DELAPANBELAS

410 30 6
                                    


"Camila, aku mohon... Bertahanlah." Kata Shawn yang sedang panik, dia ikut bersama beberapa perawat yang mendorong brankar Camila.

Ia merasa cemas dan panik melihat kepala Camila dipenuhi oleh darah. Shawn merasa sangat takut, jangan sampai Camila meninggalkannya.

Shawn merasa dirinya sangat bodoh, tidak bisa melindungi Camila, dan bagaimana dengan calon buah hatinya sekarang.

Shawn segera menelepon keluarganya dan mengabarkan bahwa Camila mengalami kecelakaan, Mommy Shawn sangat kaget saat mendengar kabar itu. Begitupun dengan mertuanya, yang langsung menangis mendengar kabar itu.

Dokter dengan cepat melakukan penangangan pada Camila. Kemudian, Mommy dan Mama mertua shawn datang dengan terburu-buru.

"Ada apa dengan Camila, nak? Bagaimana bisa dia mengalami kecelakaan?" Tanya Cathy.

Shawn melihat Mama mertuanya itu, dan kembali menunduk.

"S-saya lengah dalam menjaganya. Di sini, saya yang salah." Kata Shawn dengan menahan bulir bening yang ingin meluncur dari kedua matanya.

"Ya Tuhan, tolong selamatkan cucu dan menantuku." Doa Mommy shawn.

Lalu mereka menunggu dengan gelisah, dan setelah 45 menit dokter yang menangani Camila akhirnya keluar juga.

"Bagaimana keadaan istri dan calon anak saya dok? Apa mereka baik-baik saja?" Cecar Shawn.

Dokter itu menghela napas, "ibunya masih belum sadarkan diri, tapi keadaannya sudah baik-baik saja. Sementara untuk anaknya, kami mohon maaf, Ny. Camila mengalami keguguran."

Shawn merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Pikirannya mulai memikirkan hal-hal menakutkan lainnya.

Sementara Mommy dan ibu mertuanya mulai menangis, terutama Cathy yang merasa kasihan terhadap anaknya. Pasti Camila merasa sangat hancur. Kehilangan bayi yang belum sempat ditimangnya.

Setelahnya, dokter itu pamit pergi. "Shawn, tenangkan dirimu nak. Jangan sampai kamu merasa terguncang. Camila pasti akan baik-baik saja nak. Kamu harus kuat, agar Camila juga kuat." Kata Anne pada Shawn.

Anne merasa kasihan melihat tatapan kosong anaknya itu.

"C-camila pasti sangat membenciku, Mom. Di-dia melihatku bersama dengan Retlina dan Devan. Aku ingin menjelaskan padanya, t-tapi dia malah lari... Dan..." Shawn tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan dia pun mulai terisak.

Anne mencoba memeluk Shawn dan menenangkannya.

"Tenang nak, kita tunggu Camila siuman dulu."

Shawn mulai menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terlihat lemah di depan Camila. Ia harus bisa menyemangati Camila dan dirinya sendiri.

Camila sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Shawn tak pernah ingin beranjak dari kursi yang didudukinya di dekat Camila. Ia terus saja memandang jarum infus yang terpasang di tangan Camila. Ia tidak tega, jika boleh memilih, lebih baik dirinya yang terbaring lemah di sana.

"Maafkan aku, aku janji akan mengatakan semuanya padamu. Aku menyesal. Sangat menyesal. Semoga kamu mau memaafkan aku, kita perbaiki semuanya." Kata Shawn yang memandang wajah pucat Camila.

Camila memang belum sadar, karena dirinya masih berada dalam pengaruh obar bius, dan kemungkinan akan siuman beberapa jam kemudian.

***
Camila Pov

Aku sangat kecewa atas tindakan Shawn yang tidak menceritakan apa-apa padaku. Hingga aku melihatnya di mall bersama dengan seorang wanita dan anak laki-laki yang berada di gendongannya.

Mereka terlihat seperti keluarga bahagia. Lalu, dengan penuh amarah, aku melangkah mendekati mereka. Kulihat wajah Shawn yang terlihat kaget atas kedatanganku.

Aku mendengar dengan jelas tadi, anak itu memanggil Shawn dengan sebutan Daddy.

Saat aku mencerca Shawn dengan pertanyaan yang seakan enggan dijawabnya, ia malah meminta untuk pulang. Aku merasa semakin kesal, lalu aku berbalik dan berlari dari mereka.

Aku mendengar Shawn memanggil-manggil namaku. Tapi aku tetap tidak mengacuhkannya, aku tetap berlari. Aku merasakan sedikit nyeri di area perutku, tapi aku memaksakan diriku untuk lari. Maafkan Mommy nak.

Saat aku sudah berada dekat dengan jalan raya, aku berbalik ke belakang melihat Shawn yang semakin dekat denganku. Aku semakin mengencangkan lariku. Tanpa melihat bahwa di hadapanku sedang ada truk besar yang melaju kencang.

Saat itu, aku merasakan tubuhku remuk, aku terpental, perutku terasa sangat sakit, setelahnya, aku tidak sadarkan diri.

"Maafkan aku, aku janji akan mengatakan semuanya padamu. Aku menyesal. Sangat menyesal. Semoga kamu mau memaafkan aku, kita perbaiki semuanya." Aku mendegar kalimat itu.

Setelahnya, aku merasa seorang anak perempuan mendekatiku. Dan anak itu sangat mirip dengan Shawn.

"Mommy," panggil anak itu dengan derai tangis di wajahnya. Setelahnya bayangan itupun menghilang.

Aku merasakan telapak tanganku yang disentuh oleh seseorang. Lalu, aku berusaha membuka mata. Awalnya terlihat buram, tetapi lama kelamaan semakin jelas.

****

"Kamu sudah sadar." Kata Shawn yang menekan satu tombol untuk memanggil dokter. Kemudian Shawn memberi Camila air.

Camila sudah sadar atas apa yang terjadi. Dia langsung memegang perutnya yang masih terasa sakit.

"An-anakku. Dia selamatkan Shawn?" Tanya Camila takut-takut.

Shawn belum menjawab pertanyaan Camila. Dokter yang menangani Camila kembali memeriksanya.

Dokter itu menjelaskan bahwa keadaan Camila akan berangsur membaik.

Setelah dokter itu pergi, Camila kembali bertanya.

"Shawn, apa anakku baik-baik saja? Dia baik-baik saja kan?"

"Camila, kita harus bisa mengikhlaskannya. Tuhan lebih sayang padanya." Jelas Shawn.

Camila mematung dengan tatapan kosong. Jadi, dia gagal menjaga anaknya?

Camila mulai menangis dalam diam. Dia merasa sangat kesakitan atas kepergian anaknya, dia merasa ceroboh menjadi seorang ibu.

Shawn ingin memeluk Camila, tapi Camila dengan refleks menahan tubuh Shawn.

"Tinggalkan aku sendiri." Kata Camila.

"T-tapi..."

"Aku bilang tinggalkan aku sendiri Shawn. Atau aku yang pergi dari sini." Kata Camila dengan tegas.

Shawn mengalah, ia memilih keluar dari ruang perawatan Camila. Shawn lalu menelepon Mommy dan mertuanya dan mengabarkan bahwa Camila sudah siuman.

Apa aku terlalu egois jika mengharapkanmu mau bertahan denganku? Batin Shawn.

*****








[END] Find You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang