3

277 30 1
                                    

"Hai bocah!" Sapaku memasuki ruang locker saat berpapasan dengan Taemin, "Huh, kenapa memanggilku seperti itu hyung!?" Kesalnya dengan wajah lucunya.
Dengan bibir kerucutnya ia keluar dari ruangan, dan aku segera menggati pakaianku dengan seragam.
Saat menoleh ke bawah aku melihat sebuah photo keluarga, maka kuambil photo itu, ada 4 orang disana, sepasang suami istri dan 2 anak berwajah kembar, yang satu laki laki dan yang satu lagi perempuan. Aku tidak tahu ini milik siapa, jadi aku memilih untuk menyimpannya di lockerku.
***
"Wah!?" Terdengar seruan dari dapur. PRANG!!! "Argh!?" Kini pekikan suara Taemin terdengar, aku buru-buru kedapur mendengar suara kekacauan itu.
Mataku terbelalak melihat dapur berantakan, Taemin teringkuk kesakitan di lantai, memegangi bahu kanannya, "Ada apa ini!?"Suara Kevin hyung dari belakangku.
Ekspresinya sama denganku saat melihat Taemin, "Maaf Hyung, ini salahku, aku menginjak tali sepatuku saat akan memindahkan sup ini, meski Taemin sudah menghindar, tapi tetap terkena tumpahannya." Kata Leeteuk hyung merasa bersalah.
"Taemin, mianhae..." Ia membantu Taemin berdiri.
Taemin tidak sempat menjawab, ia hanya mengangguk karena meringis kesakitan dan tentunya merasa kepanasan. Aku menghampiri Taemin dan membantunya berdiri menyangga badan kecilnya, "Aku bantu Taemin" ujarku pelan, "Kamsahamnida hyung" ucapnya lirih sambil menahan air mata, pasti rasanya perih sekali terkena air mendidih.
"Titip dia ya Minho, aku akan ganti menjaga kasir." Kata Kevin hyung, "Panggil pak SooMan, suruh bantu membersihkan ini" lanjutnya.

***

Taemin meringis kesakitan saat aku membantu mengoleskan krim untuk luka bakar di bahunya, setelah dia membuka bajunya aku baru sadar badannya tak sekurus yang aku pikir, karena dia memakai baju yang agak kelonggaran selama ini, jadi badannya terlihat kurus.
"Ash... Perih sekali..." ringisnya pelah, "Tahan nde, ini akan membuatmu merasa cepat dingin dan tidak membuat luka bakar." Tuturku.
Kami ada diruang locker, disini juga disediakan kotak P3K dan bangku untuk istirahat.
"Terimakasih hyung, kau baik sekali" pujinya membuatku malu, dan memilih untuk tidak menanggapinya. Dasar bocah. "Kau beristirahatlah sebentar, aku akan kembali kekasir." Aku menyodorkan segelas air putih untuknya. Taemin tidak langsung meminumnya, "Hyung, istirahat nanti, kau mau makan dimana?" Tanya Taemin tiba-tiba, aku menoleh heran, "Aku punya apel, kalau kau mau." Lanjutnya. Aku tersenyum, apa dia mau mengajak makan bersama?? Pikirku, "Tentu saja aku mau, aku suka apel." Kataku yang di sambut senyuman oleh Taemin. "Ah, aku kasih sekarang saja ya!" Taemin membuka lockernya, mencari-cari sesuatu, "lho!? Dimana ya?" Heran Taemin.
"Ada apa Taemin? Kalo apelnya tidak ada gak apa apa kok" Tanyaku.
"Bukan hyung, apelnya ada." Dia memberiku apel merah yang cukup besar, "Lalu, apa lagi yang kamu cari?" Tanyaku heran setelah menerima apelnya.
"Photo keluargaku hyung~" rengeknya melihatkan matanya yang berkaca-kaca.
"Ah!? Photo keluarga? Aku menemukannya!" Celetukku ingat photo tadi siang.
Aku membuka locker dan mengambil selembar photo berukuran 4R tersebut, dan memberikannya pada Taemin.
"Ini jatuh tadi siang saat kamu ganti baju" kataku. Taemin mengambilnya, "Terimakasih hyung, aku lega."
"Kalo barang penting, harusnya jangan dibawa sembarang, taruh dirumah saja." Tuturku, dia mengangguk paham. Huh lucu sekali, bocah ini.
****
Hari mulai petang, waktunya kami istirahat untuk makan, aku mengambil makananku dan makan di bangku belakang cafe yang sudah di sediakan untuk pekerja istirahat makan. Aku tak melihat Taemin disini, teman-teman komplit, apa dia kloter ke2 ya? Istirahat memang dibagi 2 kloter, karena sebagian tetap bekerja dan melayani pembeli. Tapi sepertinya, Taemin selalu satu kloter denganku. Aku tanpa sadar mondar-mandir mencari bocah itu, entah kenapa kakiku melangkah sendiri tanpa tujuan. Dan kini sampailah aku ke atap caffee, dan benar aku menemukan bocah itu sedang duduk dilantai membelakangiku.
"Taemin?" Panggilku. Taemin menoleh, "Ah, Minho hyung??" Herannya. Aku menyusul dan duduk disebelahnya, "Kenapa kau disini? Yang lain semua makan dibawah, kau tak takut masuk angin, huh?" Cecarku.
"Enggak." Dia menggeleng cepat kemudian menunjukan sebuah apel padaku.
"Kamu udah makan apelnya?"
"Belum, aku belum makan." Aku menunjukan apel yang kubawa juga.
"Hari ini ulang tahunku, gak ada cake, aku mau berbagi sama teman yang mau merayakan"
"Oh ya?? Happy birthday Taemin... " kataku tersenyum.
"Gomawo hyung!" Sambutnya tersenyum juga, membuat matanya yang sipit melengkung.
Setelah memakan apel kami masih duduk di atap.
"Hwaah... bintangnya gak keliatan ya" Taemin merebahkan badan.
"Hey nanti kau masuk angin Taemin" kataku mengingatkan.
"Tidak, badanku kebal kok. Imunku kuat." Dia menekuk lengannya, menunjukan lengannya bak atlit binaragawan, namun apa itu, tidak ada ototnya. Dasar.
"Pasti nanti di rumah keluargamu memberi kejutan ya." Kataku sambil ikutan rebahan di sampingnya.
Taemin menggeleng.
"Wae?" Heranku.
"Aku tinggal sendiri hyung di rumah kontrakan, sejak lulus SMA aku sudah keluar dari rumah dan bekerja sendiri." Jawabnya masih dengan tersenyum.
Namun senyum yang aku lihat adalah senyum palsu. Ada apa ya.
"Oh ya!? Aku juga tinggal sendiri, sama sepertimu dirumah kontrakan." Kataku kemudian.
"Ku dengar kau masih kuliah hyung."
"Iya..."
"Apa cita-citamu hyung?"
Aku terdiam sebentar.
"Sepertinya kau pekerja keras sekali, padahal kulihat dari tas, baju, sepatu mu... kau bukan orang miskin." Lanjutnya lagi.
"Aku tidak ingin menyusahkan orang tuaku, bisnis mereka setahun yang lalu bangkrut. Dan aku masih punya adik perempuan, aku tak mau mereka jadi gelandangan demi membiayai kuliahku." Jelasku agak panjang. Taemin menoleh dan menatap dalam mataku.
"Kau hebat hyung, aku bangga denganmu" pujinya sambil menepuk lenganku.
"Lihat ini! Kau sampai punya otot, pasti kerja kerasmu juga." Taemin terkekeh kecil. Aku tidak menanggapi, hanya melihatnya tertawa juga menyenangkan.
"Taemin, kalau boleh tau, apa hadiah yang kau harapkan?" Tanyaku.
Taemin mengalihkan pandangan matanya dariku, dan kembali menatap langit.
"Aku ingin dipeluk appaku hyung, juga eommaku, lalu saudara kembarku." Jawabnya sendu, meski begitu aku tau ini jawaban jujur.
"Kenapa kau tidak temui mereka,pulanglah, ambil cuti sehari untuk temui keluargamu, aku yakin Kevin hyung akan memberi ijin, dia tidak galak kok." Usulku.
Taemin masih terdiam, aku hanya menunggunya memberi jawaban, "Tidak hyung." Elaknya singkat.
"Ada alasan kenapa aku bekerja dan tidak tinggal di rumah, tapi berbeda denganmu, aku tidak bisa pulang karena suatu alasan" jelasnya misterius. Tapi aku melihat Taemin yang selalu ceria, dan suka ceroboh ini sekarang sosok yang kesepian.

Trouble BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang