13. Sayur Asem Pemikat Camer

52.1K 5.5K 412
                                    

Maaf baru update. Karena ide lagi ngalir di sini dan banyak yg minta cerita ini di-update, aku update Us Us dulu. Lagi banyak pesanan, Alhamdulillah, terus Alhamdulillah juga lagi banyak pengajuan naskah dan harus aku urus dulu, aku sendiri mau ngajuin naskah jg ke dreame, tapi non exclusive contracts, jadi masih bisa dipajang di wattpad, cuma nilai non exclusive lebih kecil dibandingkan yg exclusive. Aku masih mempertimbangkan kepentingan pembaca di wattpad nih makanya aku ajuin non exclusive biar masih bisa dipajang lengkap di wattpad. Padahal kalau diajukan kontrak eksklusif, nilainya jauh lebih besar hihihi. Gpp, mudah2an jadi kebaikan untukku karena nyajiin cerita yang aku harap bisa menghibur dan bermanfaat.
Silakan yg mau ngajuin naskah di dreame, bisa inbox ya.

Irene bersungguh-sungguh belajar memasak sayur asem bersama Mira di dapur pondok. Ia ingin menyajikan sayur asem terbaik di hadapan calon ibu mertua. Kata Mira, masakan enak bisa meluluhkan hati pria. Ini nyata, ada berapa pria yang jatuh cinta pada wanita karena masakan sang wanita yang enak?  Buanyakkk. Meski masakan enak bukan satu-satunya faktor pemicu jatuh cinta, tapi bisa menjadi salah satu faktor pemikat. Bahkan sang suami bisa semakin manis dan cinta jika sudah dimasakkan menu yang enak. Nih buktinya :

 Nih buktinya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin rajin. Semangat bantuin nyuci piring abis makan balado selama istri ada kepentingan di luar. 😂.

Jadi tak ada ruginya belajar memasak. Apalagi jika masakan bisa memikat hati calon mertua dan menjadi pemulus atas restu yang susah diberikan. Irene bertekad untuk memasak dengan serius. Dia harus membuktikan di depan calon mertuanya, bahwa dia memiliki bakat terpendam di balik casing-nya yang tidak meyakinkan. Dia akan berjuang sampai titik darah penghabisan!

"Irene ini bahan-bahannya ya, ada kacang panjang, labu siam, melinjo, daun melinjo, kacang tanah, tomat sama jagung. Bumbunya ada garam, gula Jawa, asam Jawa, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas, nah bisa pakai terasi juga sedikit, ini menambah cita rasa. Nanti pakai daun salam juga. Biar enak kuahnya bisa pakai kaldu bubuk, ini opsional aja."

Irene mendengar penjelasan Mira baik-baik.

"Langkah pertama kamu ulek bumbunya. Aku contohin ya." Mira memberikan contoh cara mengulek bumbu dengan cobek yang ukurannya cukup besar. Suara hentakan ulekan itu terdengar menggaung di segala sudut.

Mira mempersilakan Irene untuk mencoba mengulek bumbu. Dengan percaya diri Irene mencobanya. Ia pikir ia bisa melakukannya dengan mudah. Cuma ngulek mah nggak susah. Namun nyatanya, setelah ia mengulek bumbu, tenaga yang ia keluarkan begitu kencang hingga membuat bawang merah dan putih meloncat terbang ke awang-awang.

Mira tertawa cekikikan, "Hati-hati atuh Neng. Pakai feeling nguleknya. Jangan kayak lagi main gulat."

Irene ikut tertawa. Ia melemahkan tenaganya dan mulai mengulek pakai perasaan, bukan pakai tenaga segedhe tenaganya Samson.

"Ternyata ngulek juga susah-susah gampang. Pegel juga ya tangannya." Irene merasakan sedikit pegal di pergelangan tangannya.

"Ini belum seberapa. Kalau masak untuk penghuni pondok, ngulek lebih banyak dari ini. Namanya juga perjuangan untuk meluluhkan calon mertua." Mira tersenyum lebar.

Nikah Yuk, Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang