir panjang untuk menolak menjadi istrimu, permisi." Camila bamgkit dari duduknya, tapi Shawn kembali mencekal tangannya.
"Dengarkan dulu, kamu tidak akan rugi jika menjadi istriku, aku bisa membiayai pengobatan ayahmu, aku bisa menjamin kamu tidak kekurangan suatu apapun. Jika kamu menolak, aku tidak akan segan-segan membuat hidupmu, hancur tak bersisa."
"Silakan, Tan Shawn yang terhormat! Tapi ancaman Anda tak akan mengubah keputusan saya! Permisi."
Setelah itu, camila menghentak tangannya dan terbebas dari cengkeraman Shawn. Ia langsung berjalan cepat keluar dari rumah megah itu.
Yang benar saja!
Dia benar-benar gila!
*****
"Camila, kamu baru pulang dari pesta kantormu?" Cathy berjalan dari arah dapur, ia bisa melihat Camila baru saja mengunci pintu.
"Iya, Ma. Pesta itu sangat melahkan. Aku ingin istirahat, selamat malam, Ma." Camila mengecup pipi Cathy dan melangkah menuju kamarnya.
Cathy menatap dengan sendu ke arah Camila. Ia sangat kasihan, karena Camila harus menjadi tulang punggung di keluarga mereka. Dan anak bungsunya juga bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya.
Seringkali Cathy ingin membantu mereka, dengan bekerja juga. Tetapi Camila selalu melarangnya, dan berkata bahwa ia hanya perlu untuk merawat suaminya.
Entah sampai kapan, kesakitan ini akan terus berlanjut.
Sampai di kamarnya, Camila langsung merebahkan dirinya di single bed yang hanya cukup untuk menanpung dirinya.
Ia merasa tak asing dengan wajah Shawn, tetapi di mana ia pernah melihatnya?
Sudahlah, malam ini sudah sangat melelahkan. Kemudian, ia terlelap menjemput mimpinya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Find You Again
FanfictionCOMPLETED Kisah tentang Shawn dan Camila. Jangan berharap lebih pada cerita ini😁 Tapi kalau kalian ingin baca, silahkan😘 (+) Ke perpustakaan pribadi anda.😚 17+ Jangan lupa TAMBAHKAN KE LIBRARY YAA.. #1 in Camila [3/12/19] #3 in Camila [18/12/19]