13

212 23 5
                                    

Minho Pov
Beberapa hari sudah Taemin libur kerja, sejak pengakuan Jaejoong hyung dan Yunho hyung saat itu tidak ada yang berubah antara kami bertiga, akupun tidak canggung dan membiarkan saat tak sengaja memang melihat perhatian YunJae berlebihan dari sekedar teman, sesekali mereka gandengan tangan, membersihkan pakaian satu sama lain, ataupun memperhatikan makan mereka satu sama lain.
Selain aku dan Changmin hyung tak ada yang menyadari hubungan mereka, bahkan Onew hyung yang juga sahabat kami ternyata belum diberi tahu.
Sedangkan aku dan Taemin setelah dikira memiliki hubungan seperti mereka tentu saja canggung satu sama lain. Taemin seperti kadang sengaja menghindar saat aku melihatnya, menghampirinya, bahkan sarapan saja kadang ia sarapan lebih siang, saat aku berangkat kuliah dia baru keluar kamar. Huft.
Sedangkan saat ini aku sedang memilih mencatat mata pelajaran, aku memilih duduk di bangku dekat parkiran, karena tempatnya cukup teduh dan tidak terlalu ramai untuk belajar. Tiba-tiba aku rasa smartphone ku bergetar, ada pesan masuk, aku melihatnya, dari Taemin.
Taemuf:
Hyung, aku rasa kau meninggalkan buku yang penting.
Tulis bocah itu sembari mengirimi gambar buku yang tidak asing bagiku.
Buku bersampul merah, yang seminggu lalu aku pinjam dari perpus, dan hari ini harus dikembalikan, pabbo. Aku lupa membawanya, padahal tadi pagi aku sudah meletakannya dimeja saat aku sarapan.
Taemuf:
Mau aku antarkan hyung? Sebelum aku membalas, Taemin sudah mengirimiku pesan lagi, aku berterimakasih padanya kalau dia mau kesini mengantar buku, yah dari pada kena denda.

***

Aku berdiri digerbang masuk universitas, sesekali menengok smartphone menunggu Taemin. Kalau jalan kaki dari kost sampai ke universitas memakan waktu setengah jam, tapi baru 20 menit aku sudah melihat Taemin dari kejauhan, anak itu berlari kecil, tampak peluh di sudut wajahnya, Oh Gosh aku tersentuh melihat kegigihannya.
"Hyuuungg!!" Seru Taemin sembari mengembangkan senyumnya.
"Kenapa kau lari Taemin?" Tanyaku begitu dia sudah didepanku, nafasnya masih berderu belum stabil, aku setia menunggu dia mengatur nafasnya.
"Olahraga hyung" Taemin tersenyum lebar, "Tapi kakimu masih sakit"
"Tidak apa-apa hyung." Taemin menggeleng.
"Setelah ini kau mau pulang jalan kaki lagi?" Tanyaku.
"Anio." Taemin menggeleng cepat, "Akukan harus kontrol kedokter hyung" lanjutnya menunjukan lengan kanannya yang tertutup jaket.
"Jalan kaki?" Tanyaku lagi.
"Pabbo! Tentu saja tidak! Aku akan naik bus."
Aku terdiam sesaat, saat kecelakaan itu juga saat dia naik bus sendirian.
"Tidak! Aku antar saja" kataku tidak setuju.
"Tapikan kau harus kuliah hyung!" Ragu Taemin.
"Tidak, tinggal mengembalikan buku saja. Aku bisa bolos kuliah." Aku tidak percaya dengan ucapan yang barusan aku lontarkan sendiri. Bolos?
"Jangan hyung, kau cari uang untuk kuliah, dan sekarang kau mau bolos!" Tutur Taemin berkacak pinggang. Aku tanpa peduli ucapannya, menarik tangan kiri Taemin dan membawanya ke kantin.

Di kantin aku menemukan sahabat-sahabatku disebuah meja, dari kejauhan Jaejoong menyadari kedatangan kami, dia melambai senang sepertinya melihat Taemin.
"Hyungdeul, aku titip bocah ini sebentar ne." Kataku mendudukan Taemin di samping Changmin hyung, "Kau mau kemana Minho?" Tanya Onew hyung heran, "Dan siapa ini?" Onew balik tersenyum ramah pada Taemin.
"Aku mau mengembalikan buku sebentar hyung, dia Taemin teman satu kostku" jawabku singkat dan buru-buru pergi.

Taemin POV

Aku duduk diantara teman-teman minho hyung, aku seperti kerdil sendiri karena tiga namja ini berbadan tinggi, ah kecuali satu yang kini sedang tersenyum padaku.
"Jinki. Panggil aja Onew." Kata namja di samping Jaejoong hyung ini, aku tersenyum canggung, apa lagi mendapati tatapan heran dari Yunho hyung dan Jaejoong hyung, "Ini si jngkung Changmin" Onew menunjuk namja paling tinggi disebelahku, namja berambut sedikit menyentuh bahu, dan menguncir separuh, dia memakai kaca mata sedang membaca sebuah buku. Namja yang di tunjuk hanya tersenyum sekilas kearahku dan melanjutkan membaca bukunya lagi, "Kami sudah kenal kok" kata Jaejoong hyung sebelum Onew mengenalkan mereka.
"Mwo?? Jinjja?? Kapan?" Onew melongo tak percaya.
"Saat kamu menolak kami ajak nonton." Jawab Jaejoong hyung sambil menyeruput minumannya.
"Apa kabar Tae?" Tanya Yunho hyung tersenyum mencurigakan "Baik hyung" jawabku singkat tapi mencoba biasa pada mereka.
Tak lama Minho hyung datang menghampiri, "Ayo Tae, kita pergi sekarang aja."
"Mau kemana kalian?" Tanya Onew yang suka ingin tahu menurutku.
"Mengantarnya kedokter, kau lihat tangannya di perban." Jawab Minho hyung apa adanya.
"Mwo?? Tapi habis ini kau ada kelaskan Minho?" Kali ini aku mendengar suara Changmin, suaranya merdu juga.
"Iya... tapi aku tidak mau membiarankan bocah berkeliaran sendiri dirumah sakit. Apa lagi dia seperti ini saat aku membiarkannya naik bus sendirian" ada sarat bersalah dimata Minho hyung. Padahal aku mengalaminya tidak ada hubungannya dengan Minho hyung, aku saja yang tidak bisa melindungi diri sendiri.
"Jika memang parah pergilah, nanti kami ijinkan kau pada dosen mengantar adikmu kerumah sakit." Kata Jaejoong hyung.
"Gomawo hyung" Minho hyung menarikku keluar dari kantin, apa dia tidak sadar dari tadi dia menggandeng tangan kiriku? Beberapa mahasiswa-mahasiswi melihat kami dengan heran.

Trouble BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang