33

166 17 1
                                    

Autor pov.
Onew yang kini sering bersama Sehun ketimbang sahabat-sahabatnya itu sedang duduk dikantin bersama Sehun yang sedang menikmati pizza gratis dari Onew.
Yah, berteman dengan Sehun memang tidak gratis, meski hanya mengajaknya untuk makan bersama dikantin, itu artinya "mengajak berarti gratis" untuk Sehun.
Tapi karena dari pada sendiri, tak apa bagi Onew membeli teman sekedar tidak terlihat sendirian.
Yah, Onew masih jaim untuk menjadi seorang individu, dan lebih merasa nyaman jika ada yang menemani.
Dari kejauhan terdengar kegaduhan, dia melirik arah sumber suara, siapa lagi yang ia lihat kalau bukan bekas sahabat-sahabatnya.
Yunho, Jaejoong, Changmin dan Minho, mereka berempat memang terkenal diantara yeoja karena selain wajah mereka yang tampan, fisik tubuh mereka yang tinggi, tentu saja karena mereka anak orang kaya.
Ups! Tapi orang tua Minho tidak lagi sekaya raya dulu, namun Minho tetap jadi idola banyak yeoja.
Karena nilai akademiknya yang selalu balap-balapan dengan Changmin, juga nilai olah raganya yang rata-rata sempurna.
Tuhan memang adil, dibalik kekurangan materi Minho masih bisa mengimbangi dengan nilai dan kerja paruh waktunya.
Namun Onew menyesalkan keputusan Minho yang memilih Taemin dari pada salah satu yeoja dikampus ini.
Entah kenapa dia jadi tidak menyukai Taemin, namja yang terlihat polos dan kekanakan, namun bisa membuat sahabatnya tersesat.
Apa lagi Taemin adalah kembaran dari Lee Chaerin, salah satu penyiar radio di universitas yang cukup terkenal asyik, namun tidak centil seperti yeoja kebanyakan.

Kelas masih sepi, namun Chaerin buru-buru masuk kekelas, belakangan ini ada hal aneh yang mengganggunya.
Chaerin tiba diambang pintu, dia melihat kemejanya, ada setangkai bunga mawar merah.
"Ah, lagi-lagi bunga..." decak Chaerin mengambil mawar itu.

Sebenarnya ia tidak memusingkan siapa yang beberapa hari ini meletakan bunga dimejanya, namun ia lebih senang jika menemui namja itu langsung dan menolaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya ia tidak memusingkan siapa yang beberapa hari ini meletakan bunga dimejanya, namun ia lebih senang jika menemui namja itu langsung dan menolaknya.
Yah, Chaerin tidak suka basa-basi, dia sudah akan dijodohkan dan masih ada bunga misterius setiap pagi dimejanya.
"Anneyong!" Sebuah sapaan mengagetkan Chaerin.
Yeoja itu menoleh, mendapati Onew yang sedang tersenyum, "Oppa!? Jangan mengagetkanku!" Tegur Chaerin kesal.
"Mian. Hehehe." Ucap Onew tertawa melihatkan gigi putihnya.
"Omo! Kau dapat bunga!?" Sedetik kemudian Onew tersadar.
"Yah, akhir-akhir ini." Chaerin mengangguk.
"Woaah! Daebak!! Siapa yang berani memberi yeoja galak sepertimu bunga?" Seru Onew tanpa kontrol.
"Oppa! Kau ini memuji atau mengejek, huh!?" Lagi-lagi Chaerin menegurnya.
"Hehe Mian Chaerin, tapi aku bertanya serius." Ucap Onew menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Aku tidak tahu oppa, jika aku bertemu dengan namja yang menaruh mawar ini, aku langsung bilang, hai oppa, gomawo dengan mawarnya, tapi dengan sangat aku tidak bisa menerima mawarmu lagi, karena aku sudah dijodohkan orang tuaku." Kata Chaerin dengan ekspresi dan peragaan dibuat-buat.
Yah, kelebihan Chaerin adalah menghibur orang, karena itu dia jadi salah satu penyiar radio favorite sikampus.
"Bagaimana kalau yang memberimu bunga adalah Minho?" Tanya Onew tiba-tiba.
"Aku rasa Minho tidak tertarik dengan perjodohan kami." Chaerin mengedikan bahunya.
"Ah, dari mana kau tahu kalau tidak menanyakannya." Tutur Onew memastikan.
"Tapi aku yakin, dia tidak tertarik dengan perjodohan ini. Mungkin saja dia menyukai orang lain." Chaerin tetap cuek.
"Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu menyukai Minho atau orang lain?" Selidik Onew membuat Chaerin terdiam.
Sebenarnya saat ini yang paling sering ia rindukan hanyalah Lee Taemin, saudara kembarnya, bukan orang lain. Bahkan Choi Minho yang banyak dieluh-eluhkan teman-teman Chaerin tidak terlalu menyita pikiran yeoja cantik itu.

Minho sedang membaca buku diperpustakaan bersama Changmin, yah siapa lagi yang mau menemaninya membaca buku kalau bukan Changmin, kompetitor terberatnya namun juga sahabatnya.
"Anneyoung!" Sebuah suara membuat dua namja itu menoleh kebangku samping Changmin.
Yah, Chaerin duduk disebelah Changmin dan Minho paling pojok.
"Hn. Kau Chaerin." Kata Minho kembali membaca bukunya.
"Oppa, aku mau bertanya sesuatu." Chaerin menutup buku didepan Minho.
"Apa? Aku akan ada kuis nanti."
"Aish! Jangan ketus seperti itu, benar kata eommamu, kalau banyak yeoja yang akan bosan kepadamu!" Dengus Chaerin kesal.
"Jangan dengarkan omongannya!" Elak Minho.
"Beliau orang tua, jadi harus didengar!" Chaerin kekeuh dengan pendapatnya.
Sementara Changmin berada diantara dua orang yang sedang saling melotot itu.
"Kalian kenapa sih??" Tegur namja paling jangkung itu.
"Oppa, apa akhir-akhir ini kau mengirimku bunga mawar?" Tanya Chaerin.
"Mwo!? Untuk apa?" Minho balik tanya dengan polosnya.
"Pabbo! Aku sudah duga, bukan kau orangnya!" Umpat Chaerin menepuk dahinya sendiri.
"Kau menerima bunga mawar?" Tanya Minho lagi memastikan.
Chaerin mengangguk cepat.
"Cari orang itu, siapa tahu dia namja yang keren, dan cocok untukmu!" Kata Minho dengan antusias.
Sedangkan Chaerin memasang wajah cemberut.
"Kenapa kau seperti itu oppa? Bukankah kita sudah dijodohkan? Kau benar-benar tidak berminat dengan perjodohan kita, huh?" Cecar Chaerin.
Minho hanya diam mendengarnya, berbeda dengan Changmin, yang kaget dan ternganga mendengarnya.
"Jadi... kalian dijodohkan??" Tanya Changmin membuat dua orang disebelahnya menoleh.
"Emm... Aku bisa menjelaskannya untuk lebih tenang hyung." Minho tersenyum polos dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ternyata dia benar-benar tidak tertarik dengan perjodohan ini. Huh, bahkan temanmu saja tidak ada yang kamu beri tahu." Chaerin mengedumel sendiri.
"Hei Choi Minho, katakan padaku apa kau menyukai orang lain?" Tampaknya Chaerin begitu kesalnya karena tidak dihiraukan.
"Kenapa kau ingin tahu? Kajja hyung sebentar lagi kelas akan mulai." Dengan cuek Minho menarik Changmin keluar perpustakaan, yang sepertinya jadi tidak nyaman untuk belajar.

"Sekarang jelaskan padaku Choi Minho!" Todong Shim Changming sesampainya mereka dikelas.
Changmin duduk didepan kursi Minho, membuat mereka berhadapan.
"Benar hyung, saat kelarga Lee Chaerin datang kerumah, mereka memang sempat membahas perjodohan kami, namun tidak banyak, hanya menyuruh kami lebih saling mengenal." Minho akhirnya menyerah dan memilih menjelaskannya.
"Tapi tidak lebih." Lanjut Minho singkat, Changmin menelisik wajah sahabatnya itu dengan seksama.
"Jadi kau kira, eomma Chaerin tidak berharap setiap kali dia memberimu coockies?" Pertanyaan Changmin membuat Minho kembali berfikir.
Benar juga, akhir-akhir ini Chaerin sering memberikan coockies buatan eommanya.
Dan tentu ia juga berikan untuk Taemin.
"Hwaa hyung... andaikan yang dijodohkan padaku itu Taemin... dan Taemin itu yeoja..." rutuk Minho mengacak kepalanya frustasi. Sebenarnya dia begitu pusing, hanya saja dia tidak banyak membicarakannya dan hanya memikirkannya saja.
Shim Changmin menepuk-nepuk bahu Minho.
"You strong boy!" Ujarnya memberi semangat.

Lelah. Minho memijit pelipisnya agar rileks, Minho masih berdiri dikoridor universitas, kelas sudah selesai 15 menit lalu, tapi Minho baru keluar kelas.
Ingin sekali dia langsung kecafe dan melihat Taemin, ingin sekali dia meminta pelukan Taemin, setidaknya ia akan melupakan tekanan yang ia simpan sendiri.
Perjodohan dengan Chaerin, Onew yang mendiamkannya karena hubungannya dengan Taemin.
Bbbrrrmmmm... Bbbrrrmmmm.... Tttiiiiiinnnnnn.....

Brukk

"Kyaaa.... ada yang kecelakaan! Ada yang tertabrak!" Sebuah kegaduhan terdengar tak jauh dari tempat Minho berdiri.
Banyak mahasiswa berlari kesumber keributan, "Katanya Lee Chaerin tertabrak!" Sebuah suara tak sengaja tertangkap oleh Minho.
Membuatnya ikut berlari kearah kerumunan, dia melewati orang-orang yang menonton.
"CHAERIN!" seru Minho begitu melihat yeoja itu tergeletak dengan darah keluar dari kepala dan hidungnya.
"Kenapa diam saja!" Protes Minho pada sekitarnya.
"Kami akan panggil dosen!" Kata beberapa yeoja berlari kesuatu arah.
"Kami akan coba hubungi orang tuanya!" Lanjut yang lain.
Minho dibantu seorang namja mencoba menggendong Chaerin, menunggu dosen ataupun orang tuanya masih lama.
Kini Minho berlari menuju kantin, pasti hyungnya masih ada di kantin, karena mereka bertiga tentu tidak langsung pulang.

Kini Minho berlari menuju kantin, pasti hyungnya masih ada di kantin, karena mereka bertiga tentu tidak langsung pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Trouble BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang