BT - Part 2

336 41 2
                                    

"Apa daddy terlambat pulang lagi?" tanya Wonyoung begitu sampai di depan pintu kelas.

Ya, Yujin sengaja memarkir mobilnya diluar gerbang sekolah dan mengantar putrinya sampai ke depan pintu kelas.

Bukannya apa-apa, Yujin tidak ingin putrinya merasa kekurangan kasih sayang. Apalagi di usia belia, Wonyoung harus merasakan tidak adanya kehadiran seorang ibu. Makanya Yujin selalu berusaha memanjakan putrinya meski hal kecil sekalipun.

Yujin tersenyum sembari mengelus pelan kepala Wonyoung. "Daddy akan berusaha menjemput Wony tepat waktu."

"Terlambat sedikit juga tidak apa-apa. Wony akan menunggu di perpus bersama bu guru cantik."

Senyum Yujin tertahan. Raut mukanya berubah sendu. Benar kata Hyewon, bahwa Wonyoung begitu pintar karena mengerti dengan kesibukannya. Tak pernah menuntut ini itu, bahkan juga tak pernah protes dengan waktu untuknya yang sedikit.

Sebelum Wonyoung masuk sekolah, Yujin selalu membawa Wonyoung ke kantor. Karena di rumah tak ada ART, juga Yujin tak yakin dengan menyewa babysitter untuk putrinya, jadinya Yujin selalu membawa Wonyoung kemanapun ia pergi. Meski rapat sekalipun.

Beruntung Wonyoung tidak rewel. Ia hanya sibuk menonton TV atau memainkan boneka kelinci peninggalan mommynya.

"Pastikan bekalmu habis ne."

Wonyoung mengangguk senang. "Ay ay kapten."

Yujin mendekati putrinya dan mencium kedua pipi gadis kecil itu. "Kalau begitu daddy berangkat kerja dulu. Gadis kecil daddy jangan nakal ya di sekolah."

"Bye daddy" Wonyoung berjingkrak pelan sembari melambaikan tangan pada Yujin yang baru beberapa langkah meninggalkan kelasnya. "Love you."

Yujin berbalik dan balas melambaikan tangan. "Love you too."



Di gerbang sekolah Yujin berpapasan dengan Hyewon yang baru saja turun dari motor. Ia diantar seorang laki-laki. Entah itu kekasihnya atau hanya abang ojol. Entahlah, Yujin tak mau tau.

"Pagi bu guru Hyewon" sapa Yujin.

Hyewon menoleh dan menganggukkan kepala. "Pagi."

Lepas itu Yujin pamit dan menaiki mobilnya. Lalu melesat kencang meninggalkan sekolah.

"Siapa?" tanya laki-laki yang mengantar Hyewon.

"Apanya" Hyewon malah balik bertanya.

Laki-laki itu menggetok kepala Hyewon. "Laki-laki tadi. Ck dasar guru" cibirnya.

Hyewon mencubit lengan laki-laki itu, membuat si empu punya lengan meringis. "Cuma orangtua siswa. Sudah pergi sana. Jangan salahkan aku jika kau dipecat."

"Sudah untung diantar. Mau kujemput pulang nanti?"

"Tidak usah. Aku naik bus saja. Lagipula kau lembur kan malam ini?"

Laki-laki itu mengacak pelan rambut Hyewon. "Aigo, sayangku perhatian sekali ne. Ja, aku pergi dulu. Jangan terlalu dekat dengan laki-laki tadi ya" laki-laki itu menjalankan motornya.

"Apanya yang dekat, kenal saja baru kemarin" misuh Hyewon memasuki tempatnya mengajar.











Yujin mendapati Chaeyeon duduk santai di sofa begitu sang CEO itu baru saja tiba di ruangannya.

"Ya kenapa kau begitu santai? Kau tak ingat ada meeting pagi ini dengan tuan Kim?" marah Chaeyeon.

"Astaga! Aku lupa" panik Yujin. "Kau sudah siapkan bahannya?"

Chaeyeon mendelik malas. "Sudah. Bahkan jika kau terlambat, aku yang akan memimpin rapat. Bukankah selalu begitu?"

Yujin tertawa cengengesan, menghampiri Chaeyeon dan merangkulnya. "Bukankah itu gunanya teman yang merangkap menjadi asisten? Lagipula itu tugasmu kan?"

Beautiful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang