Setelah melakukan pemeriksaan di dokter spesialis kandungan, Camila dinyatakan positif hamil, usia kandungannya masih sangat muda, yakni baru berumur dua minggu.
Shawn pulang dari rumah sakit dengan wajah yang semringah, begitupun dengan Camila yang sedari tadi mengelus perutnya yang masih rata.
Tak berapa lama, akhirnya mereka sampai juga. Mereka disambut oleh Daddy dan Mommy Shawn, dan juga Mama Camila yang datang ke rumah Shawn.
"Camila positif hamil." Seru Shawn pada keluarganya. Mereka yang ada disana mengucapkan syukur atas berita kehamilan Camila.
Cathy memeluk Camila dengan penuh haru dan rasa syukur. Tak menyangka anaknya akan segera menjadi ibu. Mommy Shawn juga memeluknya, pelukan hangat yang menandakan kasih sayang.
"Selamat yah sayang, jaga dia baik-baik." Kata Anne pada Camila.
"Iya Mom, akan kujaga dengan baik." Balasnya.
"Sekarang kamu beristirahat saja sayang, ibu hamil tidak boleh kelelahan." Kata Cathy.
Sementara Robert melakukan tos ala lelaki bersama Shawn.
Kemudian Shawn dan Camila pergi ke kamar mereka untuk beristirahat.
***
Matahari sudah tenggelam, saat Shawn dan Camila membuka mata. Mereka baru saja bangun dari tidurnya. Kemudian mereka berjalan menuruni tangga untuk sampai di ruang makan. Di ruang makan, telah berkumpul semua keluarga.
"Ahh akhirnya kalian datang juga." Kata Mommy Shawn.
"Maaf Mom, aku nggak bantu masak tadi." Sesal Camila.
"Nggak apa-apa sayang, sekarang makan yah. Ibu hamil harus banyak makan makanan yang bergizi." Kata Mommy Shawn.
"Iya Mom, terimakasih." Balas Camila.
Kemudian mereka makan dengan tenang.
"Camila, bagaimana jika kamu tinggal di rumah mama dulu Nak, untuk sementara waktu?" Tanya Cathy.
Shawn dan Camila saling pandang.
"Mmm, nanti aku bicarakan dulu dengan Shawn yah, Ma." Jawab Camila.
"Baiklah nak, mungkin mama juga tidak bisa terlalu lama di sini, Cataluna, adikmu mungkin ingin pergi. Mama pergi dulu yah sayang." Kata Cathy, kemudian ia memeluk erat anaknya itu, dan berpamitan pada keluarga Shawn. Cathy lalu diantar pulang oleh supir keluarga Shawn.
Shawn dan Camila kemudian berjalan ke arah ruang santai yang ada di rumahnya. Mereka akan menonton acara televisi sembari mengisi waktu kosongnya.
Kebersamaan mereka terganggu oleh dering ponsel Shawn. Shawn kemudian berlalu dari samping Camila dan menerima panggilan itu.
Camila memperhatikan Shawn yang menjauh darinya. Ia mengernyit tatkala Shawn menampilkan raut khawatir di wajahnya. Siapa yang menelepon malam-malam begini? Batin Camila.
"Camila, aku harus segera pergi, ada hal yang harus kuurus dulu. Kamu istirahatlah. " Kata Shawn dengan terburu-buru. Ia lalu meninggalkan Camila dalam kebingungannya.
Shawn sangat khawatir, jangan sampai sesuatu hal yang buruk terjadi padanya. Rapal Shawn dalam hatinya. Shawn melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak mengindahkan umpatan dari pengendara lain.
Setibanya ia di rumah sakit, ia langsung mencari nomor ruangan di mana anaknya dirawat.
Yaa!
Anak yang Camila tidak ketahui. Anak yang ia sembunyikan dari Camila. Anak yang selama ini disembunyikan rapat-rapat dari Camila.
"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Shawn pada Retlina. Ibu dari anak itu, sekaligus mantan istrinya. Istri yang tidak diketahui oleh publik.
"Dia hanya terkena tifus. Kamu tidak usah terlalu khawatir. Dia akan segera membaik." Jawab Retlina.
"Kamu tidak becus menjaganya Ret? Jika iya, maka berikan saja dia padaku. Aku yang akan mengurusnya." Kata Shawn.
"Aku tidak akan menyerahkannya padamu. Aku masih mampu untuk merawatnya."
Shawnpun bungkam. Melihat anaknya, Devan Morano Mendes, bocah berusia 6 tahun itu yang terbaring lemah dengan selang infus yang berada ditangannya. Membuat ia merasa bersalah akan keadaan anak itu.
"Kamu istirahatlah, biar aku yang menjaganya." Retlina mengangguk sebagai jawaban atas perkataan Shawn, kemudian ia berjalan ke arah sofa yang ada di sana, kemudian ia memejamkan mata. Shawn memilih duduk di kursi yang berada di samping brangkar anaknya.
Sementara di tempat lain, Camila mulai merasa cemas, jarum jam sudah menunjuk angka 1 kurang 20 menit, tapi Shawn belum pulang juga.
Sudah puluhan kali Camila menelepon Shawn, tapi tak satupun panggilannya yang direspon.
Camila merasa kelelahan, ia mengingat bahwa ada nyawa yang bergantung padanya. Oleh karena itu, ia menutuskan untuk beristirahat.
*****
Shawn pulang saat subuh menjelang, ia langsung berjalan ke kamarnya untuk melihat keadaan Camila. Dia melihat Camila yang masih tertidur pulas di atas ranjang, kemudian ia ikut berbaring di sana, memeluk Camila dengan erat.
"Maafkan aku sayang, nanti akan kuceritakan semuanya padamu. Sekarang, aku belum siap. Aku belum siap untuk berkata jujur padamu, atau mungkin aku tidak siap melihat reaksimu." Kata Shawn bermonolog, ia mencium puncuk kepala Camila yang sedang tidur.
Kemudian, ia juga ikut memejamkan matanya. Menyusul Camila menuju dunia mimpi.
Tanpa Shawn ketahui, Camila sudah terjaga saat mendengar suara langkah kaki mendekat, namun, ia tetap memejamkan matanya, berpura-pura tidur. Camila mendengar semua perkataan Shawn.
Rahasia apa yang kamu sembunyikan dariku, Shawn? Batinnya.
Camila merasa mual, dia terburu-buru turun dari ranjang dan berjalan cepat menuju kamar mandinya.
Sepagi ini, dan ia sudah muntah. Ternyata menjadi calon ibu bukanlah hal yang mudah. Mengandung selama 9 bulan, morning sickness, ngidam, dan lain-lain adalah rutinitas ibu hamil.
Shawn yang belum sepenuhnya terlelap--mendengar suara Camila dari arah kamar mandi. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju kesana, ia memberikan pijitan halus pada tengkuk Camila. Camila terus saja memuntahkan semua isi perutnya hingga terkuras habis. Kemudian, ia mencuci mulutnya dan berbalik ke arah Shawn.
"Kenapa tidak pulang semalam?" Tanyanya.
"Aku, aku ada janji dengan temanku yang baru balik dari luar negeri."
"Lalu, kenapa kamu tidak menjawab teleponku?"
"Baterai ponselku habis, aku tidak membawa power bank. Kamu tidur nyenyak 'kan?" Tanya Shawn.
"Tentu saja. Aku tidur nyenyak, dengan pemikiran-pemikiran aneh yang bercokol di otakku. Memikirkan kemana perginya suamiku. Aku tidak bodoh Shawn, aku tahu, kamu berbohong." Setelah mengatakan itu, Camila meninggalkan Shawn yang masih termenung di kamar mandi.
Camila merasa kepalanya berputar-putar, sehingga ia memilih untuk merebahkan kepalanya di atas bantal empuk, daripada berdebat dengan Shawn.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Find You Again
FanfictionCOMPLETED Kisah tentang Shawn dan Camila. Jangan berharap lebih pada cerita ini😁 Tapi kalau kalian ingin baca, silahkan😘 (+) Ke perpustakaan pribadi anda.😚 17+ Jangan lupa TAMBAHKAN KE LIBRARY YAA.. #1 in Camila [3/12/19] #3 in Camila [18/12/19]