Yujin melepas kacamatanya, lalu mematikan laptop yang sedari pagi tadi ia tekuni. Meski begitu, pria itu tak terlihat mengeluh sama sekali.
"Hyung, tolong handel rapat hari ini ya" pintanya sembari mengenakan coat.
Chaeyeon yang sedang mengetik mendadak berhenti. Kemudian melirik jam tangannya yang masih tertera angka dua belas di jarum pendek. "Kau mau kemana? Ini kan belum jam pulangnya Wony."
"Aku akan mengecek gedung pernikahan. Kemarin janjinya jam satu. Nanti setelah pulang sekolah langsung fitting pakaian."
Ya, pernikahan Hyewon dan Yujin sudah ditetapkan. Hitungan satu bulan lagi mereka akan disahkan sebagai pasangan suami istri. Memang terkesan mendadak, namun bukan rencana yang bisa dianggap remeh untuk keduanya.
Tentu saja mereka sudah berpikir dengan matang.
Toh mereka memang sudah yakin dengan satu sama lain.
Tapi hal itu menimbulkan omelan dari kembaran Hyewon, Yena. Bukannya tidak setuju, pria itu merasa tertikung oleh saudaranya sendiri. Ia yang berencana menikah, malah Hyewon yang melaksanakannya lebih dulu.
'Aku yang berencana menikah, kenapa kau yang lebih dulu?' kesalnya sewaktu Yujin dan Hyewon memberitahu tanggal pernikahan mereka.
Namun tentu saja itu bukanlah masalah serius bagi Yena. Pria bebek itu hanya merasa sedikit jengkel. Bukan, bukan karena waktu yang terkesan mendadak. Bukan juga karena membenci hubungan mereka berdua. Justru Yena benar-benar mempercayakan Hyewon pada Yujin.
Selama ini yang ia lihat Yujin dan Hyewon seperti enggan dan malu-malu. Sama-sama suka, tapi sama-sama menahan diri. Dan sekarang, tau-tau sekali dapat berita sudah langsung menikah saja.
Bukan main.
Alasannya sepele. Pacar Yuri itu tidak rela didului oleh kembarannya sendiri. Kekanakan memang, tapi begitulah kenyataannya.
'Yang berencana akan kalah dengan yang bertindak' jawab Yujin waktu itu.
Sudah pasti pria bebek itu makin berkoar kesal. Dan perkataan Yujin tersebut sukses mendapatkan tatapan maut plus lebam di pipi kiri.
"Kan ada Hyewon yang bisa mengurusnya. Pekerjaanmu menumpuk Yujin."
"Hyewon sudah repot mengurus Wony. Aku tidak mau ia kelelahan menjelang hari pernikahan kami."
"Biasanya juga begitu kan."
"Tidak masalah hyung. Yujin sendiri yang mau mengurus pernikahan kami."
"Lalu pekerjaanmu?"
Yujin tersenyum lebar. "Untuk apa hyung kerja disini kalau bukan untuk hal seperti sekarang." Yujin melangkah keluar dan menutup pintu dengan hati riang. Meninggalkan perempatan siku-siku di dahi Chaeyeon.
"Dasar, selalu seenaknya" keluh pria dua anak tersebut. Namun setelah itu tersenyum sembari masih memandangi pintu.
"Semoga kali ini adalah kebahagiaanmu yang sejati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Teacher
Fiksi UmumKang Hyewon tak pernah merasa nyaman dan dekat jika dihadapkan pada anak-anak meskipun profesinya adalah seorang guru. Tapi itu tak berlaku ketika ia mengenal Wonyoung, gadis kecil si pemilik senyum cerah dengan gigi kelincinya. Tanpa disadari, beni...