Delapan Belas

620 97 19
                                        

Apa yang terjadi pada Alaricus dan aku sebelumnya seperti tidak pernah terjadi sama sekali. Mungkin terdengar seperti aku adalah pecundang terbaik yang pernah ada, tapi aku menjauhi Alaricus sebisa mungkin begitu ia mengatakan sesuatu yang membuatku masih terpikir sampai saat ini. Bahkan aku tidak bisa tidur karena mengingatnya sepanjang malam.

"Kau punya hati, hanya saja mereka tidak bisa melihatnya seperti aku melihatnya." Omong kosong.

Aku berusaha menyembunyikan hatiku sebaik mungkin, tapi sepertinya tidak untuk Alaricus. Pria itu sepertinya bisa melihatnya tanpa masalah. Semenjak kematian orangtuaku, aku belajar bagaimana caranya untuk tidak menggunakan hatiku.

"Kau siap, Demi?" aku menoleh dan mendapati Felicity yang berdiri di depan pintu kamarku yang sudah terbuka. Aku meminta Felicity untuk memanggilku dengan namaku, bukan jabatanku.

Aku mengangguk sebelum menghampirinya dan menutup pintu kamar.

Malam ini Silent Dawn mengadakan pesta pantai dan mengundang Lupus Deus untuk datang. Aku tidak ingin datang sebelumnya, tapi aku tidak ingin dianggap tidak sopan karena tidak menghadiri undangan tuan rumah.

Zena sudah tertidur di kamar Isabelle. Saking lelahnya gadis kecil itu bermain air selama berjam-jam membuat Zena sudah tertidur sejak matahari terbenam. Silent Dawn memang melakukan acaranya di pantai seharian ini. Sore harinya adalah waktu untuk anak-anak bermain di pantai. Membuat istana pasir, bermain air, atau hanya sekadar mencari kerang dan duduk menikmati sore.

Malam harinya adalah untuk orang dewasa atau remaja. Aku yakin kebanyakan dari mereka hanya datang untuk mabuk dan melepas penat. Aku keberatan dengan itu semua. Maksudku, aku tidak ingin berkumpul dengan orang-orang dengan mulut bau alkohol atau tubuh yang penuh keringat sehabis menari dengan liarnya sepanjang malam, tapi aku tidak punya alasan untuk tidak datang. Kecuali aku membangunkan Zena dan memintanya untukku tetap tinggal.

Alaricus membuat pesta pantai tanpa alasan. Mengatakan ia ingin semuanya menikmati malam yang damai sebelum beberapa pack datang besok untuk rapat tahunan yang akan di adakan dalam waktu dekat, dan aku menerima alasan masuk akal itu.

"Kau terlihat... " aku memandangi Felicity dari atas sampai bawah. Mata berwana madu Felicity menatapku penasaran. "Cantik," gumamku.

Felicity tersenyum lebar mendengar itu. Aku tidak biasanya memberikan pujian, tapi Felicity terlihat lebih dari biasanya. Memakai gaun berwarna merah selutut, dengan tali tipis di pundaknya. Saat Felicity memutar tubuhnya, aku mendapati bagian belakang punggungnya yang terbuka, rambut sebahunya menutupi sebagian itu tapi tidak menutupi bokongnya yang hampir kelihatan. Aku meringis melihat itu. Otakku menjelajah ke tempat lain, berasumsi kalau pasangan yang di mabuk asmara itu akan melakukan hal yang kotor setelahnya. Beruntung kamar mereka tidak berada tepat di sebelahku.

Caden menunggu kami di depan pintu. Pria itu menggunakan kemeja putih yang digulung sampai lengan dan celana pendek hitam. Aku tidak tahan untuk tidak memutar mata melihat ekspresi Caden begitu mata birunya melihat Felicity. Caden menatap Felicity seperti perempuan itu adalah mangsanya dan Caden sudah tidak makan selama seminggu. Seperti air liurnya menetes ke lantai begitu ia melihat Felicity.

"Wow." gumamnya. Aku memutar mataku sekali lagi.

Perkiraanku tidak salah. Begitu aku memasuki area pantai, aku langsung menemukan beberapa orang yang sudah mabuk. Berjalan sempoyongan dengan gelas plastik merah di tangan mereka. Bau keringat dan perairan pantai yang berasal dari lautan bukanlah perpaduan yang bagus.

Suara percikan api terdengar tak jauh dari ku, berasal dari api unggun di tengah-tengah lingkaran. Menghangatkan orang-orang yang mengelilinginya. Suara petikan gitar akustik terdengar, bersamaan nyanyian yang bermelodi. Tiga orang memangku gitarnya masing-masing, memainkannya dengan irama yang menyatu. Aku mengenali beberapa di antara mereka sebagai remaja yang disapa Alaricus waktu kami berjalan di pantai kemarin.

King's LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang