EMPAT

471 38 10
                                    

"Camila, apakah kamu punya uang, nak?"

"Apa ada yang ingin mama beli?"

"Tidak ada sayang, tapi kita harus membayar uang kontrakan dan juga uang kuliah adikmu."

"Tunggu sebentar ma, aku ambilkan dulu uangnya."

Camila berjalan menuju kamarnya, membuka lemari tempatnya menyimpan uangnya. Sebenarnya ia sangat lelah. Apalagi menjadi tulang punggung keluarga bukanlah hal yang mudah. Harus mencukupkan gajinya yang terbilang sedikit untuk makan sebulan. Menghidupi tiga orang yang sangat dicintainya.

Tapi, Camila sama sekali tidak ingin mengeluh. Terlebih jika di depan orang tuanya, ia harus tegar. Agar orang tuanya tidak merasa bersalah.

"Ini, Ma." Camila menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Terima kasih sayang, maafkan mama yang telah menyusahkanmu."

Camila memeluk mamanya.
"Jangan bicara begitu, Ma. Ini sudah menjadi tanggung jawabku. Aku akan bekerja dengan giat, agar aku mendapat kenaikan gaji."

Mama Camila tersenyum.
"Mama sangat mencintaimu, sayang. Semoga kamu selalu sehat. Mama pergi dulu, ingin memberikan uang ini pada pemilik rumah."

Camila mengangguk.

Dengan memberikan uang itu, artinya Camila harus siap berjalan kaki menuju kantornya. Karena, uang yang tadi diberikannya kepada mamanya adalah uang terakhirnya.

Uang yang ia miliki tak akan cukup untuk ongkos menaiki angkutan umum ataupun membeli bensin untuk mobilnya. Mau tak mau ia harus berjalan kaki.

Huuft.

Camila menghela nafas berat. Berusaha menyemangati dirinya sendiri. Semangat Camila, hitung-hitung olahraga.

****

Sudah hampir satu jam Camila berjalan, tapi jaraknya dengan kantor masih agak jauh.

Ia berangkat sekitar pukul setengah 6 pagi, dan sekarang sudah sudah menunjuk angka 6.30. ia mempercepat langkahnya, untungnya ia hanya memakai flat shoes dan memasukkan heels nya ke dalam tasnya.

Di pertengahan jalan, saat ia berada di dekat kubangan air, tiba-tiba sebuah mobil mewah melintas dengan cepat, tepat di kubangan air tersebut, dan menyebabkan Camila terkena cipratannya. Membuat baju dan rok yang Camila kenakan menjadi kotor dan basah.

Camila memandang dengan tajam ke arah mobil tersebut. Ia merasa sangat marah, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Orang kaya memang selalu bertindak semena-semena.

Ia semakin mempercepat langkahnya, sedikit berlari menuju kantornya. Karena waktu yang mepet dan juga pakaiannya yang kotor membuatnya harus cepat sampau di kantor.

Tepat saat pukul 7.15 Camila sudah sampai di kantornya. Ia cepat-cepat menuju toilet dan segera membersihkan bajunya.

Sial.

Air kubangan yang berwarna kecoklatan yang menempel pada baju putihnya membuat penampilannya sedikit berantakan. Camila gelisah. Hari ini adalah penyambutan direktur keuangan yang baru. Dan penampilannya kotor.

Apa yang harus kulakukan?

Camila sudah pasrah. Ia berjalan ke arah kubikelnya.

"Camila, ada apa dengan bajumu?" Nancy bertanya pada Camila, Karena pakaian Camila yang begitu kotor.

"Tadi di jalan aku kena cipratan kubangan air dan mengenai bajuku."

"Kamu tidak bawa pakaian ganti?" Camila menggeleng menanggapi pertanyaan Nancy.

"Ya sudah, tunggu aku disini. Aku akan meminjamkanmu pakaianku."

"Terima kasih Nancy, kamu yang terbaik."

"Sama-sama." Nancy berjalan menuju kubikelnya dan mengambil baju untuk Camila.

"Cepat ganti pakaianmu, Direktur yang baru akan segera datang."

"Iya, tunggu aku. Aku hanya sebentar."

Setelah berganti pakaian, Camila dan Nancy segera berjalan ke aula kantor. Untuk melihat, siapakah kiranya direktur keuangan yang baru.

Mr. Robert Mendes sebagai Presdir Mendes Corp segera memperkenalkan Direktur keuangan yang baru.

"Selamat pagi semuanya, hari ini saya akan memperkenalkan Direktur Keuangan yang baru. Dia adalah Shawn Mendes, putra saya sendiri, yang nantinya akan melanjutkan perusahaan ini." Riuh tepuk tangan terdengar menggema di setiap sudut aula. Shawn yang berada di dekat papanya hanya memberikan senyum tipis. Karena memang hampir semua karyawan kantor telah mengenalnya.

"Semoga kalian dapat bekerja sama dengan baik, untuk memajukan Mendes Corp."

Camila yang mendengar pengumuman itu hanya menghela nafas berat. Seakan ada beban berat yang menimpa dadanya.

Welcome to the hell.

***

Typo itu manusiawi!


[END] Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang