Tujuh

1.6K 151 1
                                    

Aku memasukkan tas ransel berisi barang-barang Zena. Mulai dari pakaian dalam, baju kasual hingga baju tidurnya. Hari ini aku, Caden, Zena dan beberapa warrior akan pergi ke Silent Dawn Pack. Lupus Deus akan dipimpin oleh Gamma-ku sementara aku dan Caden pergi. Perjalanan menuju Silent Dawn bisa dibilang cukup lama, sekitar lima sampai enam jam dengan mobil. Kami semua pergi dengan membawa dua mobil SUV.

Zena masih mengantuk saat aku masuk ke mobil, dan aku bersyukur. Itu artinya Zena akan tertidur selama perjalanan. Aku tidak tahu seberapa banyak waktu anak kecil butuh tidur. Selama Zena bersamaku, yang ia lakukan hanyalah bermain bersama Caden, menonton tv, dan kalau sudah lelah ia akan tidur di kamarku.

Aku sedang membuat kamar kosong di sebelahku untuk kujadikan kamar Zena. Rencananya, aku ingin menghubungkan kamar Zena dan aku, dengan pintu di dalam kamar yang saling berhubungan. Aku membuat itu dengan suatu alasan. Aku tahu yang Zena alami di Crescent Red Pack akan terus teringat di kepala kecilnya. Aku pernah merasakannya, bahkan sampai sekarang. Ada kalanya saat aku tidur, mimpi buruk tentang pembantaian Lupus Deus selalu muncul, menghantuiku dan membuatku tidak bisa tidur walau hanya sekejap saja, dan aku yakin Zena juga akan mengalami itu.

Tanda-tandanya sudah mulai muncul. Mulai dari Zena yang selalu gelisah dalam tidurnya, keringat dingin di keningnya, rengekkan kecil yang keluar dari mulutnya, bahkan sampai teriakkan ketakutan. Zena masih beruntung karena aku selalu bersamanya saat gadis kecil itu tidur. Aku selalu memeluknya saat otaknya memutar mimpi buruk dalam tidurnya, membisikkan kata-kata kalau semuanya baik-baik saja, kalau Zena baik-baik saja. Aku selalu melindunginya.

"Kau tahu acara apa yang diadakan di Silent Dawn?" kepala warrior-ku bertanya pada Caden yang duduk di kursi penumpang, aku dan Zena duduk di kursi belakang, sementara orang-orang yang kubawa ada di mobil lain.

Kepala warrior Lupus Deus bernama Eros, pria berusia sekitar dua puluh tahunan. Memiliki rambut coklat dengan matanya yang serasi. Eros adalah pria dengan tubuh paling besar yang pernah kutemui, tubuhnya sangat besar dan ia terlihat seperti binaragawan. Jika dibandingkan denganku, bisa dua kali lipat perbedaannya. Namun, di balik perawakkannya yang besar, Eros memiliki hati yang lembut. Seorang pria yang memiliki titik lembut dengan anak kecil, terlebih pasangannya yang kini sedang hamil muda.

Naomi sangat berbeda dengan Eros, mereka benar-benar bertolak belakang. Kalau Eros adalah pria tubuh besar dengan kelembutan di baliknya, Naomi adalah perempuan dengan tulisan 'I don't give a fuck' di keningnya. Perempuan bertubuh kecil, berambut merah keriting dengan mata hijaunya bukanlah perempuan yang bisa kau ajak main-main. Namun, Naomi juga sama lembutnya dengan Eros. Naomi punya titik lemah dengan anak kecil. Hanya orang dewasa yang membuat Naomi masa bodoh dengan mereka. Naomi memiliki masa kecil yang buruk sehingga ia tidak percaya dengan orang dewasa selain anak kecil dan juga pasangannya.

Caden mengangkat bahunya. "Di dalam surat tidak dikatakan acara apa, tapi kuyakin mereka akan mengumumkannya saat acara dimulai," Eros mengangguk lalu mata coklatnya bertemu dengan mata kelabuku melalui kaca spion di atasnya.

Eros tersenyum lembut padaku, dan itu membuatku takut setengah mampus. Maksudku, melihat pria bertubuh besar tersenyum lembut dengan mata coklatnya yang menghangat tentu terlihat menakutkan. Saat matanya melihat Zena yang tertidur di pangkuanku, senyumannya tambah lebar.

"Kau bukan hanya alpha yang terbaik, Alpha Demetria," katanya lalu kembali fokus ke jalan. "Kau juga bisa jadi seorang ibu yang diimpikan seorang anak," ucapnya tanpa mengalihkan matanya dari jalan.

Aku bisa mendengar kejujuran pada nada suaranya. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih sebelum mataku melihat ke jendela, memperhatikan pohon-pohon yang perlahan mulai menghilang dan tergantikan dengan bangunan-bangunan di pinggir jalan. Lupus Deus terletak jauh di dalam hutan, bersembunyi di balik rimbunan pohon yang lebat dan tinggi. Tidak ada manusia yang tahu tempat itu selain manusia serigala. Saat pertama kali Lupus Deus dibangun, seorang penyihir kuat memantrainya agar tidak terlihat dengan manusia biasa.

King's LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang