32

175 15 5
                                    

Minho pov.
Hari hariku kini menjadi membosankan jika diuniversitas, sejak perdebatan waktu itu Onew hyung mendiamkanku.
Sebenarnya bukan aku saja, bahkan Changmin hyung, Jaejoong hyung dan Yunho hyung juga didiamkan.
Mereka bertiga acuh saja karena mereka memang tidak sedekat aku dengan Onew, jujur saja aku sedikit kehilangan, namun juga merasa masih tidak terima jika ingat kata-kata Onew waktu itu.
Jika matakuliah sudah selesai aku lebih suka langsung keCafe, disana aku lebih bebas, mau menggoda Taemin, memarahi Key, bercanda dengan teman-teman.
Sekarang Taemin sedang giat-giatnya belajar memasak dengan LeeTeuk hyung, dia berangkat lebih pagi untuk belajar memasak, di sela istirahat, aku sering menemaninya sekedar ikut-ikutan 😜.

Sekarang Taemin sedang giat-giatnya belajar memasak dengan LeeTeuk hyung, dia berangkat lebih pagi untuk belajar memasak, di sela istirahat, aku sering menemaninya sekedar ikut-ikutan 😜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bisa jadi koki pengganti Taemin, belajarmu cepat sekali!" Puji Hyohyeon noona mencicipi kuah kaldu buatan Taemin.
"Cobalah Minho!" Hyohyeon memberiku sesuap untuk dicicipi.
"Hmm. Enak!" Kataku setelah mencicipinya.
Namun Taemin tidak tersenyum dengan jawabanku, ah kadang aku lupa, bahwa Taemin sangatlah pencemburu. Huft.

"Dia menyuapimu!" Kata Taemin yang terus memunggungiku, kami sengaja makan diatap setelah Taemin selesai belajar memasak.
"Iya, tapi untuk mencicipi masakanmu." Aku masih membela diri tidak mau mengalah.
"Hhh... kenapa tidak bisa orang lain tahu tentang hubungan kita, ya hyung?" Taemin tertunduk lemah.
Aku mendekatinya, dan menepuk bahu kecilnya itu yang terus memunggungiku.
"Memang jika orang lain tahu tentang kita, apa akan merubah banyak hal?" Tanyaku dengan nada tenang.
Ku usap bahu kecil Taemin, lagi-lagi Taemin membuang nafas berat.
"Setidaknya aku merasa tidak ada yang mau merebutmu." Kata Taemin merajuk. Tentu saja jawaban Taemin membuatku tertawa.
"Tertawalah! Aku hanya bicara jujur, aku sangat takut sendirian sebelum mengenalmu. Terasa dunia luar itu sangat kejam." Ucapan Taemin membuatku bungkam.
Aku membalik bahunya untuk menghadapku, dan mendapati mata Taemin sudah basah.
Ada rasa lega, Taemin menangis karena aku, tapi juga kasihan melihatnya.
Aku mengecup kening Taemin cukup lama, sebelum menemukan pandangan mata kami.
"Kamu masih meragukanku hmm?" Tanyaku sembari mengusap pipi Taemin yang sudah tersenyum.

Jam kerja selesai, aku dan Taemin berjalan kearah ruang ganti.
Plok plok plok...
"Nah, kan... aku sudah curiga dengan kalian sejak awal!" Suara yang tidak asing membuat kami menoleh pada seseorang.

 aku sudah curiga dengan kalian sejak awal!" Suara yang tidak asing membuat kami menoleh pada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disana berdiri Key yang sudah ganti baju biasa dan mengenakan wig panjang.
"Mwo!? Key!?" Pekikku terbelalak melihat penampilannya.
"Wae Minho? Aku cantik bukan!" Key mengedikan matanya padaku.
"Kenapa waktu itu kalian tidak mengaku saja, kalau sedang berkencan? Aku juga tidak akan menyebarkan hubungan kalian kok. Aku hanya merasa jadi bodoh karena terus menggoda Minho." Kata Kay dengan cemberut.
Aku dan Taemin masih diam dan memperhatikannya.
Key berlalu begitu saja meninggalkan kami.
"Yah, dasar aneh!" Aku mendengus kesal.
Minho pov end.

Taemin pov.

Setelah sampai dirumah, seperti biasa Minho hyung menyuruhku mandi dan dia menyipkan air panas untuk membuat susu.
Entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa ada hal mengganjal diantara aku dan Minho hyung, aku begitu takut terpisah dengan Minho hyung.
Meskipun hanya berangkat kuliah, aku sering merasa berat membiarkan dia kuliah.
Apa aku sekarang jadi orang yang posesif?

"Aku berfikir, jika orang posesif itu membuat pasangannya tidak nyaman ya hyung?" Tanyaku saat kami sudah berada dikamar Minho hyung.
Minho hyung yang masih menata buku kuliahnya menoleh padaku yang masih duduk bersandar kepala tempat tidur.
"Iya benar." Jawab Minho hyung kembali menata isi tasnya.
"Menurutmu aku ini posesif hyung?" Pertanyaanku kembali membuat Minho hyung menoleh.
Kali ini Minho meletakan tasnya kemeja belajar, dan duduk disampingku.
"Kenapa kau berfikir seperti itu?" Tanyanya dengan pandangan lurus menatapku.
"Aku... merasa akhir-akhir ini banyak yang ingin memisahkan kita hyung. Mungkin ada orang lain yang menyukaimu." Jawabku jujur.
"Khehehehe... kenapa kamu berpikir hal yang tidak perlu seperti itu Taemin?" Minho hyung balik bertanya padaku.
Tangannya mengusap pucuk kepalaku, membuatku merasa tenang namun masih ada rasa khawatir.
"Apa semua temanmu tidak keberatan dengan status kita hyung? Bagaimana keluargamu? Bukankah hubunganmu dan mereka baik-baik saja?" Tidak menjawab aku terus melontarkan pertanyaan yang belakangan ini memenuhi pikiranku.
"Aku tanya lagi, kenapa kamu memikirkan hal yang tidak perlu?" Kali ini sorot mata Minho hyung jadi datar, bahkan dia mengalihkan pandangannya dariku.
"Karena aku melihat kamu berbeda hyung, tawamu kamu keluarkan saat bisa tertawa, seakan dikampus kamu menjaga tawamu, menjaga sikapmu. Aku melihatnya hyung, apa benar kamu menyembunyikan sesuatu dariku?"
Minho hyung menunduk dalam, tak langsung menjawab pertanyaanku, malah menghela nafas berat.
Apa yang kau sembunyikan hyung?
"Onew hyung sedang mendiamkan aku dan yang lain." Kata Minho hyung dengan nada berat.
"Dia tidak bisa menerima hubungan kita." Lanjutnya sembari mulai berbaring dan menyamankan posisi bantalnya.
"Kau sedih hyung, Onew hyung mendiamkanmu?" Tanyaku menyusulnya berbaring.
"Tapi aku lebih tidak bisa untuk menjauhimu." Jawab Minho hyung sembari menoleh kearahku.
Aku mengerti, aku juga tidak siap untuk berpisah dengan namja bermata bulat ini.
Tanpa sadar ternyata aku menyentuh pipi Minho hyung, tanganku digenggam Minho hyung dan kami saling berpandangan dalam diam.
Ternyata dunia ini masih sangat luas, tidak semua orang menerima hubungan kita, dan masih banyak orang yang menentang hubungan seperti ini.
Tapi selama tangan ini masih bisa aku genggam, aku masih bisa menghadapinya, aku yakin.

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trouble BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang