Raut wajah papa berubah. Dari yang tadinya ramah, berwibawa. Sekarang merah padam. Mama memeluk Clara. Sambil terus-terusan berucap "kok bisa si Ra?" membuat Clara makin keras tangisnya. Dia merasa sangat bersalah.
"apa kamu melamar Clara karena ini, Zyan? "gertak papa.
"baru saja kamu berkata akan menjamin kebahagiaan anak saya, tapi sebelum berjanji kamu sudah berbuat sejauh itu pada anak saya!" lanjut papa emosi.
Om Zyan menunduk, tak kuasa membalas tatapan papa.
"Zyan, lihat saya!" teriak papa lagi.
Clara menciut di pelukan mama. "pa, sabar.. Jangan teriak-teriak. Dengarkan dulu penjelasan mereka." ucap mama sabar.
"saya salah pak, saya sangat menyesal,saya minta maaf. Saya akan bertanggung jawab." jawab om Zyan.
"Clara masih 17 tahun kamu tau! Bahkan dia saja belum lulus, kamu sudah menghancurkan masa depannya. Oke kalo untuk menikah muda saya masih bisa menerima, tapi kalo untuk punya anak.. "papa menutup wajahnya dengan kedua tangan. Papa merasa gagal mendidik anak perempuannya.
"pa.. Jangan salahin om Zyan, ini juga salah Clara, Clara gak bisa jaga diri. Tapi Clara sayang sama om Zyan, begitu juga dia sayang Clara." Clara berbicara di sela-sela tangisnya.
Papa bangkit dari duduknya dan berjalan mondar-mandir.
"lalu Zyan.. Misalkan Clara tidak hamil, apa kamu juga akan melamarnya saat ini juga? "tanya papa.
"iya pak, saya sangat mencintai Clara sejak pertama saya bertemu dia. Dan saya juga tidak main-main ketika memutuskan untuk bersamanya. Saya juga sudah tidak remaja lagi. Saya mencari calon istri bukan hanya sekedar pacar.
"saya tetap akan menikah dengan Clara sekalipun saat ini dia tidak sedang mengandung anak saya."jelas om Zyan panjang lebar.
Papa mengurut dahinya. Segala macam pikiran berkecamuk.
"baiklah.. Saya dari awal memang sudah sreg dengan kamu, tapi saya tidak menyangka akan sejauh ini. Lalu bagaimana dengan sekolah Clara? Sebentar lagi dia akan lulus, tapi kalo sudah hamil begini. "sesal papa.
"asal belum ada yang tau kita bisa menutupinya pak." jawab om Zyan.
"tapi kalo teman-temannya tau Clara akan sangat malu." mama memotong pembicaraan.
"Clara udah siap ma, Clara gak akan malu, Clara bahagia, Clara senang akan punya anak dari om Zyan. "ucap Clara.
"di sekolah hanya Vicky yang tau pa, Clara akan berusaha menutupi sampai lulus. Vicky akan membantu Clara. Yang Clara ingin hanya restu papa mama, dan juga Clara mohon maafin Clara karena udah bikin papa mama kecewa sama Clara." lanjut Clara sambil sesenggukan.
"sudah.. sudah.. Ini sudah terjadi, papa memang kecewa tapi harus bagaimana lagi selain menerima. Syukur Zyan adalah laki-laki yang baik Ra. Kalo tidak, papa tidak bisa membayangkan akan bagaimana kamu nantinya. "ucap papa lirih.
"sekali lagi saya minta maaf pak, bu. Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya sebagai laki-laki. Saya akan menikahi Clara secepatnya. Agar jika ada orang lain yang tau, Clara tidak akan malu.
"nanti setelah Clara lulus baru kita akan menggelar resepsi. " om Zyan menjelaskan pada papa.
"baiklah.. Segera urus surat-surat kalian. Dan Zyan, bagaimana dengan orang tuamu?"tanya papa.
" mama saya sudah tau tentang ini pak, dan mama saya sayang sekali dengan Clara. Mama tidak keberatan, bahkan beliau sangat senang karena akhirnya saya akan menikah dan akan segera punya anak. "jawab om Zyan lega.
"Besok mungkin saya akan ajak mama kemari untuk berkenalan dengan bapak dan ibu. Lalu minggu depan saya akan menikahi Clara, mungkin hanya keluarga kita saja saat ini." om Zyan melanjutkan.
Papa diam saja mendengarkan om Zyan bicara. Papa masih agak sedikit shock walau bisa menerima.
"kalau begitu saya pamit pulang dulu, pak, bu. Saya harus bertemu keluarga saya untuk membicarakan kelanjutanny. "pamit om Zyan.
" yaa.. Silahkan. "jawab papa singkat.
"saya pulang dulu ya Ra, besok saya kesini sama mama. Jangan pikirin macem-macem ya, yang penting kamu sama baby sehat oke." ucap om Zyan lembut sambil menghapus air mata Clara.
Clara mengangguk dan tersenyum sedikit. Lalu mengantarkan om Zyan ke mobilnya.
"bye baby.. See u tomorrow yaa.." ucap om Zyan pada perut Clara.
"bye daddy.. Take care. I love you. "ucap Clara.
"I love you too." balas om Zyan.
Clara kembali masuk setelah mobil om Zyan menghilang di balik tikungan.
Mama sedari tadi melihat mereka dari pintu. Ada haru, bahagia, sedih melihat putrinya dan om Zyan.
Clara merangkul mamanya. "maafin Clara ya ma, Clara bukan anak yang baik."
"jangan bicara seperti itu, walau mama sedih tapi kamu tetap anak mama yang baik. Semoga kamu bahagia ya sayang. "ucap mama lembut.
Papa masih duduk di ruang keluarga. Sorot matanya tampak lelah dan frustasi. Clara menghampiri papa lalu memeluk papa.
"Clara minta maaf ya pa, Clara bikin papa kecewa." ucap Clara kembali menangis.
"papa sayang kamu Ra, papa hanya masih kaget dengan semua ini. Kamu gadis kecil papa, sudah tumbuh jadi gadis remaja yang cantik. Waktu begitu cepat berlalu. Semua sudah takdirNya, semoga kamu bahagia nak. "ucap papa.
Clara semakin erat memeluk papa. Maafin Clara pa." ulang Clara lirih.
Ada air mata papa menitik di punggung tangan Clara. Tapi nasi sudah menjadi bubur, toh Zyan adalah laki-laki yang baik, semoga bisa membimbing Clara dan membuat Clara bahagia,batin papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om
General FictionClara, gadis berusia 17 tahun, masih Sma. Naksir berat sama om Zyan. Pengusaha muda, ganteng, tajir, berusia 35 tahun dan sudah punya tunangan " aku gak takut, sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung, yang udah married aja bisa ketikung...