Namjoon berdehem sebentar untuk menutupi kegugupannya. Ini adalah momen yang paling ditunggu nya selama ini. Hari mengikat janji suci sehidup semati sampai reinkarnasi. Tertangkap dalam netra nya, seorang wanita berparas cantik dengan polesan make up tipis juga tubuh yang berbalut gaun indah berwarna putih, menggambarkan sang pemakai yang memiliki hati yang suci seputih kain sutra yang dia pakai sekarang. Jangan lupa dengan mahkota yang bertengger manis di rambutnya menambah kesan elegan namun sederhana dari sang wanita
Dialah pengantin nya. Meski di jodohkan, mereka bisa menerima satu sama lain dan tidak keberatan dengan semua tuntutan kedua pihak orang tua. Karena memang, pernikahan ini dilaksanakan untuk bersama-sama menyelesaikan segala tuntutan itu satu persatu. Nama wanita itu Kim Seokjin, berumur 27 tahun dan, dia carier. Perlahan, Seokjin berjalan dengan anggun menuju altar tanpa menghilangkan senyum manis miliknya bagai sihir yang mampu menghipnotis semua orang yang melihat nya.
Namjoon mengelapkan telapak tangan nya yang berkeringat dingin ke sisi celana panjangnya untuk menghilangkan rasa gugup yang seolah menguasai pikiran dan tubuh nya. Tiba-tiba Namjoon berpikir untuk minum sebentar atau jika perlu berlari kerumah dan menyembunyikan diri di kamar seharian. Kenapa gugup nya tidak hilang juga?
Namjoon bergerak gelisah saat dirasa Seokjin makin dekat dengan altar dan mulai meniti anak tangga satu persatu. Dia mendapat tepukan pelan di bahunya dari sahabatnya yaitu Hoseok, "kau bisa." Ucap hoseok dibarengi tangan yang mengepal, sedangkan Namjoon tersenyum dan menghembuskan nafas perlahan, detak jantungnya mulai berdetak dengan tenang dan teratur. Hoseok kembali mengelus pundak Namjoon dan memberi gesture semangat saat Namjoon menoleh kearahnya.
Seokjin sudah tiba di hadapannya. Ayah Seokjin tersenyum lalu meletakkan tangan Seokjin diatas telapak tangannya. Seokjin memberikan senyumnya pada Namjoon saat tatapan mata mereka beradu. Pendeta mulai membaca ayat-ayat Alkitab dengan tenang dan khidmat, sampai pada inti acara yang sudah lama dinanti. Namjoon meneguk ludahnya kasar seraya mengeratkan tautan tangannya dengan tangan Seokjin. Sedangkan Seokjin sibuk menenangkan calon suaminya dari kegugupan dengan cara meremas pelan tangan pria yang berada di sampingnya ini.
"Saudara Kim Namjoon, bersediakah Anada menerima saudari Kim Seokjin sebagai istri anda, di masa sulit dan senang, di sakit dan sehat, di hari ini sampai esok selamanya, di tangis dan bahagia, dan bersediakah anda setia kepada saudari Kim Seokjin sampai maut memisahkan?" Tanya sang pendeta pada Namjoon yang mendengarkan dengan seksama dan telinga yang terbuka mengingat kata-kata pendeta yang panjang sepanjang ayat Alkitab yang pendeta tadi bacakan.
"Ya, saya Kim Namjoon bersedia menerima Kim Seokjin sebagai istri saya, di masa sulit dan senang, di sakit dan sehat, di hari ini, esok, dan selamanya, di tangis dan bahagia, dan mencintainya sampai reinkarnasi tiba, juga bersedia setia sampai maut memisahkan, reinkarnasi dipisahkan, dan saling menemukan." Jawab Namjoon lugas dengan senyum terpatri dengan indahnya. Namjoon berterimakasih kepada Tuhan yang memberinya otak yang cepat menghafal. Jadi, dia bisa berucap begitu lugas walau jantung yang berdetak gila-gilaan dalam dada kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namjin one shot story
Fanfictioncerita one shot namjin. Tolong hargailah author yang mengenaskan ini dengan vote❤️, share🖇️ and comment.✒️ Please give me your vote.❤️ Warning!!! GS Rate M 🔞⚠️ © Written by : @goldchizy or 송서진