Yujin tersenyum saat membuka kain penutup wajah sang istri. Setelah tadi pengucapan janji suci pernikahan serta memakaikan cincin di jari manis satu sama lain.
"Cantik" bisik Yujin. Perlahan mendekat dan mengecup ringan bibir yang menggoda itu. "Mari sama-sama sampai ajal yang memisahkan."
"Tentu. Kita sudah bersumpah tadi" balas Hyewon dengan senyuman. Bahagianya tak terbendung. Tak menyangka akhirnya melepas masa lajang. Padahal Hyewon tidak berharap banyak dalam hidupnya. Cukup menjalani seperti biasanya.
Tanpa memikirkan adanya pria pendamping. Mengajar matematika dan menjaga perpustakaan. Serta saudara yang selalu ada untuknya. Jangan lupakan calon adik ipar yang menyayangi dan mengerti dirinya.
Namun semua berubah sejak negara api menyerang-
Tidak.
Salah server.
Namun semua berubah sejak Wonyoung hadir di hidupnya. Hyewon yang tak dekat dengan anak-anak menjadi sosok penyayang saat bersama gadis kelinci itu. Belum lagi kehadiran daddy Wonyoung yang secara perlahan mengikis trauma Hyewon pada sebuah ikatan hubungan.
Yang mana pria itulah yang berdiri di sampingnya sekarang.
Apa lagi yang tidak disyukuri Hyewon?
Ia menikahi pria yang mencintai dan dicintainya. Yena, satu-satunya keluarga yang dimiliki mengantarnya menuju altar pernikahan. Serta Wonyoung yang membawakan cincin pernikahan mereka.
"Aku dan Yuri langsung ke gedung pernikahan. Biar kami yang membawa Wony" Yena menghampiri suami istri tersebut setelah pemberkatan tadi. "Kalian istirahat saja dulu. Siap-siap untuk pesta nanti sore."
"Padahal tidak masalah kalau Wony ikut dengan kami" jawab Yujin. "Ya kan sayang?"
Hyewon mengangguk.
"Dan mengganggu waktu kalian berdua? Yakin Wony tidak akan memonopoli istrimu?" seringai Yena.
Yujin terdiam sejenak, lalu tertawa sambil menepuk-nepuk pundak Yena. "Bebek memang bisa diandalkan."
"YA! Bebek kepalamu."
"Hahaha."
"Sudah ya. Jaga sayangku baik-baik."
"Enak saja. Sekarang sudah jadi sayangku" protes Yujin merangkul Hyewon mesra.
Namun tidak terdengar oleh Yena. Pria itu sudah berbalik punggung sembari melambaikan tangan dan menghampiri Yuri dan Wonyoung yang sudah duduk anteng di dalam mobil.
"Seperti biasa. Menyebalkan" desis Hyewon.
"Tapi sayang kan?" goda Yujin.
"Tapi aku lebih sayang Wony."
"Aku?" Tunjuk Yujin pada dirinya.
"Sayang tidak ya?" Hyewon pura-pura berpikir.
"Masa hal seperti itu masih berpikir?" cemberut Yujin, membuat Hyewon mencubit pipinya gemas.
"Masa hal seperti itu masih ditanya?"
"Hehehe. Cup" satu ciuman dicuri.
"Haha hehe tapi curi-curi kesempatan" protes Hyewon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Teacher
General FictionKang Hyewon tak pernah merasa nyaman dan dekat jika dihadapkan pada anak-anak meskipun profesinya adalah seorang guru. Tapi itu tak berlaku ketika ia mengenal Wonyoung, gadis kecil si pemilik senyum cerah dengan gigi kelincinya. Tanpa disadari, beni...