12

9.2K 289 4
                                    

Clara akhirnya masuk sekolah setelah 3 hari gak masuk. Dia sengaja menggunakan masker, agar tidak membaui yang aneh-aneh yang membuat dia mual. Bisa berabe kalau ada yang tau dia muntah-muntah nanti.

"kamu belum kasih tau om Zyan, Ra? Tanya Vicky sewaktu mereka di kantin.

"belum, nanti aja tunggu dia kesini. Siang ini dia dateng kok.. Ada meeting tentang maximum makanya kesini lagi." jelas Clara.

"kamu ini, kenapa bisa sejauh itu sih? " Vicky nampak prihatin melihat sahabatnya. Awas aja om Zyan kalo sampai gak tanggung jawab,batin Vicky.

"entahlah vic, terjadi gitu aja, mungkin saat itu suasana mendukung. Pertama kalinya waktu aku mau minta putus itu." lanjut Clara.

"masa sekali doang langsung hamil sih? Ucap Vicky agak sedikit kencang.

"aduuuh berisik banget sih, jangan kenceng-kenceng dong, kamu pengen aku cepet-cepet bunuh diri ya. "Clara ngomel-ngomel.

Vicky menutup mulutnya sambil mengacungkan 2 jari.

"kalian ngomongin apa sih, berduaan mulu sekarang, gak pernah bagi-bagi ke kita." Raya manyun karena akhir-akhir ini jarang diajak cerita oleh kedua sahabatnya ini.

"duh gitu aja baper deh, enggak cerita apa-apa kok. " ucap Vicky.

" alaah paling bahasannya gak jauh dari om-om. "ledek Raya.

Mereka lalu tertawa. Setidaknya suasana seperti ini, ketawa bareng temen-temennya sedikit menghilangkan penat di pikiran Clara. Untungnya juga om Zyan ke Jogja lagi, jadi dia bisa membagi bebanya pada laki-laki terkasihnya itu. Apalagi ini juga hasil perbuatan dia juga. Biar adil.

Malamnya Clara menemui om Zyan di Maximum. Om Zyan tak sempat menjemputnya di rumah karena begitu turun dari pesawat dia langsung ke Maximum untuk meeting hingga petang.

Clara selalu saja cantik. Apalagi mau bertemu sang pujaan hati. Dia mengenakan sweatshirt berbahan lycra warna abu tua. Dipadu dengan celana tartan warna senada dan sepasang sneackers. Rambutnya seperti biasa dikuncir kuda.

Clara menunggu om Zyan muncul sambil menikmati gelato yang dipesannya tadi.

"Hallo sayang, lama nunggu ya? Sapa om Zyan sambil menepuk bahu Clara.

Di tempat ini mereka gak bisa bermesraan layaknya orang pacaran. Karena para karyawan di sini taunya om Zyan sama tante Rima.

"enggak kok om, Clara juga belum lama." jawab Clara.

"mau kemana kita malam ini hmm? Tanya om Zyan lembut.

"disini dulu deh om, Clara lagi makan gelato nih, mau nambah lagi dong. " rengeknya mesra.

"manjanyaa.. Coba kalo ga di sini, udah aku peluk kamu." om Zyan gemas mendengar rengekan manja Clara.

Om Zyan lalu menyuruh waiters menyediakan gelato yang di mau Clara. Tentu saja Clara berbinar-binar wajahnya melihat gelato ukuran jumbo yang disajikan.

"tar kalo gendut saya gak tanggung jawab loh"ledek om Zyan.

"Biarin.. Tapi kalo aku nanti gendut, om tetep suka gak? " goda Clara tiba-tiba, padahal Clara memancing juga. Kan lama-kelamaan kalau usia kehamilannya semakin besar dia akan ikut ngembang juga.

" saya selalu suka kamu Clara. " jawab om Zyan tersenyum manis sekali. Dasar raja gombal.

Setelah Clara menghabiskan gelatonya mereka keluar dari Maximum. Om Zyan melajukan mobil Clara menembus jalanan Jogja.

Tiba-tiba Clara nyeletuk." om, Clara pengen wedang ronde."

"oke.. Kita ke alun-alun selatan ya. "ajak om Zyan.

Sesampainya disana, om Zyan memesan wedang ronde. Lalu Clara menunjuk ini dan itu. Akhirnya meja mereka penuh dengan makanan. Ada cilok, batagaor, siomay, sosis bakar, telur gulung. Jajanan anak kecil semua. Dan semua itu adalah keinginan Clara.

Om Zyan sampai geleng-geleng melihatnya."kamu kok jajan beginian segini banyak, emang beneran dihabisin? Tar saya lagi yang jadi tong sampah."

Namanya juga lagi ngidam, batin Clara.

"om.. Clara mau ngomong serius. " ucapnya sambil menikmati jajanannya.

" trakir kali kamu bilang mau ngomong serius, kamu minta putus. Kali ini enggak kan? " selidik om Zyan.

" emang enggak, tapi Clara mau minta dikawinin eh dinikahin maksudnya. Kalo kawin kan udah mpphfff. "lanjut Clara tertawa geli mendengar ucapannya sendiri.

" anak bandel yaa.. Ngawur kalo ngomong, tempat umum ini. "omel om Zyan walau akhirnya dia juga ikut tertawa.

"tapi Clara serius om." Lanjutnya. "Clara serius minta dinikahin."

Om Zyan diam saja sambil menikmati makanannya.

"Clara hamil om. " ucap Clara akhirnya.

Om Zyan memandang tepat di manik mata Clara. Mencari kebenaran disana.

"serius? Hanya itu yang keluar dari mulut om Zyan.

" iya serius om, di perut Clara ada calon anak om. " jelas Clara sambil mengelus-elus perutnya.

Om Zyan memang tampak kaget, tapi lalu bisa menguasai keterkejutannya.

"udah periksa?" tanya om Zyan.

Clara menggeleng."belum, cuma baru di tespack.

"kenapa gak ke dokter? Kamu ini sembrono. "omel om Zyan, yang membuat Clara melongo. Diluar ekspetasi Clara respon om Zyan mendengar kabar ini. Tapi Clara seneng sih.

" om gak kenapa-kenapa kan? Tanya Clara bingung.

"kenapa apanya?"om Zyan balik bertanya.

"om tau Clara hamil tapi kok gitu responnya?" ucap Clara bingung.

"ya saya harus gimana dong? Kan saya mau kamu ke dokter, biar lebih aman, lebih detail infonya. Kamu masih 17 tahun Ra, agak sedikit riskan kalo tidak ditangani dengan tepat. " jelas om Zyan yang makin bikin Clara melongo.

" om senang Clara hamil? " tanya Clara.

" sangat senang sayang, I love you so much. "jawab om Zyan sambil mengecup puncak kepala Clara.

" aaah om bikin Clara mau nangis. "ucap Clara sambil memeluk erat om terkasihnya ini.

Clara merasa sangat dicintai. Respon om Zyan yang luar biasa. Sangat di luar ekspektasi Clara.

"trus kita ngomongnya gimana om, Clara takut mama papa marah, belum tar keluarga om,sekolah Clara, trus tante Rima?

"kita pikirkan nanti ya, kita selesaikan satu per satu ok." jawab om Zyan menenangkan Clara.

"siapa aja yang udah tau Ra?tanya om Zyan

"cuma Vicky om.

Om Zyan sedikit lega, karena baru Vicky yang tau, jadi masih aman untuk Clara menyelesaikan sekolahnya. Ya Tuhan sebenarnya ini sangat diluar rencana, tapi Clara hamil, aku harus bisa menenangkannya, walau aku sendiri bingung bagaimana nanti menghadapi yang ditanyakan Clara tadi,tapi diluar semua itu, aku sangat bahagia, aku akan punya bayi dari rahim gadis yang amat kusayangi ini, batin om Zyan.

"Besok kita ke dokter ya." kata om Zyan lembut sambil membelai rambut Clara.

Clara mengangguk. Entah harus bahagia atau bingung. Yang pasti semua akan dihadapi bersama.








I Love You OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang