BT - Part 8

236 39 3
                                    

Yujin menenggak habis kopinya setelah baru saja mendapat sebuah telpon. Bergegas menutup laptopnya lalu menyambar kunci mobil di atas meja.

"Mau kemana jin?" tanya Chaeyeon yang baru balik dari toilet.

"Ke sekolah Wony. Kepala sekolahnya menelpon, Yujin disuruh kesana."

"Kenapa? Wony berbuat masalah?"

Yujin mengedikkan bahu. "Tidak tau hyung. Pekerjaan kantor tolong hyung handle ya. Yujin pergi dulu."

"Jangan lupa nanti siang ada rapat dengan tuan Park" Chaeyeon geleng-geleng kepala melihat kelakuan single parents itu sebelum kembali ke bangkunya.



Saking penasaran sekaligus cemas, Yujin mengendarai mobilnya secepat yang ia bisa. Tentu saja dengan tetap mengutamakan keselamatan.

Tak butuh waktu lama, Yujin sudah sampai di sekolah Wonyoung. Begitu masuk ke ruang kepala sekolah, disana sudah ada seorang wanita yang Yujin taksir seusia dengannya, sedang merangkul bocah laki-laki.

Sedangkan Wonyoung duduk sendiri berseberangan dengan wanita dan bocah tersebut.

Sementara itu, kepala sekolah duduk terpisah dihadapan mereka di sofa single.

Yujin bergegas duduk di sebelah Wonyoung. Tapi gadis itu hanya diam dan menunduk meski Yujin sudah merangkulnya.

"Karena kedua wali murid sudah datang, mari memperjelas apa yang terjadi dengan anak kalian" kepala sekolah buka suara.

"Tadi Wonyoung dan Dohyon bertengkar, bahkan sampai menjambak rambut dan menarik-narik seragam. Ada yang bisa menjelaskan lebih dulu? Wonyoung? Dohyon?"


Wonyoung mendongak, kemudian melihat Dohyon yang menatapnya tajam. "Dohyon mengejek Wony tidak punya eomma. Wony tidak suka, karena Wony tidak seperti itu. Wony punya eomma kok."

"Tidak, Wony bohong. Wony kan tidak punya eomma. Tidak punya eomma. Tidak punya eomma" Dohyon mencibir dan mengejeknya sambil bernyanyi.

"Wony punya. Biar Wony beritahu, supaya Dohyon tidak mengejek Wony lagi. Bu guru cantik itu eomma Wony. Ingat itu. Dohyon kan pelupa" Wonyoung balas mencibir Dohyon.

"Pembohong! Bu guru cantik itu guru di sekolah kita. Bukan eomma Wony."

"Eomma Wony."

"Tidak."

"IYA."

"TIDAK."


"SUDAH" lerai kepala sekolah. Dua bocah itu terdiam. "Lalu?"


"Wony menarik-narik rambut dan seragam Dohyon keras sekali. Kan sakit. Jadinya Dohyoun balas menarik rambutnya juga."

"Itu karena Dohyon terus-terusan mengejek Wony. Padahal Wony diam saja dari tadi."

"Sudah jelas karena Wony tidak punya eomma."

"Wony punya. Lagipula Wony kan tidak mengganggu Dohyon kalaupun Wony punya eomma atau tidak."

Dohyon terdiam. Bocah kecil itu tersudut, karena apa yang dikatakan Wonyoung benar adanya.


"Sudah jelas apa masalahnya. Jadi bagaimana tanggapan dari eomma Dohyon dan daddy Wonyoung?" tanya kepala sekolah.

"Dari cerita mereka tadi, saya menarik kesimpulan bahwa Dohyonlah yang memicu masalah disini. Tidak sepantasnya Dohyon mengejek seperti itu terlepas benar atau tidak. Apalagi sampai menyakiti fisik perempuan."

Beautiful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang