Tibra mengeratkan pelukkanya, wanitanya ini menangis semakin jadi. Ia tahu bahwa wanitanya ini sama seperti dirinya. Sekuat apapun wanita ini mendirikan dinding pertahannya, tapi jika hati sudah berlabuh pada satu cinta. Maka dinding pertahanan itu akan tetap hancur. Wanita ini tidak bisa membohongi perasaanya, beginilah jadinya jika wanita ini mencoba menahan hatinya. Lihatlah betapa tersiksanya jika seperti ini.
Tidak pernah terlintas dipikirannya untuk berkata cinta kepada seorang wanita. Cinta itu adalah perasaan seseorang terhadap orang atau materi, yang membuat dirinya ingin memiliki. Sederhana memang defenisi cinta, tapi ia tidak menyangka bahwa dibalik itu memiliki kekuatan yang maha dahsyat.
Karena di hadapan wanita inilah ia berani melewati apapun. Ia berani menentang keputusan orang tuanya, berani melakukan tindakkan yang di luar kendalinya. Pantas saja orang di luar sana, mengorbankan apa saja demi orang yang dicintai. Ia pernah menonton film Titanic yang disutradarai oleh James Cameron, di mana Leonardo Dicaprio dan Kate Winslate. Mereka mewakili kekuatan cinta, untuk jutaan manusia di muka bumi ini. Dengan cinta, mereka melewati berbagai rintangan, agar cinta mereka bersatu.
Ia tidak percaya bahwa dirinya sekarang melewati masa itu. Energi itu begitu kuat, bersama wanita di hadapannya ini. Ia bahkan tidak sanggup untuk mengungkapkan isi hatinya seperti apa, yang pasti apapun akan ia lakukan, agar bersama wanita ini.
Ia tidak peduli orang menganggapnya laki-laki bodoh, karena ia menyia-nyiakan wanita sejuta pesona, demi wanita sederhana. Inilah kekuatan cinta, cinta sungguh mampu mengubah kehidupan yang ia anggap mudah, kini menjadi menjadi teramat sulit ia pahami. Ia yakin bersama wanita ini, ia akan bahagia. Wanita inilah yang ia inginkan.
Tibra melonggarkan pelukkanya, ia menatap wajah Hanum. Ia memandang iris mata bening itu. Ia hapus air mata itu dengan jemarinya.
"Saya tidak suka melihat kamu menangis," ucap Tibra.
"Bertahanlah di sisi saya," ucap Tibra, dan ia mengecup puncak kepala Hanum.
Hanum mencoba menahan isak tangisnya. Ia memandang Tibra, laki-laki itu seperti biasa tetap tenang. Tibra meraih tangannya, dan ia melangkah mengambil paperbag yang ia bawa tadi. Laki-laki itu menyelipkan paperbag itu ke jemarinya.
"Saya membawakan kamu pakaian, berdandanlah yang cantik untuk saya," ucap Tibra.
"Kita mau kemana?" Ucap Hanum parau.
"Nanti kamu akan tahu, saya tunggu kamu disini" ucap Tibra.
Hanum memandang Tibra, ia menguatkan hatinya dan mengikuti apa mau laki-laki itu. Hanum melepaskan tangannya dan masuk ke kamar. Ia memandang sekali lagi laki-laki yang tidak jauh darinya. Iris mata itu seakan mengatakan semua baik-baik saja dan dirinya adalah miliknya. Ia lalu menutup pintu itu dengan rapat.
Beberapa menit kemudian, Hanum telah menyelesaikan ritual mandinya. Ia membuka paperbag itu, ia memandang ada tiga kotak di dalam paperbag. Hanum membuka kotak yang pertama, ia terpana memandang sebuah gaun berwarna putih, dan jas berwarna senada. Hanum juga membuka kotak ke dua, ia merasa malu karena itu kotak itu berisi underware berwarna putih tulang. Ia tidak yakin laki-laki itu membelikan pakaian ini untuknya sendiri, ia menduga bahwa Dian lah yang membelikan untuk dirinya. Hanum membuka kotak yang terakhir, ia melihat seperangkat alat make up. Laki-laki itu seakan tahu apa yang ia perlukan.
Jujur setelah ia menangis di pelukan Tibra, hatinya sedikit lebih tenang. Sebaiknya ia akan mengikuti apa kata hatinya. Ia tidak ingin memendam apa yang ia rasa, karena jika rasa itu di tahan, hatinya semakin sakit. Ia tidak ingin menangis lagi.
Hanum menatap penampilannya di cermin. Dress ini begitu cantik, dan sangat pas di tubuhnya. Dress ini seakan tercipta untuk dirinya. Ia akan berdandan untuk laki-laki itu, walau ia tidak tahu, apa maksud Tibra melakukan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA CINTA CEO (SELESAI)
Romance"Kamu namanya Hanum?" Tanyanya. Hanum mengangguk, suara itu terdengar sexy. "Iya" ucap Hanum. "Saya, Jonatan, panggil saja Jo". Hanum mengerutkan dahi, masalahnya nama itu sedikit berbeda dari nama yang dibilang Sam, itu adalah Beny bukan Jonatan. ...