LIMA

6.2K 493 32
                                    

Jakub sedang meminum teh rosela nya ketika kedatangan Damian bersama seorang gadis cilik berambut cepak di gendongan putranya berhasil mencuri atensi sang kepala rumah tangga itu.

Dengan sedikit gemetar, tangan keriput Jakub meletakkan cangkir teh rosela nya dengan mata yang tak lepas dari kedua subjek yang tengah terkikik bersama. Seumur hidupnya menjadi ayah dari sang putra tunggal, Jakub memang baru kali ini melihat tawa lembut nan lepas dari sang putra.

"Terkejut?"

Jakub segera menoleh dan menemukan istri tercinta nya sedang meletakkan kudapan sore di teras tempat mereka berdua biasa menghabiskan waktu untuk bersantai.

"Siapa anak lelaki dalam gendongannya itu?"

Alzbeta terkekeh. "Sayang, dia perempuan."

Jakub tersedak kecil sebelum berdeham mengusir rasa kagetnya. "O-oh kukira lelaki. Rambut anak itu begitu pendek."

Alzbeta mengulurkan sepotong kue keju yang diterima Jakub dengan cepat. "Dia anak perempuan yang manis dan juga pintar, sayang. Dan sepertinya, gadis kecil itu berhasil menarik seluruh atensi Damian."

Dalam hati Jakub mengiyakan ucapan sang istri. Kedua netra nya menatap Damian yang sedang memangku gadis kecil itu dengan mata yang memandang langit bersemburat jingga.

"Apa dia anaknya bersama seorang pelacur?"

Alzbeta menggeleng. "Damian menemukannya semalam, meringkuk di bawah derasnya hujan."

Sontak Jakub menoleh, seolah memastikan ucapan yang istrinya lontarkan. "Bagaimana bisa?"

"Singkatnya, Damian merasa iba pada gadis manis itu dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Kau harus melihat bagaimana protektifnya Damian ketika berhubungan dengan si kecil itu." Alzbeta menggeleng geli mengingat sang putra yang kerap kali serius jika sudah berhubungan dengan Lucy.

"Kuharap kau bisa menerima Lucy sebagai cucu dari Abraham." lanjut Alzbeta lagi dengan mata yang tak lepas dari sosok kedua generasi itu.

"Jadi namanya Lucy?" Alzbeta mengangguk.

Jakub menghela napas panjang. "Aku harus melihat dulu seperti apa bocah itu. Siapa tahu dia hanya alat untuk memeras keluarga kita."

Alzbeta melotot dan memukuli lengan suaminya membabi buta. "Kebiasaan! Hilangkan kebiasaanmu mencurigai sesuatu, terlebih ini anak kecil, Jakub!" protesnya kesal.

"Sayang, kejahatan tidak mengenal siapa dan apa. Tidak ada salahnya kan aku waspada?"

Alzbeta hanya bisa menggerutu kesal melihat kebiasaan suaminya yang selalu saja waspada, bahkan pada anak di bawah umur.

"Selamat sore."

Damian datang dan menyapa Alzbeta juga Jakub dengan sumringah. Lucy masih berada di gendongannya, meletakkan kepala mungil itu di bahu sang Papa, seperti nya terlalu lelah bermain dengan kelinci-kelinci peliharaan.

"Son, duduklah."

Damian mengangguk. Wajahnya sedikit waspada ketika mendengar ucapan tegas dari bibir ayahnya. Ia tahu, ayahnya yang super waspada itu pasti akan menginterogasinya mengenai Lucy, malaikat kesayangannya.

Damian merebahkan bokongnya perlahan karena Lucy yang ternyata tertidur di bahunya. Damian menenangkan Lucy yang baru saja merengek kecil karena guncangan tubuh kekar itu.

Mata Jakub dan juga Alzbeta tidak lepas memandang bagaimana lembutnya Damian ketika membuai punggung kecil milik Lucy. Serta bagaimana bibir sang putra yang seolah tidak bisa jika tidak mengecup Lucy. Entah itu puncak kepala, tengkuk ataupun pelipis.

The Depth of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang