Cemburu bukan harus kepada pasangan saja kan?
Orang bilang, cemburu artinya sayang.
Seseorang cemburu karena takut kehilangan orang yang ia sayang.
Teh Jiwon misalnya.
Yang merasa takut kehilangan perhatian dari kembarannya.
💩
Jiwon: Woy mau makan ga?
Jiwon: Jangan gawe aja, jaga kesehatanJin: Gue udah makan
Jin: Dibawain SowonJiwon menghela nafasnya saat membaca pesan balasan dari Jin.
Semenjak Jin memiliki kekasih, lelaki itu sudah tidak pernah merecokinya. Tidak pernah lagi datang ke apartemen Jiwon sembari merengek untuk dimasakan makanan, tidak ada lagi acara menculik Jiwon di akhir pekan untuk berjalan-jalan, bahkan Bom Chat Jin pun sudah tidak pernah Jiwon terima lagi.
"Kok sepi ya.." gumma Jiwon, sepertinya ia mulai merasa kehilangan sosok pengganggu yang biasanya membuat ia resah.
Dddrrrrtt.. Ddrrrttt..
Mas Seo is calling...
"Hallo.." jawab Jiwon saat tunangannya itu melepon, "ada di apartemen, kenapa?"
"......"
"Nagapain di parkiran?"
"...."
"Iya aku kebawah"
Jiwon langsung berlari menuju kamarnya, mengambil jaket dan dompet. Lalu keluar menuju parkiran karena Seojoon sudah menunggu.
💩
"Makan di luar aja.." kata Seojoon "kamu juga capek kan, udah ga usah masak"
Sepasang calon pengantin itu memang sedang berada di sebuah mall untuk mencari makan, Seojoon yang baru pulang dari rumah sakit langsung menjemput tunangannya agar mereka bisa makan berdua, sebelum mereka dipingit.
"Aku pengen makan bakmie deh Mas" pinta Jiwon "dari kemaren ngajakin si Jin kaga bisa mulu itu manusia, lagi betelur di pengadilan kali ya"
Seojoon terkekeh saat mendengar cerita Jiwon "yaudah, ayok", Jiwon lamgsung tersenyum saat keinginnanya dituruti langsung oleh Seojoon.
"Kamu tau, akhir-akhir ini si Jin gak pernah gangguin aku lagi" cerita Jiwon setelah mereka memesan makanan, keduanya asik mengobrol.bersama.
"Bukannya itu yang kamu mau?" tanya Seojoon "dulukan kamu selalu ngeluh kalo si Jin gangguin malam minggu kita, atau ngerecokin kamu kalo lagi di apartemen"
Jiwon menghela nafasnya, apa yang dikatan tunangannya itu benar. Ini yang Jiwon inginkan, seharusnya ia senang.
Tapi kenapa sekarang ia jadi merasa kehilangan?
💩
Esok harinya...
Tok.. Tok.. Tokk..
"Masuk.." titah Jiwon yang baru saja selesai melakukan praktik, hari ini banyak sekali anak kecil yang terserang flu, dan itu membuat Jiwon harus memeriksa mereka yang berobat hingga ia melewatkan jam makan siangnya.
"Jiiii" wajah Jin tiba-tiba muncul dari balik pintu, lelaki itu langsung masuk dan meletakan palstik bening ke atas meja kerja Jiwon "Bakmie yang elo mauu"
Jiwon mendengus saat melihat Jin sedang mengeluarkan bakmi tersebut dari plastik "gue udah coba," kata Jiwon dingin "semalem sama Mas Seo"
"Ya.. Gue kan belum coba" kat Seokjin menyodorkan semangkuk bakmie untuk Jiwon.
Sebenarnya Jin sudah tau, karena tadi pagi Seojoon menelponnya. Menceritakan apa yang Jiwon katakan kepadanya. Terutama tentang Jin yang tiba-tiba tidak seperti biasa.
Jin tahu. Dan ia memang sengaja melakukannya.
"Sorry ye akhir-akhir ini gue jarang muncul" kata Jin "eh tapi harusnya elo seneng ya gak ada yang ngerecokin lagi"
Jiwon menatap sinis kepada Jin, lalu kembali fokus kepada bakmienya "Jangan terlalu capek, inget tubuh lo juga butuh istirahat. Makan makanan teratur, kalo Sowon lagi ga bisa masakin buat lo dateng ke apartemen gue" kata Jiwon panjang lebar, tetapi matanya masih fokus pada mangkuk bakmie dan memotong mie menjadi lebih pendek.
"Jangan kaya gini Ji.." gumam Jin "Lo tau, Jiwon yang perhatian itu justru bikin gue susah ngelepas lu"
Jiwon mengakat kepalanya, menatap Jin yang wajahnya mulai menyendu.
"Setelah Idul Adha nanti, elo bukan lagi punya gue. Bukan lagi kembaran gue yang bisa gue ganggu, gue recokin, gue culik sebebas dulu" kata Jin, tatapan matanya kosong seperti sedang mengingat-ingat masa lalu.
"Lo tau, sejujurnya gue gak mau lo pergi" lanjut Seokjin "gue belum bisa ngelepas satu-satunya perempuan yang gue punya buat orang lain"
"Jii.."
"Tapi gue tau, gue akan jadi egois kalo larang elo buat nikah. Yakali kembaran gue jadi perawan tua"
Seokjin menarik nafas, awalnya ia tidak ingin membicarakan ini kepada Jiwon. Ia takut akan menjadi beban untuk kembarannya itu.
"Gue sedikit menjauh dari lo, itu karena gue lagi mempersiapkan diri" lanjut Jin "Gue berusaha supaya nanti gue gak kaget saat lo udah bener-bener berumah tangga dan ninggalin gue,"
"Jangan pernah mikir kalo gue akan ningg-"
"Gue tau, lo gak akan ninggalin gue, mungkin kita juga masih akan berada di kota yang sama seperti sekarang" potong Jin "Tapi tetep aja, elo udah jadi istri orang. Dan gue gak bisa sebebas dulu ngerecokin lo, nyulik lo bahkan nginep di apartemen lo"
"Lo tau dulu kenapa gue sering nyulik lo tiap malam minggu?" tanya Jin dan dijawab gelengan kepala oleh Jiwon "Karena gue cemburu, gue gak suka kembaran gue jalan sama cowok lain. Kim Jiwon yang dulu cuma berani keluar sama gue atau papah sekarang bisa jalan sama cowok lain"
Jiwon terdiam. Ia merasa cemburu karena Jin sekarang sudah memiliki seseorang yang dapat menggantikannya.
Tapi, sebenarnya sedari awal Jiwonlah yang sudah membuat Jin merasa cemburu dan tergantikan.
"Saat itu gue berfikir, sekarang saingan gue bukan cuma papah. Tapi ada satu lagi laki-laki yang dateng ke kehidupan lo"
Sepasang anak kembar itu terus saling mengeluarkan unek-uneknya. Mungkin Jin yang lebih sering, mengutarakan apa yang selama ini ia rasakan.
"Tapi, di waktu yang bersamaan gue sadar. Kalo elo udah dewasa, dan elo gak bisa selamanya kaya Jiwon yang yang dulu. Dari situ juga gue tau, akan tiba masanya dimana kita akan punya keluarga masing-masing, dan sulit untuk bersama"
Air mata Jiwon tiba-tiba menetes, entah mengapa ia merasa sendu. Seakan, akan berpisah lama dengan kembarannya.
"Lo saudara perempuan gue satu-satu, dan lo akan tetap jadi tanggung jawab gue. Tapi, ketika lo nikah nanti. Ada seseorang yang lebih bertanggung jawab atas elo" kata Jin, lelaki itu berdiri dan berjalan mendekat kepada Jiwon. Memeluk tubuh kembarannya itu yang sudah bergetar karena menangis.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
COUSIN✓
Fanfiction[KIMcheees Series] Ketua : Mang Baek Anggota: Seluruh ponakan Mang Baek dari yang terwaras hingga yang tidak memiliki otak Mereka hanya berkumpul di waktu tertentu seperti lebaran dan libur akhir tahun perkumpulan para sepupu gila yang diketuai oleh...