SEBELUM BACA, VOTE DULU!SETELAH BACA, KOMEN DULU!
JANGAN SIDER YA:) DUKUNG DAN SEMANGATI AKUUhaatchim SUPAYA AKU SEMANGAT DAN BERUSAHA LANJUTIN CERITA INI. (GA ADA YANG HAREPIN JUGA) hikss.MAKASIH! DAN SELAMATT MEMBACA❤️
Flashback
Saat itu, Shawn masih berumur 8 tahun. Dia masih belum mengerti apa-apa. Saat Mamanya sering membawa laki-laki ke rumahnya saat papanya sedang bekerja.
Awalnya, Shawn berpikir bahwa itu hanya teman biasa mamanya. Hingga pada suatu hari, ia melihat dengan jelas bahwa mamanya sedang bersetubuh dengan lelaki selain ayahnya.
Awalnya ia kaget, tapi semakin hari, semakin mamanya berani melakukan itu. Saat Shawn mengancam akan mengadukan hal itu pada papanya, selingkuhan mamanya dengan tega memukulnya. Hingga menyebabkan lebam berwarna biru ditubuhnya. Pintarnya, selingkuhan mamanya itu memukulnya di bagian punggung, sehingga tak bisa dilihat oleh papanya.
Hari demi hari dilalui Shawn dengan baik. Sejak saat itu, ia seperti bisu. Ia lebih suka diam, daripada berbicara. Apalagi jika melihat wajah mamanya, ia seakan ingin mencabik-cabik wajah mamanya.
Seperti kata pepatah, serapat apapun kita menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga.
Hari itu, papanya tiba-tiba pulang ke rumah, dan memergoki Lalita-- Mama Shawn sedang bercumbu dengan pria lain. Robert sangat murka, ia menghajar lelaki selingkuhan istrinya.
Bukannya jerah, Lalita malah dengan beraninya membawa pria itu lagi ke rumahnya.
Setiap hari Shawn mendengar pertengkaran Mama dan Papanya. Tak jarang mereka salin melempari sesuatu, yang menimbulkan keributan.
Shawn makin bingung, akan dibagi dengan siapa masalahnya? Akan kepada siapa ia berkeluh kesah?
Semua itu membuat Shawn semakin tertutup.
Hingga, orang tuanya memutuskan untuk berpisah. Tak ada lagi kebahagiaan yang dapat dirasakan Shawn.
Entah siapa yang menyebarkan aib itu, hingga ia yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar, sering dibully oleh teman-temannya.
Shawn seakan hidup di neraka, dan itu makin membuatnya tersiksa.
Lama-kelamaan, Shawn mulai depresi. Ia takut bertemu banyak orang. Ia takut berinteraksi dengan orang lain. Yang ia lakukan hanyalah mengurung diri di kamar, dan menghancurkan barang-barang yang ada di sekitarnya.
Roberto mengambil langkah cepat, dengan melihat perubahan putra tersayangnya. Ia dengan segera membawa Shawn ke psikiater.
Shawn sempat melupakan trauma masa kecilnya.
Saat itu, Shawn sedang menunggu jemputan supirnya. Ia berdiri di halte, dengan beberapa orang di sekitarnya.
Orang yang menjadi selingkuhan mamanya turun dari mobil, dan dengan cepat menggendong Shawn. Shawn sempat melakukan perlawanan, tetapi tak berhasil. Shawn tak sadarkan diri, karena diberikan obat bius.
Saat sadar, Shawn sudah berada di sebuah kamar. Ia mengedarkan pandangannya, dan mengucek matanya.
Ia melihat mamanya sedang berdiri di dekat jendela.
"Mama." Panggil Shawn. Lalita kemudian melihat ke arah Shawn dan mendekatinya.
"Akhirnya kamu sadar juga."
Shawn beringsut, dan turun dari ranjangnya.
"Aku ingin pulang, mama."
Lalita tiba-tiba tertawa dengan keras.
"Mama, aku ingin pulang." Ulang Shawn
"Kamu tidak bisa kemana-mana, sebelum papamu datang menjemputmu."
"Tapi--"
"Sudahlah. Kamu di sini saja dulu, bersama mama. Itu makanan kamu, di atas meja." Shawn mengambil makanan itu, dan melahapnya. Karena memang ia sedang merasa lapar sekarang.
Seorang laki-laki datang, dengan senyum yang terlihat mengerikan.
"Apa ini barangnya, Lalita?"
"Iya, ajak 'main'dulu gih. Sebelum Robert datang."
Shawn baru sadar, bahwa 'main' yang dimaksud mamanya adalah saat pria itu dengan lancang menyetubuhinya.
Shawn merasa jijik, bukan hanya pada lelaki itu, tetapi pada dirinya juga. Dia ditemukan oleh Robert 2 hari kemudian.
Keadaan Shawn mengenaskan. Ia pucat dengan badan yang menggigil kedinginan, sedangkan badannnya justru mengeluarkan suhu panas.
Pria bejat itu akhirnya ditahan oleh polisi. Bukan hanya itu, mama serta orang yang menculiknya juga ikut terseret. Masuk ke dalam jeruji besi.
Kejadian itu memperparah keadaan Shawn, ia makin tak terkontrol. Semakin hari is semakin liar.
Sampai dia dibawa oleh Papanya ke psikiater terbaik, dan melakukan perawatan intensif.
Keadannya perlahan membaik, tapi traumanya tetap masih ada.
Beberapa tahun berlalu, keadannya hampir 'normal' kembali, kecuali emosinya yang kadang tak bisa dikontrolnya.
Shawn tumbuh menjadi anak yang tertutup. Saat ia kelas 12 SMA, ia sering dipanggil dengan sebutan anak cupu.
Hanya satu orang yang pernah menolongnya saat orang lain mengucilkannya, yaitu Camila. Yang dengan berani beradu argumen dengan pihak pembully Shawn, yang kebanyakan laki-laki.
Bukan tanpa alasan Camila melakukan itu, ia yakin bahwa laki-laki tak akan pernah berani bermain tangan dengan perempuan. Bukan begitu?
****
Terima kasih untuk Alitheiaa yang sudah bersedia bertukar pikiran dengan saya:) ceilah. She's my best partner.MAAF BILA PARTNYA MENGECEWAKAN, TAK SESUAI DENGAN EKSPEKTASI KALIAN. BUT, INILAH YANG BISA TERPIKIRKAN OLEH IMAJINASIKU.
APA HAL DI ATAS SUDAH BISA MEMBUAT JIJIK CAMILA TERHADAP SHAWN? JUJUR, AKU SEMPAT BINGUNG NULIS PART INI.
#authorsedangngebachodd:))
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Find You Again
Fiksi PenggemarCOMPLETED Kisah tentang Shawn dan Camila. Jangan berharap lebih pada cerita ini😁 Tapi kalau kalian ingin baca, silahkan😘 (+) Ke perpustakaan pribadi anda.😚 17+ Jangan lupa TAMBAHKAN KE LIBRARY YAA.. #1 in Camila [3/12/19] #3 in Camila [18/12/19]