21

207 18 0
                                    

Taemin PoV
Hari menjelang siang, sebentar lagi Minho hyung pasti datang, setelah lega mendapat kabar baik dari Yunho hyung tadi pagi, aku jadi tenang dan bisa bekerja.
Yap! Tepat jam 2 siang aku melihat Minho hyung datang dan memasuki ruang ganti.
"Tae, sepertinya keadaan Minho sudak membaik ya!" Kata Key hyung yang sesama waitres sepertiku.
Key namja yang blak-blakan suka kemayu lebih dari aku dulu, bahkan kadang suka menggoda pelanggan yang tampan menurutnya.
"Benarkah?" Tanyaku memastikan.
"Iya! Lihat saja wajahnya sudah segar, tidak kusut kayak jemuran yang kehujanan." Jawab Key sambil menunjuk arah ruang ganti dengan gaya khasnya.

Aku memutar mata jengah, aku dulu juga feminim, tapi tidak sekemayu Key hyung menurutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memutar mata jengah, aku dulu juga feminim, tapi tidak sekemayu Key hyung menurutku.
"Jonghyun hyung! Ini pesanan meja nomor 5 yah!" Aku memberikan kertas pada Jonghyun hyung, namja itu mengangguk dan tersenyum, yah selalu semangat bekerja.
"Jonghyun, kau bisa istirahat." Suara yang familiar membuatku memutar badan dan mendongak. Mendapati Minho hyung sudah berdiri dibelakangku.
"Nde Minho. Gomawo!" Dengan semangat Jonghyun meninggalkan kasir.
Dan kini di ganti oleh Minho hyung.
"Hai jamur!" Sapanya tersenyum miring.
Aku kesal saat dia menyebutku jamur, aku sudah ganti model rambut. Tapi aku suka saat dia tersenyum.
"Aku rasa kau sudah lebih baik dari pada tadi pagi." Kataku sembari memberikan senyum terbaikku.
Saat aku hendak pergi, Minho hyung menarikku mendekat, "Tak perlu khawatirkan aku lagi" bisiknya lembut persis tepat di telingaku.
Aku mematung sesaat mendengarnya, aku menemukan kedua mata kami.
Minho hyung hanya tersenyum padaku tanpa sepatah katapun.
Aku juga tidak tahu harus bicara apa, aku akhirnya mengakhiri dengan kembali kerutinitas bekerja.

***

"Taemin, kau sudah tidur?" Suara Minho hyung terdengar dari balik daun pintu.
"Belum hyung, masuk saja." Kataku sembari bangun dari posisi tidur yang kini aku ubah jadi duduk.
Minho hyung membuka pintu dengan baju sudah ganti jadi pakaian tidur, dia duduk di sisi kasurku.
"Kau takut tidur sendiri hyung?" Tanyaku dengan heran melihatnya.
"Mwo!?" Minho hyung terhenyak mendengarnya.
"Tentu saja tidak, kenapa takut di rumah sendiri??" Elaknya.
Aku terkekeh kecil melihatnya.
"Taemin, kau besok ambil jatah liburmu tidak?" Tanya Minho hyung kemudian.
"Aku mengambilnya hyung, aku mau istirahat, badanku capek..." jawabku di akhiri sedikit merengek bercanda.
"Umm... kau capek ya" dia hanya mengangguk pelan, kemudian diam.
"Kau cuma mau tanya itu hyung?? Kalau mau diam saja, aku ijin tidur dulu." Sungutku setelah beberapa saat Minho hyung hanya diam.
"Hai, Taemin! Jangan tidur dulu!" Minho hyung menarik selimut yang aku pakai.
Posisiku memunggunginya. Dia terus menarik selimutku sampai aku berbalik menghadapnya.
"YAKK HYUNG!" Pekikku kesal dan kembali duduk.
"Jangan tidur dulu Taemin! Dengarkan aku dulu!" Minho hyung mengguncang dua bahuku.
Dengan posisi berhadapan aku menatapnya dengan pandangan berani, menandakan aku butuh tidur!
Tapi apa ini, Minho hyung tidak memperhatikanku malah membuang muka.
"Wae hyung?" Tanyaku dengan lelah.
"Besok aku ada pertandingan sepak bola" jawab Minho hyung mulai menatapku lagi.
"Terus?" Aku mengernyitkan alis karena semakin bingung arah pembicaraan kodok ini.
"Aku ingin kau datang menonton" ucapan Minho hyung semakin tidak aku mengerti.
Tapi tangannya yang masih di bahuku sedikit gemetar, aku yang tersadar akan hal itu merasa jantungku ingin melompat segera.
Aku bisa kembali tenang begitu tangan Minho hyung sudah tidak ada di bahuku lagi. Fyuhh...
"Akan aku usahakan datang hyung." Kataku sok sibuk.
Hugg!
Kembali dadaku berdetak berkali-kali lebih cepat saat Minho hyung memelukku dengan tiba-tiba.
"Selamat malam Taemin!" Minho hyung mengakhiri pelukan singkatnya, dan kembali kekamarnya.
Aku masih tidak percaya dengan yang barusan terjadi.
Bolehkah aku merasa senang hyung? Bolehkah aku menganggap pelukan tadi adalah perlakuan special darimu?

Trouble BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang