Pintu perpustakaan terbuka dan masuklah seorang gadis kecil. Gadis kecil itu menghampiri rak buku, mengambil buku bacaan anak-anak bergambar dan duduk lesehan di ruang baca yang berada tak jauh dari meja penjaga perpustakaan.
Namun tak lama ia membolak-balik buku, ia merasa bosan dan menutup buku tersebut. Kemudian menghampiri penjaga perpustakaan yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Bu guru cantik" panggil gadis kecil itu.
Yang dipanggil menoleh. "Ada apa?"
"Apa bu guru cantik mau menutup perpustakaannya sekarang?"
Sang guru yang diketahui bernama Kang Hyewon itu melirik jam tangannya. Pukul 14.50.
"10 menit lagi akan tutup."
Gadis kecil itu bergerak gelisah sembari memainkan jari tangannya. "Bisakah bu guru cantik menutupnya sedikit lebih lama?"
"Boleh bu guru tau alasannya?"
Gadis kecil itu mendongak dan menatap Hyewon. "Daddy mungkin telat menjemput Wony, karena daddy sangat sibuk di kantor. Wony terlalu takut menunggu di kelas ataupun di pos satpam. Lebih baik Wony menunggu disini saja."
Hyewon mengernyit mendengar penuturan gadis kecil itu. "Memangnya ibumu kemana?"
"Daddy bilang mommy sudah berada di surga, karena Tuhan lebih sayang mommy."
Hati Hyewon terenyuh. Ia merasa bersalah menanyakan hal itu pada sang gadis kecil. Di usia yang belia, gadis kecil ini harus ditinggalkan ibunya.
Seketika Hyewon teringat dengan masa kecilnya yang juga ditinggalkan oleh orangtuanya. Kakek dan neneknya lah yang merawat Hyewon. Itupun sampai ia menginjak bangku SMA, karena Tuhan lebih menyayangi mereka berdua.
Tanpa disadari tangan Hyewon sudah mengusap pucuk kepala gadis kecil itu. "Kalau seperti itu, Wony tidak membenci Tuhan kan?"
Gadis kecil yang bername tag Ahn Wonyoung itu menggeleng. "Setidaknya Tuhan masih memberikan daddy untuk Wony."
Hyewon tercengang. Tak menyangka gadis kecil ini mampu berlapang dada dan berpikiran luas. Tak seperti dirinya dulu yang menyalahkan dan membenci Tuhan atas kepergian orangtuanya.
"Wony pintar sekali eoh" Hyewon kembali mengusap kepala Wonyoung, membuat gadis itu tersenyum dan menampakkan gigi kelincinya.
"Sembari menunggu mau bu guru bacakan cerita?"
"Mau mau" semangat Wony. Kemudian berlari ke ruang baca dan mengambil buku yang sempat dibacanya tadi. Lalu menyerahkannya pada Hyewon.
"Wony mau dipangku" pintanya sambil melompat-lompat kecil.
Hyewon mengangguk dan menjulurkan kedua tangannya untuk mengangkat Wonyoung, membawa gadis kecil itu ke pangkuannya. Lalu membuka buku dan membacakannya untuk sang gadis. Sesekali Wonyoung bersorak sambil menunjuk gambar yang ada di buku tersebut.
Bukankah mereka sudah terlihat seperti ibu dan anak?
Jika kau melupakan fakta bahwa hari itu adalah pertemuan pertama mereka.
Ahn Yujin, pria berdimple itu masih berkutat di balik meja kerjanya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard laptop. Sesekali ia menyesap kopi hitam yang masih tersisa setengah.
Beberapa detik kemudian ia terdiam. Ia seperti melupakan sesuatu. Lalu melirik jam dinding. 16.10.
"ASTAGA WONY."
Yujin bergegas menutup laptopnya dan menyambar kunci mobil di atas meja.
"Bodohnya aku" rutuknya. "Bagaimana bisa aku lupa menjemput anakku sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Teacher
Ficción GeneralKang Hyewon tak pernah merasa nyaman dan dekat jika dihadapkan pada anak-anak meskipun profesinya adalah seorang guru. Tapi itu tak berlaku ketika ia mengenal Wonyoung, gadis kecil si pemilik senyum cerah dengan gigi kelincinya. Tanpa disadari, beni...