2 minggu berlalu setelah acara lamaran,Clara tetap menjalani aktivitas seperti biasa. Sekolah seperti siswa lainnya. Walau kadang kalau pagi dia suka mual-mual, tapi masih bisa teratasi.
Apalagi sekarang orang tuanya sudah mengetahui. Jadi ada yang mengawasi dan membantu Clara melewati kehamilannya.
"morning guys! "sapa Clara ketika memasuki kelasnya.
Alisa dan Raya diam saja, hanya Vicky yang membalas. Wajah Alisa dan Raya pun tampak seperti sedang bete.
"pada kenapa burem amat?" Clara tak menyadari aura seram teman-temannya.
"gini yang namanya sahabat? Gak pernah cerita tau-tau udah mau married aja. "omel Raya yang di iyakan Alisa.
Clara memandang sekeliling takut ada yang dengar. Lalu melihat ke arah Vicky meminta penjelasan.
" sorry Ra, aku keceplosan. "cengir Vicky sambil menunjukkan dua jariny.
Clara menghela nafas." oke, aku minta maaf, karena kalian udah tau, aku akan jelasin. "
Clara pun mulai jelasin kenapa mereka tidak diberitahu. Untungnya mereka sahabat yang saling pengertian. Jadi mereka mengerti alasan Clara, demi kelancaran semuanya. Mereka juga berjanji akan menutup mulut rapat-rapat.
" maafin aku ya guys. "ucap Clara sambil memeluk mereka bertiga.
"udah jangan maap-maapan mulu, dikira lebaran apa." Raya mencairkan suasana.
Mereka tertawa bersama. Memang lebih lega sih kalau udah share ke teman dekat. Tapi Clara mewanti-wanti mereka agar tidak sampai keceplosan lagi.
Ketika pulang sekolah Clara melihat ponselnya. Ada notif chat masuk dari nomor tak dikenal.
Clara membukanya.
+62 : saya tunggu kamu di depan sekolah. Mobil hitam AB xxxx RM
Clara : maaf anda siapa ya?
+62 : jangan banyak bertanya, keluar saja nanti juga tau siapa saya.Clara bingung, entah siapa gerangan yang menghubunginya.
"Kenapa Ra?" tanya Vicky yang heran liat raut wajah Clara.
"ada yang chat aku kaya gini. Kira-kira siapa ya?" Clara menunjukkan chat dalam ponselnya.
"siapa sih? Yuk kita lihat aja. "Vicky mengajak Clara untuk ke gerbang sekolah.
Clara dan Vicky melihat ada mobil hitam yang dimaksud berada di depan sekolah.
Lalu pintu mobil bagian kemudi terbuka dan muncul seorang wanita yang cukup cantik. Rambut panjang bergelombang dihiasi highlight warna terang. Mengenakan blouse berwana biru langit berpadu skinny jeans dan sepatu highheels. Sungguh gambaran wanita metropolis. Dia memakai kacamata hitam, bibirnya yang sensual merah merona.
"tante Rima?" Vicky menyebut nama itu terkejut.
Clara yang mendengar ucapan Vicky juga tampak kaget. Mau apa dia, batin Clara.
Tante Rima berjalan mendekati Clara dan Vicky.
"hai vic, apa kabar?" sapa tante Rima tanpa tersenyum.
Raut wajah tante Rima tampak seperti orang yang siap menerkam orang hidup-hidup.
"ee.. Baik tante, tante apa kabar?" jawab Vicky basa-basi.
"baik, sangat baik,oiya kamu yang namanya Clara? " lanjut tante Rima, pandangannya beralih pada Clara. Sorot matanya menghujam tepat di manik mata Clara.
"iya tante." jawab Clara lirih.
"saya ada perlu dengan kamu, bisa kita bicara sebentar?" tanya tante Clara dengan intonasi yang tak ingin ditolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om
General FictionClara, gadis berusia 17 tahun, masih Sma. Naksir berat sama om Zyan. Pengusaha muda, ganteng, tajir, berusia 35 tahun dan sudah punya tunangan " aku gak takut, sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung, yang udah married aja bisa ketikung...