DUA

537 37 0
                                    

Ternyata pesta yang diadakan di salah satu hotel bintang lima yang terkenal itu bukanlah pesta sederhana. Pesta itu dihadiri oleh para kolega dan kerabat dari pemilik Mendes Corp. Pesta itu kental akan kemewahan.

Camila dan Nancy turun dari mobil milik Nancy. Mereka segera memasuki hotel dan menuju tempat dimana pesta itu dilaksanakan.

"Woah, Nancy, pesta ini sangat memukau."

"Kau benar, ini sangat-sangat luar biasa. Lebih mewah dan meriah daripada tahun lalu."

Camila mengangguk dan tersenyum.
"Ayo kita masuk."

Akhirnya mereka telah berkumpul dengan teman kantor mereka dan menikmati pesta tersebut. Pemilik Mendes Corp, Mr. Robert Mendes menaiki panggung yang berada di depan para tamu.

"Kami berterimakasih kepada rekan-rekan yang telah menyempatkan hadir di pesta saya. Karena tanpa kalian, Mendes Corp tidak akan sukses seperti sekarang. Istri dan anak saya, terima kasih karena telah mendukung dan selalu menyemangati saya. Kami berharap para tamu dapat menikmati pesta ini." Akhir kata dari Mr. Mendes yang diakhiri dengan senyum ramah dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Ternyata Mendes Corp mengundang salah satu penyanyi Internasional yang namanya sudah mendunia. Menyanyikan beberapa lagu terbaiknya yang mampu membuat para penonton terkagum-kagum.

Di saat Camila sibuk menikmati lagu yang dinyanyikan oleh Ariana, Nancy sedang sibuk dengan laki-laki asing yang baru ditemuinya. Sehingga ia pun berpisah dengan Camila.

Camila melengga-lenggokkan pinggulnya kesana-kemari terlalu menikmati lagu. Ia tak sengaja menabrak seseorang dari belakang.

Camila yang baru tersadar akan apa yang sedang terjadi, langsung membalikkan badannya. Matanya sontak terbuka lebar, saat melihat orang yang tidak sengaja ia tabrak.

Shawn Mendes.

Shit. Double shit!.

"M-maaf Tuan. Saya ti-tidak sengaja." Camila menundukkan kepalanya. Tanda ia tak berani menatap lawan bicaranya.

"Berhati-hatilah sedikit, Nona! Tuksedo yang kupakai ini sangat mahal. Mungkin jika kuminta gantinya, kau tidak akan mampu membelinya."

Yaa. Begitulah Shawn. Terkenal angkuh dan sombong, Irit bicara, disaat ia bicarapun dapat membuat sakit hati dengan perkataan pedasnya.

Aku tidak ingin memanggil dia dengan sebutan Tuan. Tetapi mengingat bahwa ia adalah anak dari Bos besarku, maka aku harus menghormatinya.

Karena rasa hormatku padanya--aku memanggilnya dengan sebutan itu, tuan.

"Sekali lagi, maafkan saya, saya tidak sengaja." Dengan fasih Camila mengucapkan kalimat itu dan segera berbalik ingin pergi dari sana.

Shawn yang melihat pergerakan Camila yang ingin kabur segera mencekal tangan Camila.

"Kamu pikir, segampang itu pergi dariku? Setelah mengotori jas mahalku, Nona?" Shawn berkata dengan seringai licik di wajahnya.

Camila merasa takut dan sedikit gugup. Karena Shawn memajukan wajahnya dan jarak di antara mereka sangatlah dekat. Sehingga Camila dapat meghirup aroma memabukkan Shawn.

"Ikutlah denganku." Shawn menarik tangan Camila agar mengikutinya.

Camila berjalan dengan terseok-seok karena Shawn berjalan dengan langkah lebar dan terburu-buru.

"Aku tudak mau! Lepaskan!" Camila berusaha menarik tangannya. Tetapi Shawn menggenggamnya dengan kuat.

"Jangan membantah! Atau aku akan melakukan hal yang lebih dari ini!" Ancam Shawn.

"T-tapi, kau akan membawaku kemana?"

"Ikut saja, dan jangan banyak bertanya!"

Camila berusaha mencari keberadaan teman-teman kantornya, tapi tak ada satupun yang ia lihat.

Tuhan, selamatkan aku!

*****

[END] Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang