DUABELAS

315 23 0
                                    


"ohh sayang, ayo masuk," sambutan yang diberi mama Camila ketika ia membuka pintu rumahnya. "Manantuku, ayo masuk." Katanya lagi. Mama Camila sangat antusias dengan kedatangan Shawn.

Camila dan Shawn bergandengan memasuki rumah orangtua Camila. Keduanga berjalan menuju ruang tamu sekaligus ruang bersantai di rumah itu.

"Mama ambilkan minum dulu yah sayang."

"Ehh, tidak usah Mam, biar aku saja. Mama panggilkan Papa saja." Kata Camila, lalu ia berjalan menuju dapurnya.

Sekembalinya Camila dari dapur, semuanya sudah berkumpul di ruang tamu. Camila meletakkan 4 cangkir teh dan kue yang mungkin dibuat oleh ibunya.

"Ayo diminum nak Shawn," kata Papa Camila yang sama antusiasnya dengan mamanya. Shawn mengangguk dan menyesap teh yang beraroma jasmin itu.

"Bagaimana kesehatan Papa?" Tanya Shawn.

"Seperti yang kau lihat nak."

"Jika Papa ingin, aku bisa membiayai pengobatan Papa, hingga Papa benar-benar sembuh." Tawar Shawn.

Camila dan keluarganya merasa tidak enak, jika harus merepotkan keluarga Shawn dalam hal ini.

Catheline--Mama Camila yang lebih sering disapa Cathy menatap suami dan anaknya.

"Tidak usah nak, kami tidak ingin merepotkan." Jawabnya.

Camila sedari tadi hanya diam saja. Tidak tahu ingin berkata apa, Karena memang penyembuhan papanya ada dalam daftar iming-iming yang diberikan oleh keluarga Shawn.

"Kalau begitu, Papa dan Mama harus menerima rumah yang sudah kubelikan untuk kalian. Kali ini, aku tidak ingin ditolak." Tegas Shawn. Camila memeluk Shawn, merasa bahagia dan senang dengan kebaikan Shawn terhadap keluarganya.

"Terima kasih nak," kata Cathy seraya memeluk Shawn dan Camila. "Semoga hidup kalian selalu bahagia." Lanjutnya.

"Aamiin. Semoga Mama dan Papa juga selalu sehat." Kata Camila.

"Oh iya, kalian akan menginap kan?" Tanya Cathy.

"Sepertinya tidak dulu Ma, karena kami masih harus bersih-bersih rumah dulu. Masih banyak barang-barang yang harus kami tata." Jawab Camila.

"Oh, baiklah, sekarang ayo kita makan." Kata Cathy dengan wajah yang dibuat seceria mungkin. Jujur saja, sebagai ibu dari Camila, ia merasa masih belum siap kehilangan putri pertamanya itu. Tapi apa mau dikata, Camila juga punya jalan hidup sendiri, tidak melulu harus dengannya.

Lalu, mereka berjalan menuju meja makan kecil yang berada di dekat dapur. Dan menikmati hidangan yang telah disediakan oleh Mama Camila.

©©©

Tak terasa, waktu 3 minggu telah berlalu, yang artinya Shawn dan Camila akan mulai bekerja lagi.

"Kamu yakin masih ingin bekerja, baby?" Tanya Shawn yang kesekian kalinya untuk Camila.

"Hubby, kamu sudah menanyakan itu sebanyak 6 kali. Aku tidak apa-apa harus bekerja, karena aku sudah terbiasa. Malah, jika aku berhenti bekerja, aku akan bingung mau melakukan apa."

"Nggak apa-apa aku menuruti kemauanmu sekarang, tapi nanti kalau sudah ada Shawn junior di perutmu, kamu harus berhenti bekerja." Kata Shawn sambil mengelus-elus perut Camila yang masih rata. Camila hanya mengangguk sebagai tanggapan. "Ayo sekarang kita berangkat, nggak enak hari pertama sudah telat." Kata Camila.

Selama perjalanan menuju kantor, keduanya saling melemparkan senyum manis. Menikmati masa-masa indah memadu kasih dengan orang tersayang.

Setelah kurang lebih 45 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di kantor.

Shawn berjalan dengan tangannya yang merangkul mesra Camila. Semua karyawan melihat kemesraan mereka. Ada yang berbisik senang, adapula yang menatap Camila dengan tatapan sinis.

Tapi Camila tak mengindahkan semuanya, ia lebih suka menatap wajah Shawn yang berbinar bahagia. Mereka menaiki lift yang mengantarkan mereka pada ruangan Shawn.

"Baby, aku minta jadwalku untuk satu bulan ke depan yah."

"Siapp hubby."

Kemudian, Shawn mengecup kening Camila dengan penuh sayang. "Selamat bekerja, Sayang."

"You too." Lalu keduanya berjalan menuju meja masing-masing, membuka layar komputernya, dan mulai sibuk dengannya.

*****


[END] Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang