13

1.4K 63 0
                                    

Angga menggoyangkan tubuh tasya

"sya"
"sya lo kesambet ya?"
"hah"

Tasya gelagapan mendengar suara angga yang ternyata dari tadi memanggilnya

"lo kenapa sih"
"ahh gak gak kok, turun yuk"

Tasya turun mendahului angga yang masih bingung dengam sikap tasya

"kenapa gue ngayal kek gituan cobak, tasya tasya lo kenapa sih sebenernya"

Tasya menggurutu sendiri yang masih bisa di dengar oleh angga walaupun tidak terlalu jelas

"lo ngomong apa sya"
"aah enggak,gue cuma bilang udara disini sejuk"
"lo udah ngomong itu tadi pas di kebun teh"
"ah kok gue lupa"
"lo sebenernya lagi mikirin apa sih sya?"
"enggak, pulang yuk"

Angga menganggukan kepalanya lalu mengenggam tangan tasya di bawanya ke saku jaketnya

"dingin"

Tasya hanya tersenyum ke arah angga tasya merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya

"ngga?"
"hmm?"
"hmm gue gak pernah liat nyokap lu?"
"nyokap gue udah meninggal"
"ooh maaf"
"gak papa"

Sampailah mereka di villa milik angga dan di sambut oleh neneknya

"ooh udah pulang toh, ayok makan dulu pasti laper habis jalan-jalan"
"iya nek makasih"

Angga dan tasya ikut bergabung di meja makan bersama kakek dan nenek angga

"gimana jalan-jalannya?"
"puas nek gak kerasa capeknya udaranya sejuk sih gak kayak di jakarta penat polusi bertebaran"
"makanya ngga sering-sering tasyanya ajak kesini biar nenekmu ada temen ngobrol"
"iya kek"

Tasya tersenyum ke arah dua pasangan baya itu disini tasya merasakan kehangatan sebuah keluarga

Setelah selesau makan tasya berkeliling di villa angga,  di lihatnya sebuah foto wanita cantik dan seorang anak kecil duduk di pangkuannya tasya melihat foto itu

"ekhem"

Angga datang dari dapur membawa minuman di tanganya

"ini nyokap lo?"
"iya"
"dia pasti sayang banget ya sama lo"
"kayaknya semua orang tua sayang sama anaknya"

Tasya tersenyum getir saat mengingat keluarganya, hingga tasya meletakan kembali fotonya lalu berjalan ke arah taman duduk di ayunan yang langsung di susul oleh angga

"nih minum"
"makasih"

Tasya mengambil minuman dari tangan angga namun kemudian menatap kosong ke depan

"orang tua gue gak pernah sayang sama gue,mereka terlalu sibuk dari gue kecil sampe gue sebesar ini gue gak pernah yang namanya ngerasain kayak anak pada umumnya"

Tasya menjeda kalimatnya lalu menundukan kepalanya angga pun mengenggam tasya seolah memberi kekuatan

"nyokap gue terlalu sibuk sama bisnis dan teman-teman sosialitanya yang nyokap pikirin cuma arisan, berlian,  tas bermerk dan gengsinya nyokap pengen selalu menang diantara teman-temannya sampe dia lupa kalo gue juga butuh di perhatiin"

Tasya menitikan air matanya ketika mengingat keluarganya namun dengan cepat di hapusnya

"bokap gue heh terlalu sibuk sama perusahaan dan selingkuhanya gue gak tau udah berapa adik yang gue punya dari selingkuha bokap, keluarga gue terlalu fake ngga hiks gak ada ke hangatan sama sekali di dalamnya kadang gue capek harus akting kalo gue anak paling bahagia punya orang tua kayak mereka hikss"

Angga menghapus air mata tasya lalu membawa tasya ke dalam pelukannya tasya yang sudah tak bisa membendung air matanya akhirnya tumpah dalam pelukan angga

"shuuut sya gue akan selalu ada buat lo gue janji"

Angga melepaskan pelukannya lalu jongkok untuk menyesuaikan tasya yang sedang duduk di depannya, angga mengangkat wajah tasya menghapus air matanya menarik sudut bibir tasya untuk tersenyum

"gue akan selalu ngejaga senyum ini, gue kan udah pernah bilang sama lo senyum lo adalah alasaan seseorang untuk bahagia jangan pernah nangis kayak gini lagi lo jelek"
"makasih ngga"
"udah gak usah nangis nangis lagi lo jelek kalo nangis ingus lo kemana-mana"
"iih angga resek haha

Tasya memukul tangan angga pelan dengan tawanya

"gitu dong senyum kan cantik"
"makasih ya ngga"
"iya makasih mulu lo,  udah sana tidur udah malem besok kita kan balik"
"iya lo juga good night angga"
"good night syasha"
"kok syasha?"
"ajinomoto"
"itu sasa angga aah"
"hahhaha udah sana tidur"
"iya"

Tasya pergi masuk ke dalam kamar meninggalkan angga yang sekarang sedang duduk di ayuna

"ma dia rapuh ternyata senyumnya hanya topeng ma, ma aku pengen dia tertawa lepas seperti tadi aku ingin menjaga senyumnya selamanya"

Angga menatap langit malam yang entah malam ini bintangya bersinar dengan indah berdampingan dengan bulan purnama

"ngga"

Anga menoleh ke arah suara yang ternyata neneknya dengan senyuman angga bangun dari ayunan lalu mempersilahkan neneknya untuk duduk

"nenek kenapa belum tidur?"
"belum bisa,  tadi nenek gak sengaja liat kamu sama tasya"
"nenek dengar?"
"kamu suka sama taysa?"
"kok malah nanya balik sih nek"
"kamu itu jawab pertanyaan nenek jangan ngalihin"
"kan nenek yang gak jawab pertanyaan aku"
"udah pinter ngejawab kamu sekarang ya"
"hehe diajarin kakek"
"kakek kamu itu emang nanti nenek yang ngajarin kakek kamu supaya ngajarin cucunya yang baik aja"

Angga hanya tersenyum mendengar ocehan neneknya

"ngga?"
"hmm"
"kalo kamu suka sama tasya jangan pernah kamu sakitin dia ya dia gadis yang rapuh, yang dia butuhin cuma kasih sayang, dia mirip mama mu hatinya yang lembut mudah sekali terluka apalagi tasya dan keluarganya tidak memiliki hubungan baik"
"iya nek"
"jadi kapan kamu akan nembaknya?"

Angga hanya diam dan tersenyum entah kenapa dia kikuk

"jangan lama-lama nanti dia ambil orang cewek itu butuh kepastian ngga"
"iya"
"kamu ini cuma iya iya aja kapan?"
"iya nanti angga pikirin"
"bener ya jangan lama-lama keburu tasyanya diambil orang"
"iya nek"
"yowis nenek tidur dulu kamu juga tidur udah malem"
"tadi pakek bahasa sunda sekarang jowo gak konsisten"
"yang penting kamu ngerti toh"

Angga hanya tertawa melihat kelakuan sang nenek, angga pun masuk ke dalam kamarnya



Itulah cara ku mencintai mu melihat mu tersenyum pun aku sudah bahagia walaupun bukan aku alasan mu tersenyum ❤

celebrity love story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang