Minho Pov
Aku keluar kelas dengan langkah gontai, sesekali menguap, yah karena aku memang sedikit mengantuk disepanjang mata kuliah. Aku memilih tempat yang menurutku nyaman, perpustakaan! This is it! Aku masuk kedalam dan tanpa mencari buku aku memilih duduk di sebuah meja yang sudah teesedia untuk belajar, aku membuka buku kuliah dan membaca ulang apa yang tadi di terangkan dosen.
Karena mataku tidak bisa diajak kompak, aku memutuskan menutup mata sebentar, dan mengistirahatkan otakku, aku berbantalkan lenganku sendiri di meja.
Tik.
Tik. Tik. Tik.
"Yakh! Choi Minho!" Seseorang mengganggu tidurku yang bahkan belum ada 10 menit, aku membuka mata paksa dan berekspresi kesal.
"Wae??" Tanyaku ketus.
"Choi Minho, ikut aku!" Lee Chaerin dengan wajah serius menarik lenganku. Aku mengernyit heran, dan memberesi bukuku lalu pergi mengekorinya.Sampailah kita digedung olahraga, yang dimana tempat ini cukup sepi saat ini karena tidak ada yang memakainya. Chaerin berdiri didepanku sambil melipat kedua tangannya, jangan lupa matanya yang menatapku dengan tajam, membuatku kikuk dibuatknya.
"Dimana??" Tanya Chaerin dingin.
Aku berkedip bingung dengan pertanyaannya.
"DI MANA KAU SEMBUNYIKAN TAEMIN?!" teriakan Chaerin membuat jantungku rasanya ingin meloncat.
"JANGAN MENGELAK YA! JELAS KEMARIN LUSA DIA DIKANTIN BERSAMAMU!!" Lanjut Chaerin kali ini menuding-nudingku.
Bahkan aku belum sempat menjelaskan apa-apa.
"AKU_aku mengikuti kalian berdua seharian..." Chaerin terbata-bata karena mengatur nafasnya. Aku bergidik juga melihat yeoja mengamuk, bahkan adikku yang juga yeoja belum pernah berteriak padaku."Dari rumah sakit, sampai taman, setelah itu aku kehilangan jejak kalian karena kau naik motor seperti SETTAN!" Kembali Chaerin berteriak padaku.
"KENAPA KAU SEMBUNYIKAN TAEMIN, SEDANGKAN KAU TAHU AKU SEDANG MENCARINYA??" Kini air mata Chaerin pecah, menangis sesenggukan didepanku.
Aku merasa bersalah karena tidak bilang sejak awal padanya bahwa Taemin ada bersamaku, tapi bukankah ini juga permintaan Taemin? Jadi, siapa yang benar dan yang salah.
Aku menepuk bahu Chaerin yang masih menangis, "Mianheo, Chaerin_ah" ucapku pelan, Chaerin segera menyeka air matanya, dan kembali menatap padaku, tatapannya kini berubah lebih tenang, seperti sudah menerima.
"Antarkan aku pada Taemin!" Kata Chaerin berusaha tidak menangis lagi, ya aku melihatnya kembali berusaha kuat.
Benar-benar mirip Taemin, mereka berdua selalu berusaha kuat dengan kekuatan diri mereka sendiri, dan karena itulah aku salut dengan keduanya.Taemin pov.
Aku baru selesai membereksan rumah, meski Minho hyung tidak menyuruh, aku berterimakasih sudah ditumpangi tempat tinggal, karena itu aku membantunya merawat rumah kontrakan ini. Masih ada sisa 3 jam sebelum aku berangkat kerja, 2 hari lalu aku sudah aktif bekerja lagi, dan aku senang atas sambutan teman-teman di cafe.
Aku mendengar deru motor CBR 150 milik Minho hyung, ini masih terlalu awal untuk dia pulang, apa dia sakit? Tapi tadi pagi dia kelihatan baik-baik saja.
"Aku pulang" benar suara Minho hyung yang datang, aku mendengar pintu depan di buka, aku segera menyusulnya, akan aku marahi dia kalau bolos lagi.
"Minho Hyung, apa kau?!" Suaraku tercekat saat mataku menangkap seseorang yang dibawa Minho hyung pulang, kami sama-sama terpaku memandang satu sama lain.
Sebelum aku lari, Chaerin noona sudah menubrukku dan memelukku, aku merasa dia gemetar karena menangis.
"Taemin, jangan pergi! Aku mencarimu selama ini!" Kata Chaerin noona setelah ia mampu menguasai tangisnya, ya begitulah Chaerin, yang tidak suka menangis sampai orang lain menenangkannya, dia bisa tenang sendiri.
"Kita pulang, ya Tae" kata Chaerin noona lagi kali ini lembut sambil mengelus pipiku, aku menunduk menyembunyikan wajah, menyingkirkan pelan tangan Chaerin noona dari pipiku.
"Aku... tidak bisa pulang Chaerin_ah" kataku pelan.
Saat aku mundur, badanku terbentur Minho hyung, aku menengok wajahnya yang juga sedang menatapku lurus.
"Jangan halangi aku hyung!" Aku mendorong tubuh Minho hyung, tapi dia bahkan tidak bergerak sedikitpun, "Ash!? Apa yang kalian inginkan!" Ketusku kesal, tidak tahukah mereka, aku bingung bertemu dengan Chaerin, malu, dengan keadaan seperti ini.
"Jangan lari dari masalah Taemin" tutur Minho hyung menepuk kedua bahuku dari belakang.
Entah kenapa aku semakin bingung, aku harus bagaimana sekarang? Haruskah aku bicara dengan mereka berdua? Membicarakan semuanya?? Bahkan dadaku rasanya sesak, karena menahan luapan perasaan yang aku sembunyikan.
Aku menunduk membiarkan air mataku jatuh, "Aku tidak bisa pulang Chaerin_ah... belum bisa pulang dengan keadaan seperti ini..." kataku dengan tenggorokan sakit tercekat.
"Wae Taemin? Aku akan membantumu bicara dengan eomma dan appa, mereka pasti akan mengerti..." jemari Chaerin noona menggenggam jari-jari kasarku.
"Ada hal yang tidak kamu ketahui Chaerin, sehingga sekarang aku tidak bisa pulang, appa bahkan menyuruhku keluar, tidak mau melihatku lagi, dan eomma membiarkanku pergi tidak mencegahku" aku membalas gemggaman Chaerin.
"Karena kau sering berprilaku feminim?? Itu tidak masalah Taemin, kalau kau masih hidup sampai sekarang, berati kau namja sejati! Minho bilang kau namja sesungguhnya karena berani tinggalkan rumah." Chaerin semangat meyakinkanku.
Aku tahu dia juga sedang menghibur dirinya sendiri.
.
.
Aku menyuruh Chaerin noona minum teh hangat, setidaknya biar dia tenang, kami berdua duduk di ruang TV, aku mengajaknya duduk agar kami bisa ngobrol dengan kepala dingin, dan Minho hyung memilih kekamarnya untuk bermain game, membiarkan kami membicarakan hal intens.
"Jadi katakan padaku Taemin, apa alasanmu tidak mau pulang?" Chaerin menagih janjiku. Aku mengambil nafas panjang sebelum menjawabnya."Jauh sebelum aku keluar dari rumah, aku merasa seperti orang yang hampir depresi, setiap saat bersama appa ditempat kerja aku harus berhati-hati dalam bertindak, jika gaya feminimku keluar, tidak segan appa memukulku, aku takut setiap kali harus satu ruangan dengan appa dan teman-teman kerja.
Karena aku sudah sering di hajar didepan mereka. Aku minder, dan jadi penyendiri." Jelasku panjang lebar, Chaerin masih setia mendengarkan, "Bukan tidak melawan, aku tidak sekuat namja-namja lain, aku tidak bisa berkelahi, aku bukan jagoan. Ck." Aku miris membayangkan diriku sendiri.
"Appa benar melakukan itu padamu?" Tanya Chaerin dengan wajah iba padaku.
"Dulu, aku sering diijinkan keluar kota bukan? Kau ingat?" Tanyaku dan di angguki Chaerin.
"Sebenarnya aku tidak keluar kota, aku... aku tidur di tempat kerja, belum boleh pulang kalau lebam, memarnya masih ada..." aku ingin sekali menangis membayangkan kenangan diriku saat itu.
"Tapi... kau berusaha selalu menuruti perintah appa, kenapa dia mengusirmu? Meskipun kau melakukan kesalahan, setidaknya kau mencoba melakukannya." Chaerin bermonolog sendiri dalam bingungnya.
"Aku membantahnya Chaerin, aku tidak mau menikah saat itu."
"Me_menikah? Dengan siapa?" Chaerin noona mengernyitkan alisnya.
"Dengan anak dari kolega bisnis appa, bernama Kim Soojung. Mana aku mau sama yeoja yang 3 tahun lebih tua dariku."
"Kenapa kau harus menikah? Saat itukan kamu masih berumur 20" selidik Chaerin.
Deg. Akhirnya hal yang aku takutkan tiba.
Aku diam sejenak, aku tidak tahu harus jujur sekarang apa tidak.
"Taemin, jawab aku!" Kata Chaerin tegas.
"Aa... kar... annu... mm..." kenapa lidahku kelu ingin menjawabnya. Sedangkan jantungku berdetak seperti baru olah raga.Minho PoV
Aku bosan bermain game ini, perutku bersuara karena lapar, dari kelas pertama tadi aku belum sempat mampir kantin. Jadi hanya sarapan tadi pagi yang mengisi perutku. Aku keluar kamar, berjalan pelan menuju dapur, aku harus melewati ruang TV yang mana ada Lee Chaerin dan Lee Taemin disana. Sepertinya mereka masih serius, aku tidak mau mengganggunya, jadi aku berjalan pelan-pelan dibelakang mereka.
"Jujur saja Taemin, aku jadi penasaran..." Chaerin mendesak Taemin.
"Appa... menemukan hasil tes psikologiku." Jawab Taemin dengan suara gugup. Aku yang tidak sengaja mendengarnya juga ikut gugup jadinya.
"Kau... kepsikolog??"
"Ne. Aku... aku..."
"Taemin, jangan mulai lagi, jawab santai saja, kenapa kamu kepsikolog?"
"Chaerin, bagaimana kalau aku gay??" Kata Taemin dengan cepat, namun masih bisa aku dengar jelas.
Buru-buru aku masuk kedapur dan bersandar kedinding.Wae?? Kenapa aku jadi salah tingkah??
.
.
.
Taemin gay??
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy
RomanceChoi Minho dan Lee Taemin bertemu dan mengenal, saling mengagumi cara hidup masing-masing, namun apakah kagum mereka sebatas kagum? Dan siapakah Lee Taemin sebenarnya? Sisi dalam diri Taemin yang belum Minho ketahui. Cover by @anoors04