3. Be [lie] ve {II}

4.5K 287 25
                                    

"Apa maumu tuan min yang terhormat? Bukankan kau sudah punya segalanya? Apa yang kau harapkan dari ku?" Tanya Seokjin dengan berat hati.

Yoongi tersenyum seraya berjalan mendekati Seokjin, memutari tubuh Seokjin sambil mengamati dari atas ke bawah. Senyum nya kian melebar tatkala menatap tangan Seokjin yang berada diatas perut besar nya. Yoongi dengan santai mengelus perut Seokjin, sedangkan sang empu memicingkan mata tak suka.

"Singkirkan tanganmu dan katakan apa perlu mu dengan ku aku muak satu gedung dengan mu," ucap Seokjin sembari menjauhkan tangan Yoongi dari perutnya.

Yoongi hanya terkekeh melihat tingkah divensif yang di tunjukkan Seokjin pada nya. Dia memasukkan tangannya ke dalam kantung coat coklat kebanggaan nya.

Yoongi berdehem sebentar sebelum membuka pembicaraan, " aku ingin kau memberikan bayi itu padaku setelah dia lahir. Apa kau sanggup?"

"Apa hak mu mengambil bayiku?" Tanya Seokjin dengan suara tercekat.

"Kau lupa? Kita membuat nya bersama-sama, kau masih bertanya apa hak ku? Jelas saja aku lah ayahnya," jawab Yoongi dengan senyum sombong nya.

Seokjin menggertak kan gigi mendengar apa yang Yoongi ucap kan,"Aku tak peduli akan hal itu, ini anakku, aku yang mengandung nya. Kau tak berhak apapun atas bayi ini," ucap Seokjin seraya menatap tajam tepat pada mata Yoongi.

Yoongi tersenyum miring sembari balik menatap Seokjin, "kau tahu aku menginginkan bayi itu, aku bisa mengatakan pada suami bodoh mu itu bahwa kau pernah berhubungan dengan ku sampai menghasilkan bayi yang sekarang kau kandung dan kau lindungi itu."

"Namjoon takkan pernah percaya padamu, kau tak punya hati. Kau tahu? Orang tua mu tidak pilih kasih kepada kalian berdua, hanya kau yang merasa begitu. Orang tua mu memanfaatkan kepintaran namjoon untuk menaikkan saham perusahaan keluargamu yang sekarang kau duduki tahtanya. Tak sadarkah kau jika dirimu menang karena namjoon bukan karena usahamu sendiri. Kau itu tak berguna, tak bisa apa-apa hanya bisa meminta dan meminta kau itu sampah, benda menjijikkan yang tak bisa digunakan itulah deskripsi atas dirimu yang menyombongkan kekuasaannya yang kau dapat dari adik angkat mu yang kau bilang bodoh tadi. Namjoon bahkan bisa lebih berjaya daripada perusahaan mu yang turun temurun sedangkan perusahaannya baru saja bangkit dan dimulai dari 0," hina Seokjin pada yoongi yang sekarang menampakkan tatapan kejamnya.

Sedangkan dilain tempat, namjoon tengah terpaku menatap komputernya atau lebih tepatnya menggarap semua laporan yang harus dikoreksi nya. Dia telah selesai mengkoreksi laporan dalam bentuk berkas, dan sekarang ia mengkoreksi laporan dalam bentuk e-mail dari bawahan nya yang dia kirim tugas keluar kota.

Disaat Namjoon berkonsentrasi handphone miliknya berdering menandakan adanya telepon masuk, Namjoon melihat id nomornya terlebih dahulu dan ternyata telepon dari Seokjin. Namjoon mengangkat benda pipih itu dan menempelkannya di telinga miliknya.

"Hallo jooniee. Kau sedang sibuk sayang?"

"Tidak juga, ada apa hm?" Tanya Namjoon balik.

"Bisa jemput aku di kafe depan TK?"

"Oke aku berangkat sekarang tunggu aku." Ucap Namjoon seraya berdiri.

"Aku tunggu jangan lama lama."

"Hm."

Namjoon melangkahkan kakinya keluar ruangannya, sebelum sang ayah angkat menyuruhnya pulang. Namjoon segera melajukan mobilnya agar istrinya tidak terlalu lama menunggu. Di parkiran ia melihat mobil yang tak asing bagi nya.

Namjoon segera memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam kafe tanpa banyak berpikir dan bicara. Kepalanya menengok kesana kemari mencari keberadaan sang istri, namjoon menggaruk tengkuknya bingung saat dirasa istrinya tak ada dalam kafe.

"Permisi tuan, apa anda yang bernama Kim Namjoon?" Tanya seorang pegawai kafe.

"Ya saya sendiri ada apa?" Tanya namjoon balik.

"Istri anda menunggu di private room." Ucap sang pegawai setelah itu meninggalkan Namjoon yang menggerutu tentang bagaimana ketidak sopanan sang pegawai yang meninggalkannya begitu saja tanpa mengantarnya ke private room atau berpamitan terlebih dahulu.

Namjoon melangkahkan kakinya nya kearah meja kasir, "bisa antar aku ke private room?" Tanya Namjoon pada kasur yang menganggur di belakang meja kasir.

"Bisa tuan, mari saya antarkan." Ucap sang pegawai sembari berjalan keluar meja kasir dan mendahului Namjoon.

Dihadapannya sekarang adalah pintu besar berwarna coklat tua, Namjoon memberikan tip pada sang pegawai lalu membuka pintu tersebut. Netra nya menatap lurus kedalam dimana ada sepasang sofa merah maroon berhadapan, diantara sofa itu ada meja ukir dan sepasang lilin. Tak lupa istrinya yang duduk manis disalah satu sofa. Namjoon menggertakkan giginya tatkala melihat kakak angkatnya duduk dihadapan istrinya sedang memandangnya dengan tatapan mencemooh.

Namjoon masuk kedalam ruangan untuk menarik Seokjin pulang.

"Ayo pulang." Titah namjoon pada Seokjin.

"Sebentar namjoon aku ingin bicara padamu." Sela Yoongi sebelum Seokjin bicara.

"Apa yang ingin kau katakan Hyung?" Tanya Namjoon sedikit tergesa tak mau meladeni lebih jauh kakak angkatnya itu.

"Anak yang di kandung Seokjin adalah anakku," Ujar Yoongi membuat Namjoon tak terima.

"Apa yang kau katakan Hyung, jaga batasan mu, ini anakku," ucap Namjoon dengan penekanan di kata 'anakku'.

"Kau tidak tahu apa apa Namjoon, dia, yang kau sebut istrimu itu seorang jalang yang menggodaku saat kau dan dia me-"

"CUKUP HYUNG, DIAM. JANGAN KATAKAN APAPUN TENTANG ISTRIKU, KAU YANG TAK TAHU APA APA!!!" Bentak Namjoon di depan wajah Yoongi yang mengeras menahan emosi juga.

"Kau akan tahu sendiri nanti," ucap Yoongi sinis lalu meninggalkan Namjoon dan Seokjin dalam kebisuan mereka.

"Kau mempercayai ku Namjoon ah?" Tanya Seokjin pada Namjoon.

Namjoon mengangguk menanggapi pertanyaan Seokjin barusan.

"Ayo pulang, kau pasti lelah," ajak Namjoon di buahi anggukan Seokjin.

"Ayo," ucap Seokjin seraya mengulurkan tangannya dan disambut rengkuhan namjoon di sekeliling bahunya. Namjoon menggandeng tangan Seokjin saat membuka pintu. Sedangkan Seokjin tersenyum melihat perhatian Namjoon.

Tanpa Namjoon sadari Seokjin tersenyum saat melihat pertengkaran Namjoon dan yoongi tadi.

✓•tbc•✓

Jangan lupa vote, share juga komen.
Vote itu GERATIS! Vote kalian bagi author itu berharga.

Note:

Tamat. Hiyayayayyaya, apa maksudnya ya? Tebak sendiri ok.

28 Agustus 2019, 17: 40 PM

Written by : goldchizy.
Or
송용서

Namjin one shot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang