Sudah satu minggu clara di rumah sakit. Dan dia masih belum sadarkan diri. Rambutnya yang panjang dipangkas habis hingga tak menyisakan sedikitpun. Kepalanya dibalut hingga seluruhnya tertutupi. Hanya menyisakan wajahnya saja. Pelipis kirinya juga diperban karena sobek. Bekas luka goresan kuku tante Rima juga masih ada walau sudah samar. Kaki kirinya juga di gips. Lalu bagian tubuh yang lain juga diberi penyangga karena ada beberapa tulangnya yang patah. Masker oksigen juga masih terpasang begitu juga sonde di hidungnya, selang infus dan monitor jantung yang suaranya membuat yang mendengar akan merasa miris.
Om Zyan tak pernah pulang. Dia selalu berada di rumah sakit. Walau semua memintanya untuk pulang sekedar beristirahat sejenak. Tapi om Zyan tidak mau.
Berita kecelakaannya Clara sudah terdengar di seluruh penjuru sekolah. Namun soal Clara yang hamil dan akhirnya keguguran tidak ada satupun yang tau kecuali Vicky, raya dan Alisa. Mereka juga sering menyempatkan datang menjenguk Clara.
Sanak saudara dari Clara maupun om Zyan datang silih berganti. Begitu juga teman-teman sekolah Clara juga guru-guru.
Mama papa Clara, oma tuti dan mama papa Vicky juga bergantian menjaga Clara. Atau sekedar menggantikan om Zyan yang nampak lelah tertidur di kasur khusus yang disediakan rumah sakit di rawat inap Vvip.
Polisi juga sudah bertindak. Mereka meminta keterangan dari saksi mata termasuk Vicky, juga orang-orang di sekitar terjadinya kecelakaan.
Ruangan tante rima dijaga oleh polisi. Karena tante Rima sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"bangun sayang, kamu sudah tertidur cukup lama, saya kangen sama kamu. "om Zyan menggenggam jemari Clara. Om Zyan benar-benar terpukul. Dia harus kehilangan calon bayinya juga hampir kehilangan Clara.
Tiba-tiba jemari Clara bergerak menunjukkan reaksi. Om Zyan kaget lalu melihat ke wajah Clara. Mata Clara sedikit demi sedikit terbuka. Mengerjap-ngerjap.
"bu, Clara siuman. "ucap om Zyan pada mama Clara yang juga sedang menemani menjaga Clara.
Mama Clara lalu mendekat." Clara, sayang, syukurlah kamu sudah sadar nak. "ucap mama Clara sambil menangis.
" saya akan panggil dokter bu. "ucap om Zyan kemudian memencet tombol untuk memanggil dokter atau suster.
Tak lama kemudian suster datang." ada yang bisa kami bantu pak? "tanya suster itu ramah.
" sepertinya Clara sudah sadar sus, bisa minta tolong panggilkan dokter. "ucap om Zyan.
" baik pak, segera. "jawab suster.
Akhirnya dokter datang dengan ditemani 2 orang suster.
Dokter menyuruh om Zyan dan mama Clara untuk menunggu di luar. Mereka berdua tampak harap-harap cemas. Semoga tidak ada efek buruk dari kecelakaan itu selain bekas luka.
Setelah selesai memeriksa, dokter membolehkan om Zyan dan mama masuk.
"begini pak,bu, Clara memang sudah sadar tapi belum bisa diajak ngomong terlalu banyak, mungkin dia agak sedikit hilang beberapa memori tapi hanya sementara tidak seperti amnesia, ini hanya efek benturan saja. Lalu jangan terlalu banyak bergerak dulu, beberapa tulangnya belum tersambung secara sempurna karena baru satu mingguan. Nanti kalo dia sudah bisa duduk baru kita akan coba terapi untuk belajar berjalan. "dokter menjelaskan panjang lebar pada om Zyan dan mama.
" baik dok, kami akan patuhi semua perintah dokter, dan kami akan lakukan apapun juga demi kesembuhan Clara. "ucap om Zyan, lalu dokter pamit.
Om Zyan dan mama lalu mendekati Clara.
" sayang,tenang saya disini. "ucap om Zyan lembut sambil mencium kening Clara.
Clara memandang om Zyan agak lama baru kemudian tersenyum. Mungkin dia sejenak mengingat siapa gerangan laki-laki ini. Begitu ingat bahwa itu kekasihnya lalu Clara tersenyum.
"mama." ucap Clara lirih. Sondenya sudah dilepas, masker oksigen juga. Sekarang Clara memakai selang oksigen di hidungnya.
Mama mendekat lalu mencium Clara. "iya sayang, syukurlah kamu sudah sadar nak."
"om.. Kenapa Clara bisa kaya gini? "tanya Clara.
"kamu kecelakaan sayang, mobilmu menabrak pembatas jalan." ucap om Zyan bohong, untungnya Clara lupa pada hal-hal yang menyakitkan yang membuatnya trauma. Termasuk dia lupa bahwa dia waktu itu sedang hamil.
Paling tidak Clara untuk saat ini tidak akan merasa sedih karena kehilangan bayinya. Ini baik untuk kesembuhan Clara. Mungkin nanti setelah ingatannya pulih sempurna begitu juga kondisi tubuhnya, om Zyan akan menceritakan semuanya.
"terus pernikahan kita ditunda dong om? "tanya Clara.
" gak papa sayang, yang penting sekarang kamu pulih dulu ya. Jangan memikirkan hal lain selain kesembuhanmu oke. "om Zyan memberi pengertian pada Clara.
"rambut Clara habis, padahal om suka sekali rambut Clara. Om masih mau sama Clara?" tanya Clara polos.
"kamu ngomong apa sih. Apapun keadaanmu saya gak akan ninggalin kamu. Nanti juga tumbuh lagi kok."hibur om Zyan.
Clara mengangguk.
"sekarang istirahat lagi ya, biar cepat sembuh. Kata dokter, kamu belum boleh banyak bicara. "om Zyan membelai wajah Clara tepat pada bekas goresan kuku Rima. Om Zyan merasakan amarah yang belum padam. Tapi semua sudah diurus polisi. Rima akan merasakan akibat perbuatannya setelah keluar dari rumah sakit.
"om." panggil Clara. "istirahat ya. Om jangan capek-capek, biar mama yang nemenin Clara disini, om pulang dulu biar nyenyak tidurnya." ucap Clara lembut.
"iya sayang, saya akan pulang sebentar, nanti saya kesini lagi ya. "om Zyan mencium punggung tangan Clara. Cuma Clara yang bisa membuat om Zyan nurut untuk disuruh istirahat di rumah. Mama sampai speechless dan terharu. Begitu dalam cinta beda usia ini.
"iya Zyan, kamu pulang dulu, sudah semingguan kamu disini. Jangan sampai pekerjaanmu juga terbengkalai. "ucap mama.
" iya bu, saya permisi dulu, Clara.. Saya pulang sebentar ya. "pamitnya.
Clara mengangguk" hati-hati om. "
Setelah kepergian om Zyan, Clara menangis.
" kenapa sayang? Ada yang sakit? "tanya mama panik.
Clara menggeleng sambil terisak." Clara dengar penjelasan dokter tadi, Clara memang agak lupa kejadian-kejadian sebelum ini, bahkan Clara lupa bagaimana bisa kecelakaan. Tapi Clara gak lupa ma kalo Clara waktu itu sedang hamil. Sewaktu Clara koma, Clara selalu didatangi anak kecil lucu yang menuntun Clara untuk kembali pulang ma. "cerita Clara, air matanya tak terbendung.
" sudah sayang, ini sudah takdir Allah. Allah lebih sayang janinmu. Mungkin Allah punya rencana lain. Kamu mungkin masih terlalu muda untuk diberikan tanggung jawab itu. Nanti suatu saat Allah akan ganti sayang. "mama menghibur Clara, walau mama sendiri juga menangis.
Clara mengangguk." Clara hanya pura-pura gak inget mah, soal bayi Clara. Clara gak mau om Zyan makin sedih. Dia sudah sangat terpukul dengan keadaan Clara sekarang.
"iya sayang, mama tau. Sekarang kamu istirahat lagi ya. "ucap mama memotong pembicaraan agar Clara tak berlarut dalam kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Om
General FictionClara, gadis berusia 17 tahun, masih Sma. Naksir berat sama om Zyan. Pengusaha muda, ganteng, tajir, berusia 35 tahun dan sudah punya tunangan " aku gak takut, sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung, yang udah married aja bisa ketikung...