Autor Pov.
Taemin belum juga membuka matanya, saat suntik obat bius menusuknya, tak butuh waktu lama Taemin terlelap.
Disampingnya Minho masih duduk sembari memandangi wajah Taemin.
"Kau begitu berani Taemin, aku merasa malu tadi tidak seberani kamu." Ucap Minho sembari mengusap tangan Taemin yang bekas suntikan.
"Ngh!?" Lenguhan Taemin membuyarkan lamunan namja bermata belo itu.
"Minho" panggil Taemin pelan, tangannya mencari sesuatu untuk digapai.
"Ya Taemin! Aku disini." Minho memberikan tangannya untuk Taemin.
"Kau masih disini?" Tanya Taemin sembari menajamkan penglihatannya.
"Tentu. Kau pikir aku akan pergi kemana?" Jawaban Minho membuat Taemin tersenyum.
"Aku mau lihat keadaan Chaerin." Taemin bangkit duduk, dan Minho dengan sigap membantunya.
"Dia masih belum sadar. Chaerin sudah pindah ruangan, setidaknya keadaannya membaik." Jelas Minho menahan Taemin yang akan turun dari ranjang rumah sakit.
"Aku hanya ingin melihatnya, tidak harus bicara dengannya." Cibir Taemin yang di tanggapi Minho dengan cengiran.
"Dimana hyung deul?" Tanya Taemin mendapati dikoridor hanya ada orang tua mereka.
"Mereka sudah pulang, malam sudah larut, mereka pasti lelah." Jawab Minho masih berjalan mengiringi Taemin, menjaganya agar tidak jatuh.
"Terimakasih Taemin." Ucap Lee Donghae begitu mereka sampai didepan sebuah ruangan baru.
Choi Siwon dan Choi Yoona masih memperhatikan Minho yang disebelah Taemin.
"Aku mau melihat keadaan Chaerin." Kata Taemin melangkah tanpa mempedulikan ucapan appanya.
Taemin dan Minho masuk keruangan dimana Chaerin masih koma dengan perban dikepalanya, dan selang infuse menempel ditangannya.
"Chaerin, bangun noona, aku merindukanmu." Ucap Taemin lirih.
"Mian noona, aku memanfaatkanmu untuk mendapatkan apa yang aku mau." Suara Taemin berubah menjadi getir.
Minho tahu, Taemin bukanlah orang jahat, pasti penyesalan yang kini Taemin rasakan setelah melihat keadaan Chaerin saat ini.
Setelah keluar dari ruang Chaerin, Siwon dan Yoona mencegah Minho untuk melangkah lebih jauh.
"Ikut kami sebentar!" Kata Siwon dingin, Minho dengan pasrah mengikuti ayahnya berjalan.
Namun tak lupa mengetikan pesan untuk Taemin.Minho: Tunggu aku dibawah, kita pulang bersama, aku tidak bawa motor.
Sampai dikantin rumah sakit yang buka 24 jam, Siwon masih melipat kedua tangannya didada.
Sedangkan Yoona menatap suami dan putranya itu dengan cemas, karena jarang sekali mereka berdebat, bahkan Minho selalu menghindari pertengkaran dengan ayahnya.
"Appa ingin kamu menjelaskan semuanya Minho." Kata Siwon akhirnya.
"Mian appa, tapi yang tadi appa dan eomma lihat itu benar." Kata Minho sudah menyerah tanpa pembelaan, ya, dia bertekad menjawab semua pertanyaan kedua orang tuanya dengan jujur.
"Tapi kamu tahu hal seperti ITU sangat ditentang dinegara kita! Bahkan di Agama, dan budaya kita!" Siwon menatap tajam mata Minho.
Siwon tahu, Minho anak yang sangat patuh dan baik, bahkan tidak pernah membantahnya, dengan tatapan tajam saja Minho biasanya langsung akan menuruti permintaan Siwon.
"Bolehkah aku meminta satu hal saja kali ini appa?" Pertanyaan Minho diluar dugaan Siwon dan Yoona.
"Aku rasa aku tidak pernah meminta apapun pada appa dan eomma, bukan maksudku appa dan eomma selama ini tidak baik, tidak, kalian berdua adalah orang tua paling baik untukku.
Selalu menyediakan fasilitas terbaik untukku sedari aku kecil, seolah aku tidak memiliki kekurangan di mata orang lain, namun tahukan appa eomma, aku tetaplah anak biasa yang punya kesalahan.
Dan jika selama ini appa dan eomma tidak pernah melihat kesalahanku, mungkin kali ini adalah kesalahanku yang pertama kalian lihat." Tutur Minho panjang lebar.
Siwon mengernyitkan matanya tidak mengerti.
"Apa hidup diluar dan bekerja keras membuatmu salah bergaul Minho?" Tanya Siwon dengan tatapan menyelidik.
"Bukan appa, jadi dengarkan aku, AKU-TIDAK-BISA-SELALU-MENJADI-ANAK-KALIAN-YANG-SEMPURNA" Minho menekankan suaranya, pada banyak kalimat.
"Lisa bilang pada eomma, dia mendengarmu telfon seseorang yang sepertinya adalah pacarmu, apa yang dimaksut Lee Taemin?" Tanya Yoona mengalihkan Minho dari Siwon."Ah, ne." Minho mengangguk lemah.
Sangat sakit sekali melihat kedua orang tuanya seperti frustasi mendengar pengakuannya.
Namun, Minho sendiri tidak mau memendam stress sendiri jika sampai harus menikah dengan Chaerin suatu saat nanti.
"Lalu apa yang kau harapkan dari hubungan sesama namja ini!?" Kini Yoona tidak sanggup untuk tidak menangis.
Putra satu-satunya yang ia kira selama ini baik-baik saja, ternyata tidak demikian.
"Mian eomma, mian appa, tapi aku tidak mencintai Lee Chaerin." Minho menunduk dalam menyembunyikan air matanya yang sudah tidak bisa ia tahan.
Taemin masih duduk diparkiran sendirian, meski udara malam sangat dingin menusuk kulitnya, belum ada niat Taemin untuk meninggalkan parkiran.
Kedua tangannya memeluk dirinya sendiri, dia masih setia menunggu Minho yang meminta pulang bersama.
Ingatan tadi didalam gedung rumah sakit berputar-putar, seperti klise film yang diputar ulang diotaknya, membuat Taemin sadar, begitu beraninya ia tadi didepan banyak orang mengakui cinta pada Minho.
Berlahan Taemin merasakan sepasang tangan memeluknya dari belakang, Taemin menoleh dan mendapati Minho sedang menenggelamkan wajahnya pada potongan leher Taemin.
"Kau hyung?" Tanya Taemin pelan.
Minho tidak menjawab, hanya mendongakan wajahnya, membuat Taemin bisa jelas melihat mata sembab Minho.
"Aku sudah mengatakan semua pada orang tuaku, aku rasa mereka membenciku" kata Minho masih berusaha menahan air matanya yang hendak keluar lagi.
Taemin meraih wajah Minho dan menemukan dahi mereka, entah saat itu juga air mata mereka kembali berderai.Ya Tuhan, banyak sekali hal yang terjadi hari ini...
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Boy
RomanceChoi Minho dan Lee Taemin bertemu dan mengenal, saling mengagumi cara hidup masing-masing, namun apakah kagum mereka sebatas kagum? Dan siapakah Lee Taemin sebenarnya? Sisi dalam diri Taemin yang belum Minho ketahui. Cover by @anoors04