BT - Part 13

240 34 3
                                    

"Saya permisi" pamit Hyewon sembari menutup pintu ruangan kepala sekolah. Sebenarnya setelah mengajar tadi Hyewon hendak ke kantin, mengingat tadi tidak sempat sarapan karena kehabisan bahan makanan di kulkas.

Tapi berhubung kepala sekolah mengirim pesan untuk menghadapnya, mau tidak mau perut Hyewon harus sedikit bersabar.

Hyewon mempercepat langkahnya agar tidak menyia-nyiakan waktu, karena setelah ini ia akan menggantikan Miru di perpustakaan.

Namun langkah Hyewon terhenti di sebuah kelas. Yang mana di kelas tersebut sedang terjadi proses belajar mengajar, serta salah seorang siswa yang berdiri satu kaki di depan kelas dengan kedua tangan memegang telinga.

Sebenarnya itu adalah hal yang wajar, karena Hyewon pun pernah menghukum muridnya seperti itu. Tapi yang membuatnya kaget adalah siswa yang berdiri tersebut ternyata Wonyoung.


"Permisi" Ketukan pintu dari Hyewon mengundang semua atensi tertuju padanya. Bahkan Wonyoung langsung berlari memeluk kaki Hyewon.

"EOMMAA!"

"Bu Hyewon, ada perlu apa?" sapa Kaeun, guru wali kelas.

Hyewon berdehem sebelum bersuara. "Sebenarnya tidak ada, aku hanya lewat. Tapi aku melihat Wony berdiri di depan kelas. Apakah Wony melakukan kesalahan?"

"Iya. Wony tidak mengumpulkan tugas yang kuberikan. Padahal tugas itu diberikan seminggu yang lalu sebelum ujian."

"Wony mengerjakannya eomma" sanggah Wonyoung. "Eomma ingat tugas matematika yang kita kerjakan beberapa hari yang lalu di perpustakaan? Itu tugasnya."

"Lalu kalau Wony mengerjakannya, kenapa tidak dibawa?" tanya Kaeun.

"Tadi kan Wony sudah bilang kalau Wony membawanya. Tapi tiba-tiba buku tugas Wony tidak ada di dalam tas."

"Wony sudah memeriksa betul-betul? Benar tidak ketinggalan di rumah?" kali ini Hyewon yang bertanya.

"Sudah, tapi tidak ketemu. Wony yakin sudah membawanya. Daddy juga mengingatkan tadi sebelum berangkat sekolah."

"Kalau Wony benar-benar membawanya, pasti buku tugasnya ada di dalam tas. Bu guru juga ikut memeriksa tas Wony tadi bukan?"

"Tapi Wony-"

"Meskipun Wony mengatakan yang sebenarnya, tapi bu guru tidak akan percaya kalau tugasnya tidak diserahkan" tegas Kaeun.

"Wony benar-benar membawanya eomma. Wony tidak berbohong" Wonyoung mendongak menatap Hyewon. Bulir air mata sudah tercipta di sudut matanya. Tinggal menunggu meluncur saja.


"Anak kecil adalah pembicara yang jujur. Apakah anda tidak memiliki toleransi terhadap hal itu? Mereka memang harus dididik disiplin, tapi bukankah mereka baru mengenal dunia sekolah? Tentu saja diajari pelan-pelan dan bertahap."

Hyewon mengusap kristal bening tersebut dan mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Matanya bersirobok dengan Dohyon yang duduk di bangku belakang sedang tertawa dengan teman sebangkunya. Dan pandangan mereka menjurus pada Wonyoung.


Hyewon merasa ada yang tidak beres.


"Bisakah saya memeriksa tas dan laci semua siswa disini?" Hyewon meminta izin.

"Untuk apa?"

"Saya percaya dengan perkataan Wony. Jadi saya ingin membuktikan kalau Wony sedang dikerjai oleh salah seorang temannya."

Beautiful TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang