BT - Part 3

247 45 1
                                    

Yujin bersenandung pelan sembari tangannya berkutat dengan bahan dapur. Ia tengah membuatkan sarapan dan bekal untuk putrinya. Namun tiba-tiba ia merasakan beban di tubuh bagian bawahnya.

Begitu menoleh, Yujin mendapati Wonyoung bergelayut nyaman di kakinya dengan mata setengah terpejam.

"Putri daddy kok belum mandi? Nanti terlambat loh."

"Wony masih mengantuk."

"Sudah mandi sana. Biar daddy selesaikan bekal untuk Wony."

Wonyoung melepas pelukannya dan menatap Yujin. "Tapi buatkan dua ya."

Yujin merunduk dan menyamakan tingginya dengan Wonyoung. "Memangnya satu tidak cukup?"

"Yang satu lagi untuk bu guru cantik."

"Baiklah. Sekarang putri cantik daddy mandi dan siap-siap ke sekolah" suruh Yujin.

Wonyoung mengangguk senang dan berlari menuju kamarnya.

Yujin tersenyum mengamati tingkah menggemaskan putrinya.

Ya beginilah rutinitas Yujin semenjak Wonyoung masuk sekolah. Jika biasanya Yujin akan membelikan sarapan di kantin kantornya, sekarang Yujin harus membuatkan bekal untuk Wonyoung.

Yujin tak ingin Wonyoung jajan sembarangan. Yujin juga tak bisa terus mengontrol apa yang dimakan Wonyoung. Makanya Yujin bersikeras membuatkan bekal.

Meskipun hanya masakan sederhana. Toh Wonyoung tak pernah protes.

Tak lama, Wonyoung keluar kamar dengan seragam yang sudah rapi dan tangan yang menenteng tas. Wonyoung menghampiri Yujin yang juga sudah mengenakan setelan jasnya dan tengah menunggunya di ruang makan.

"Daddy, kemarin bu guru memberi tugas. Tapi Wony tidak bisa mengerjakannya. Bisakah daddy membantu Wony?" tanya Wonyoung di sela sarapan mereka.

Yujin menelan makanannya, lalu menenggak seteguk air. "Loh putri daddy yang pintar tidak bisa mengerjakannya? Memangnya bu guru memberi tugas apa hmm?"

"Membuat puisi."

"Lalu apa masalahnya?"

"Puisinya tentang ibu."

Seketika Yujin membeku. Tangannya yang hendak menyuap tergantung di udara mendengar ucapan Wonyoung. Tenggorokannya tercekat. Lidahnya terasa kelu. Tak tau harus bereaksi seperti apa.

"Daddy ih, Wony bertanya malah diam saja."

"Ah iya maafkan daddy sayang" Yujin mengusak pelan kepala Wonyoung. "Jadi daddy harus bagaimana?"

"Ya daddy bantu Wony. Bagaimana cara membuat puisi tentang ibu."

"Bagaimana kalau Wony membuat puisi tentang daddy?"

"Kok jadi tentang daddy sih" sungut Wonyoung. "Kalau bu guru marah bagaimana?"

"Wony bilang saja itu permintaan daddy."

"Kalau bu guru tidak percaya?"

"Nanti biar daddy yang bicara dengan bu guru."

"Benar ya?"

Yujin mengangguk.

"Makananmu sudah habis? Ayo berangkat ke sekolah."

"Lets go!"





"Bu guru cantik" panggil Wonyoung begitu sampai di gerbang sekolah. Pas sekali dengan Hyewon yang baru saja turun dari motor.

Gadis itu langsung mengamit erat tangan sang guru kesayangan. "Daddy, Wony bareng bu guru cantik aja ya."

Beautiful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang