20. Friends

2K 100 5
                                    

Suara musik berdentum kencang dalam rungu Seokjin yang sedang menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri. Meski dia tidak sedang berada di antara kerumunan orang yang sedang bergoyang dengan pasangan masing-masing, Seokjin tetap berusaha menikmati hidup nya dalam balutan musik yang sangat kencang. Sesekali Seokjin akan mendongakkan kepalanya menanti kedatangan temannya yang sudah dia undang sebelumnya.

Club ini adalah milik Seokjin yang diberikan orangtuanya setelah mereka membuka cabang baru di lain kota. Jadi Seokjin yang mengelola club sekaligus menjadi pelanggan club miliknya. Walau Seokjin tidak perlu membayar segelas wine yang dituangkan di gelasnya, tetap saja harga yang tertera memang membuat semua orang yang mengunjungi club nya mengernyit parah, tapi kernyitan itu memudar saat menyicipi semua minuman yang disediakan club dan berada di daftar menu.

Karena apa? Seokjin dan keluarganya membuat semua minuman itu sendiri sehingga mereka mengetahui bagaimana khasiatnya walau sekali tegukan. Oh, ini bukan untuk anak muda labil yang sok kaya, bahkan orang dewasa yang memang 'kaya' karena pekerjaannya saja dibuat kehilangan kesadaran apalagi para bocah ingusan yang masih meminta uang orang tua? Jadi Seokjin melarang keras adanya anak di bawah usia masuk kedalam night club miliknya yang memang diperuntukkan untuk yang sudah dewasa dan memiliki setidaknya kekayaan yang belebih.

Beberapa teman Seokjin datang dan melambaikan tangan mereka pada Seokjin. Diantara mereka ada Hoseok, Jimin, Yoongi, Taehyung dan Jungkook. Dan Seokjin segera melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan, setelah semua teman Seokjin yang datang duduk di kursi yang disediakan, Seokjin menyuruh mereka memesan apapun yang mereka inginkan. Setelahnya Seokjin memasang senyumnya pada teman-teman nya.

Hoseok yang berada di samping kanan Seokjin menyenggol Seokjin dengan siku nya dan memainkan alisnya saat melihat seorang pria bersetelan formal dengan dasi yang dilonggarkan berjalan masuk dari pintu masuk club. Tubuh tingginya memudahkan Seokjin untuk melihatnya yang cukup menjulang diantara orang-orang. Seokjin memalingkan wajahnya agar tidak bersitatap dengan pria itu.

"Yo! Dude." Hoseok mengulurkan tangannya dan pria itu menjabat tangan Hoseok dan segera melepaskan nya saat menatap Seokjin yang ogah-ogahan melihatnya.

Pria itu memijit pelipisnya, " Jinseok," panggil pria itu.

Seokjin melihat pria itu dan menghela nafas berat, " Yes sir? Is there anything I can help you with? and my name is Seokjin sir, not Jinseok."

" Alright Seokjin, can I talk to you? just you and me. we need to talk about something." Pria itu Namjoon. Seorang CEO muda yang sangat tergila-gila pada Seokjin yang hanya menganggapnya sebagai 'teman' meski demikian, Seokjin pun menaruh 'minat' pada Namjoon. Hanya saja ego nya terlalu tinggi hingga dirinya mencampakkan perasaan Namjoon begitu saja setelah melalui malam panas berdua untuk pertama kalinya.

Seokjin menggigit bibir bawahnya dan melirik kedua wanita yang berada di samping kirinya. Sedangkan yang dilirik hanya mengangguk dan memberikan tatapan polos pada Seokjin dan mau tidak mau Seokjin pun berdiri, " okay, lewat sini sir." Seokjin menunjukkan jalan pada Namjoon ke sebuah lorong yang menghubungkan bar miliknya dengan restoran Italia yang juga merupakan salah satu aset dari sekian banyak list aset milik nya.

Membuka salah satu pintu private room setelah menyebrang antara dua tempat yang berbeda, Seokjin mempersilahkan Namjoon duduk di sofa yang berada pada ujung ruangan. Mereka duduk berhadapan dan Namjoon mulai mengeluarkan dominasi nya. Tatapannya menajam seolah-olah ingin membunuh Seokjin dengan matanya. Dia benar-benar kecewa dengan Seokjin yang menganggapnya seperti sampah sekali pakai. Dia memiliki hati yang tulus dengan meminta agar Seokjin bersedia menjadi kekasihnya, tapi apa? Setelah Seokjin menemukan kebahagiaannya Namjoon ditinggal sendiri dengan kehampaan hati.

Namjin one shot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang