-Perjuanganmenghafal Quran sejatinya adalah perjalanan untuk menyempurnakan kedekatan kitakepada Allah. Saat langkah kaki keluar dari jalur-Nya, maka DIA akan membawakita kembali ke jalan yang benar. Saat semangat telah terjun bebas tersebabcobaan dunia yang menghimpit, DIA bahagiakan dengan kelapangan jiwa yangbahagia mencinta-Nya. Beginilah perjalanan menghafal Quran, sebuah bentuk jihadsepanjang hayat yang akan selalu menyadarkan kita tentang jalan pulang yanghakiki.- Ario Muhammad
****
Cinta, sejatinya lahir dari merekam pesona seseorang di dalam dada lalu merawatnya dengan rindu. Dalam waktu yang lama, pesona itu akan berganti dengan rasa yang mengganggu hingga perasaan bergemuruh itu terbit dalam getaran yang memabukkan. Dara tahu, memandang wajah Raffa yang punya wajah rupawan, bodi atletis, dan otak yang teramat cemerlang hanya akan membuatnya terpasung dalam pesona yang mengintai. Apalagi tawaran "marrying me" adalah perkataan sakral yang telah membuat jiwanya bergetar. Segera ia alihkan tatapan matanya yang bertemu dengan Raffa bersama istigfar yang terdengar lirih keluar dari bibirnya.
"Astaghfirullah ... Jangan bercanda yang berlebihan, Raffa. Kita ini sedang meeting untuk membahas perkembangan PhD-ku," Dara memecah keheningan yang telah berlangsung beberapa saat.
"Hahahaha ... Tenang saja. Aku masih profesional. Ya bolehlah sekali-kali menggodamu. Sama-sama masih sendiri juga, 'kan?" balas Raffa cuek.
"Hmm ... terus terang, aku paling benci digombalin laki-laki. Aku jago bela diri Raffa. Kalau kamu ulang lagi gaya bercandaan gombal seperti tadi, aku bisa menonjokmu," lanjut Dara. Entah kenapa, kali ini Dara serius. Ia ingin memberikan garis batas yang tegas antara dirinya dengan Raffa.
"Hahaha ... ok ... ok ... Itu yang terakhir. Ampun, Nona Dara," ucap Raffa terpingkal.
Beberapa waktu kemudian Dara sudah pamitan meninggalkan ruangan Raffa, meninggalkan lelaki berdarah Italia-Arab Saudi itu terdiam dalam lamunan. Raffa tahu, Dara telah mencuri perhatiannya. Kesantunannya, kerja kerasnya, dan wajahnya yang penuh cahaya seakan menjadi alasan untuk tertawan dengan sosok Dara. Ia sadar, hatinya sedang tak baik-baik saja.
***
Dara memegang mushafnya dengan tenang sambil menyandarkan tubuhnya di dinding musala, University of Bristol. Setelah zuhur seperti ini, dia rutin mengulang hafalan satu surah dalam Quran. Sekuat ikhtiarnya menjaga kalam Allah ini, maka selama itu pula hafalan 30 juz Quran melekat di kepala. Namun bayang-bayang senyum Raffa yang manis dengan mata biru, cambang tipis, dan wajahnya yang memesona seakan memporak-porandakan konsentrasi Dara.
Ia menutup mata sesaat lalu memulai rutinitasnya dengan istigfar seratus kali penuh penghayatan. Membersihkan semua kemaksiatan yang telah dilakukannya sengaja ataupun tidak disengaja sejak bangun sebelum subuh tadi, memurnikan memorinya untuk tak lagi mengingat wajah-wajah pengganggu hafalan Qurannya dan perkataan-perkataan tak penting yang diucapnya sepanjang siang ini.
Lalu mulailah Dara mengeja kembali Quran Surah Al Mu'min, Surah Makiyah yang berada di Juz 24.
"Bismillaahir rahmaanir rahiim ... "
"Haa-Miiim ... "
"Tanziilul kitaabi minallaahil aziizil 'aliim ..."
Hafalannya mengalir begitu lancar, memecah kesunyian ruangan musala setelah semua perempuan yang salat zuhur, kembali sibuk dengan kuliah mereka. Ia mulai melafalkan satu persatu ayat di surah Al-mu'min dengan tenang. Namun saat memulai ayat ke-19, konsentrasi Dara seakan mengabur. Kelabat wajah Raffa dengan pesonanya kembali mengisi ruang-ruang memori yang telah dihanguskan dengan istigfar berkali-kali. Dara mulai ragu melanjutkan bacaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) ISLAMMU ADALAH MAHARKU - VERSI INGGRIS - Telah TERBIT
RomancePertemuan dua manusia sesungguhnya tidak pernah terjadi tanpa ada alasan dibaliknya. Ada begitu banyak wajah-wajah yang kamu temui setiap hari, namun tak semuanya memiliki warna yang akan membuatmu selalu teringat. Ada yang datang dengan seutas seny...