LIMA

573 47 4
                                    


"Camila, kamu diminta untuk datang ke ruangan Mr. Shawn. Cepat ke sana."

"Really, Nancy? Siapa yang memberitahumu?"

"Tadi sekretarusnya datang ke sini dan mencarimu. Cepat kesana, nanti aku yang kena marah." Kata Nancy dengan mendorongku agar segera berjalan.

"Iya iya, sabar. Tidak usah mendorongku, aku akan datang kesana kok." Camila memperbaiki pakaiannya, lalu berjalan dengan malas ke ruangan Shawn.

Ia mengetuk pintu, lalu langsung membukanya.

"Permisi Pak, apa anda memanggil saya?"

"Ya, silahkan duduk. Saya merekomendasikan kamu untuk menjadi asisten pribadi saya. Bagaimana?"

Camila mendengus sinis.

"Saya tidak mau Pak, saya sudah nyaman bekerja di bagian staf keuangan."

Shawn tersenyum meremehkan.
"Gajimu akan 2 kali lipat lebih besar, come on kamu bisa lebih mensejahterahkan keluargamu."

Camila sejenak berpikir.

Mungkin ini hanya jebakan Shawn. Aku tidak akan tertipu.

"Tidak Pak, terima kasih."

Shawn maju mendempet tubuh Camila.

"C'mon, Camila. Tidak usah bertingkah sok jual mahal. Aku hanya memintamu menjadi asisten pribadiku. Tidak lebih, atau jika kamu tidak mau menjadi asisten pribadiku, silahkan cari perusahaan lain untuk bekerja."

Mata Camila melotot.

"Anda mengancam dengan cara yang murahan! Fine! Saya mau menjadi asisten anda."

Shawn tersenyum menang.

"Nah, kenapa tidak dari tadi saja. Kalau beginikan bagus. Jadilah gadis manis Camila."

"Apa saya sudah boleh keluar?"

"Absolutely, yes. Barang-barangmu akan dipindahkan kesini. Jangan membantah."

"Terserah anda saja. Pendapat saya sudah tidak diperlukan. Permisi."

Camila berjalan dengan kaki dihentak-hentak. Ia merasa sangat kesal terhadap Shawn yang bertindak semena-mena.

Ia masuk ke toilet membasuh muka dan lanjut berjalan menuju kubikelnya.

"Apa yang terjadi dengan wajahmu, Mila? Are you okay?"

"Nothing, Nancy. Aku hanya sedikit kesal karena Shawn memintaku jadi asistennya."

"Woah, really? Seharusnya kamu senang. Jika karyawan lain tahu, mungkin mereka akan iri padamu."

"Jika aku tidak menjadi asistennya, mungkin akulah yang lebih beruntung. Sudahlah. Aku ingin meredakan kekesalanku dulu, aku ingin membeli segelas kopi di depan" Camila meninggalkan Nancy.

******

Pekerjaannya menjadi asisten Shawn membuat Camila harus kerja ekstra sabar. Shawn yang sangat perfectionist membuatnya bekerja dengan teliti. Salah sedikit saja, bisa membuat Shawn menjadi anjing pemarah dalam sekejap.

Semenjak bekerja dengan Shawn, Camila mengetahui sedikit kebiasaan-kebiasaan Shawn. Seperti selalu membawa sandwich dari rumahnya, setiap pagi meminum segelas kopi dengan satu sendok gula.

"Camila, apa aku menggajimu hanya untuk melamun?" Camila tersentak dari lamunannya. Ia sedang memikirkan kondisi ayahnya yang semakin memburuk.

"Maaf, Pak." Camila kembali ke layar monitor didepannya. Sambil meneliti angka-angka yang tertera didalamnya.

Shawn merasa Camila sedang tidak bersemangat.

"Jika kamu sedang tidak enak badan, lebih baik kau pulang saja."

"Tidak Pak, saya baik-baik saja."

"Ya sudah, jangan melamun lagi."

Camila hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jam makan siang, kita makan bersama."

"Tidak usah Pak, saya di kantor saja. Sedang tidak ingin kemana-kemana."

Camila bukannya tidak ingin kemana-mana. Ia hanya sedang menghemat uangnya. Berjalan kaki ke kantor selama beberapa hari belakangan ini membuat tenaganya terkuras. Ia hanya makan di rumahnya, dan saat makan siang, ia tidak makan, dan akan makan setelah ia pulang dari kantor.

"Saya tidak ingin kamu menolak, Camila!" Ujar Shawn.

Camila berpikir keras. Jika Shawn mengajaknya untuk makan di restoran mahal. Pastilah uangnya akan terkuras.

"Mm... Saya sudah ada janji dengan Nancy, Pak."

"Ohh, begitu, baiklah. Apa saya juga boleh bergabung dengan kalian?"

Damn it!


*****

[END] Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang