BT - Part 6

268 38 9
                                    

"DADDY" pekik Wonyoung senang begitu wajah Yujin muncul di layar ponsel Hyewon.

"Hai sayang" sahut Yujin.

"Daddy sudah sampai di Busan?"

"Sudah, sekarang daddy sedang istirahat di hotel. Kesayangan daddy sudah pulang sekolah? Kenapa seragamnya belum diganti?"

"Wony kangen daddy."

"Daddy juga kangeeeeeennn sekali dengan putri daddy. Apa Wony bersikap baik hari ini?"

Wonyoung tersenyum lebar. "Tentu saja. Wony kan anak baik. Daddy tau, tadi Wony mendapat nilai A di kelas musik. Lalu-"

"Lalu?"

"Lalu bu guru cantik membelikan Wony eskrim sebagai hadiah."

"Hei, daddy kan sudah bilang jangan merepotkan bu guru" tegur Yujin.

"Dasar bawel. Mulutmu selalu saja bilang merepotkan" sahut suara dari belakang Wonyoung.

"Aku kan jadi tidak enak. Kau terus menuruti semua keinginan Wony. Kalau jadi kebiasaan bagaimana?"

"Aku yang membelikan, jadi buang marahmu itu."

"Menyebalkan, aku selalu saja kalah berdebat denganmu" sungut Yujin.

Hyewon terkekeh.

"Kenapa Wony tidak mengganti seragam dulu?" Yujin mengalihkan pembicaraan.

"Tentu, Wony juga harus mengerjakan pr. Bye daddy. Wony sayang daddy."

"Daddy juga sayang Wony."


Wonyoung menyerahkan ponsel pada Hyewon, kemudian berlalu meninggalkan dua insan berbeda jenis itu.

"Umm apa kabarmu?"

Hyewon tergelak. "Sudah berdebat tapi baru menanyakan kabar? Kau lucu sekali."

"Hei bukan salahku kita tadi berdebat" protes Yujin.

"Ya ya baiklah. Kabarku seperti yang kau lihat, masih bernapas."

"Hahaha, aku juga masih menapak."

"Tidak, kau rebahan" kelakar Hyewon, disambut dengan tawa Yujin.

"Kau benar. Apa Wony nakal dan merepot- umm maksudku banyak ulah?"

"Tidak, Wony sangat manis dan penurut. Aku menyukainya."

"Syukurlah."


Hening lagi. Keduanya sama-sama diam, canggung tidak tau apa yang harus dikatakan. Yujin terlihat menggaruk lehernya yang entah gatal atau tidak sembari sesekali memalingkan wajah dari layar.

Sedangkan Hyewon sibuk memainkan kancing bajunya dengan pandangan menunduk. Guru itu terlihat malu ditatap intens seperti itu meski hanya dari layar.

"Kau-"

"Aku-"

"Kau duluan" suruh Yujin.

"Kau sudah makan?" tanya Hyewon.

"Sudah, baru saja selesai. Karena nanti malam aku harus menemui klien lagi."

"Ah kalau begitu kau harus menutup telponnya" balas Hyewon tak enak. "Maaf aku mengganggu waktu istirahatmu."

"Tidak tidak. Jangan berkata begitu. Aku tidak keberatan diganggu olehmu. Eh-" Yujin membekap mulutnya.

Hyewon juga terkesiap mendengar ucapan Yujin.

Beautiful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang