"HANBIN JANGAN NAIK-NAIK RANGKA TENDA LAGI!!" teriak Bunda saat melihat anak ketiganya itu sedang menari-nari diantara tiang tenda hajatan, seakan sedang menari India.
"NGGA BUUN, INI MBIN LAGI JOGET," balas Hanbin dengan teriakan pula.
Pagi ini suasana rumah nenek benar-benar ramai, area belakang menjadi dapur untuk perasmanan, halaman depan dirombak menjadi area untuk siraman nanti sore.
Sedangkan untuk resepsi pernikahan diadakan di rumah Pakle Byungman, tepatnya di sebelah rumah nenek.
"Sowon itu aduuh udah biar Dahyun aja nanti, kamu gak usah." larang nenek saat melihat Sowon yang membantu menata perasmanan untuk sore nanti.
"Gak papa nek, cuma kaya gini aja ko" jawab Sowon sungkan.
"SAMLEKOOM." teriakan seorang gadis yang memasuki area tengah rumah "Nek, nih titipan dari eyang. Nanti siang eyang kesini."
"Simpen aja di belakang ya Jisoo, nanti kesini tolong bawain kue yang sudah diplastikin." titah nenek kepada Jisoo, sedangkan Jisoo hanya mengangguk saja.
"Nih Nek," kata Jisoo meletakan 2 kotak sedang yang berisi bolu untuk perasmanan "Bobby mana nek?"
"Udah jangan cari kelinci dulu," kata Nenek "itu bantuin masukin kue, acaranya bentar lagi mulai."
Jisoo memanyunkan bibirnya, tetapi akhirnya tetap menurut duduk di samping nenek dari kekasihnya itu.
"Kamu kapan nikahnya?" tanya nenek kepada Jisoo, sedangkan Jisoo yang sedang memasukan kue kedalam kardus hanya mengedikan bahunya.
"Desember katanya," jawab Jisoo tetapi langsung medapatkan cubitan dari nenek "Aaaaa neeek sakiit"
"Lagian kamu, desember bentar lagi. Masa belum nentuin tanggal"
"Ya ngomong ke Bobby atuh nek, masa ke aku." protes Jisoo manja "Woy Sowooon kuuuuh,," panggil Jisoo saat melihat Sowon yang datang menghampirinya.
"Kamu kenal Sowon?"
"Kenal dong," jawab Jisoo "Sowon sahabat aku,"
"Lah, ada yang mau temenan sama kamu Jis?" tanya nenek pada Jisoo.
"Aku bukan Bobby yang musuh sejuta umat ya neeek," kata Jisoo santai, sedangkan Sowon hanya tersenyum canggung. "Elo napa diem aja njir?" tanya Jisoo pada Sowon "biasanya juga bacot."
Sowon mencubit pinggang Jisoo memperingati sahabatnya itu.
"NENEEEK- eh Teh Jicuu" Teriakan Hanbin langsung berganti saat melihat Jisoo yang sedang duduk di dekat nenek.
"Maneh ti mana waee?" (kamu dari mana aja?) tanya nenek saat melihat cucunya itu sedang tiduran diantara kardus-kardus kecil untuk kue.
"Nganter makanan buat Pak Ansor," jawab Hanbin "sama di Jedun, tapi itu cucu nenek malah ngeluyur jajan seblak."
"Lah elo napa kaga ikut beli?" tanya Jisoo yang sedang memasukan kue kedalam kardus, lalu mengopernya pada Sowon.
"Di warung isinya emak-emak semua, nanti mereka suka sama gue kan bahaya," gumam Hanbin dan langsung mendapatkan pukulan oleh nenek dengan pisau kue.
"NEK ASTAGFIRULLAH, ETA PESO NEEK PESO, NACEB KA SUKU MBIN MAH TAMAT NEEK" (NEK ASTAGFIRULLAH, ITU PISO NEK PISO, NUSUK KE KAKI MBIN MAH TAMAT NEK) Teriak Hanbin heboh, padahal itu pisau cuma pisau kue yang plastik.
"HANBIIIN INI KASIHIN KE PAK RT" teriakan Bunda terdengar dari arah dapur.
"TEH JISOO AJA NOOH," teriak Hanbin menolak dan langsung kabur menuju halaman rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUSIN✓
Fanfiction[KIMcheees Series] Ketua : Mang Baek Anggota: Seluruh ponakan Mang Baek dari yang terwaras hingga yang tidak memiliki otak Mereka hanya berkumpul di waktu tertentu seperti lebaran dan libur akhir tahun perkumpulan para sepupu gila yang diketuai oleh...